Bagian 17

72 22 5
                                    

Aku tanpa Erfan. Aku bersama Bara.

Hari demi hari ku lewati tanpa Erfan. Dia yang 3 tahun bersamaku, dia yang selama itu menetap dihatiku, tapi tidak lagi sekarang. Semenjak putus, dia memang masih menghubungku, dia masih berjuang untuk aku dapat kembali. Dia masih perhatian sama seperti waktu aku berpacaran dengannya.
Sayang, tidak ada pertemuan lagi semenjak kami putus. Dia yang selalu mengajakku jalan, tapi aku menolak. Aku tidak mau gagal moveon.

Hingga Juni 2011.

3 hari lagi, tepatnya tanggal 20 Juni nanti, aku akan pulang ke kampung dimana ayahku di lahirkan.
Ia tanah batak, Sumatera Utara. Aku akan berlibur cukup panjang disana.
H-1. Aku lupa bagaimana dulu, yang tiba tiba Erfan dan Harry bisa datang kerumahku, sementara itu rumahku sedang ada tamu yaitu 'Fitri' sekeluarga. Fitri ialah teman kecilku yang sekarang ialah teman satu SMK dengan Harry di Pati.
Aku pun keluar bersama Fitri dan menuju kamling sebelah rumahku, karena Erfan tidak mau masuk kerumah. Kaku, diam, dan agak beda rasanya. Aku yang enggan berbicara, begitupun Erfan. Kami terdiam cukup lama, dan aku hanya menanggapi Harry dan Fitri. Aku bisa melihat Erfan sebagai teman, tapi tidak dengan Erfan.
( sebelumnya di waktu libur panjang ini, aku sudah bertemu dengan Harry, berdua dirumah dan saling tukar cerita. Tak ketinggalan untuk menceritakan masalahku dan sebab mengapa aku memutuskan untuk sendiri, bukan karena Bara. Tapi karena aku sudah capek dengan tingkah Erfan yang tidak bisa menjadikan aku wanita satu satunya.
Harry pun mengerti, dia juga tau bagaimana bagaimananya Erfan ketika mendekati banyak wanita tetapi tetap mempertahankanku. Harrypun bercerita kalau dimalam tahun baru, ia diajak Erfan ke alun alun kota untuk bertemu teman chatnya. Kenapa dia baru bilang, karena Harry tidak mau aku tambah kepikiran. Berjam jam aku dan Harry bercerita, nasihat penuh nasihat ia lontarkan untukku, disini Harry memang cukup dewasa dadi Erfan)

Beberapa jam kemudian...
Aku memantapkan untuk aku besok pergi. Tiada kata lain yang kuingat dia hanya berkata sambil mendekatiku, berjabat tangan sebagai tanda perpisahan "aku tunggu kamu pulang" kemudian aku membalasnya dengan senyuman tanpa kata. Akhirnya Harry dan Erfan pamit pulang. Jujur kala itu aku masih berat, tapi jika tidak ditegakan, aku tidak akan cepat bisa moveon.

ZONA TEMANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang