PART 2 - 1

10.8K 719 4
                                    

2018
1 juni 18

HAPPY READING

PART 2 - 1

Leonard mengendarai mobilnya membelah jalan raya menuju salah satu bar elite milik sahabatnya, Blake Arsalan.

Seperti halnya Leonard, Blake juga berasal dari Indonesia. Pria itu mewarisi bisnis ayahnya di bidang hiburan. Hingga saat ini, di usianya yang ke-31, Blake sudah memiliki beberapa bar elite yang tersebar di kota London.

Leonard dan Blake berkenalan tujuh tahun lalu. Waktu itu tanpa sengaja mobilnya menyerempet mobil Blake hingga lecet. Alih-alih marah, Blake yang ramah hanya memaklumi kesalahan kecil tersebut.

Saat tiba di sana dan masuk ke salah satu ruang VIP, Leonard tersenyum samar tatkala melihat Carlos dan Blake sedang duduk di sofa mewah di ruangan itu sambil mengobrol ditemani sampanye.

Carlos Ridgeley adalah pria Inggris yang sudah menjadi teman dekat Leonard sejak di bangku kuliah. Saat ini Carlos memiliki perusahaan yang bergerak di bidang desain interior dan berjalan sukses.

Leonard memperkenalkan Blake pada Carlos hampir lima tahun lalu, dan sejak saat itu mereka bertiga berteman dekat dan banyak menghabiskan waktu bersama di sela-sela kesibukan masing-masing.

"Merayakan sesuatu?" tanya Leonard sambil mengangkat sebelah alis dengan heran. Ia duduk di kursi di antara Blake dan Carlos yang duduk berhadapan dibatasi oleh sebuah meja kecil.

Blake tertawa renyah sehingga alis Leonard terangkat semakin tinggi.

"Aku dan Denaya bertunangan, tadi malam," kata Blake dengan mata berbinar bahagia.

"Wah berita yang luar biasa! Selamat, Blake!" Leonard memajukan tubuh, mengulurkan tangan pada Blake yang disambut dengan jabatan erat.

Denaya adalah gadis Amerika Latin yang sangat cantik. Sudah hampir dua tahun Blake menjalin hubungan asmara dengan gadis itu. Dan selama ini, hubungan keduanya berjalan sangat lancar.

"Jadi kapan kau dan Denaya akan menikah?" tanya Leonard saat kembali duduk di sofa dan menuangkan sampanye ke gelas elegan yang sudah tersedia di meja.

"Rencananya musim gugur nanti," jawab Blake. "Pastikan kalian berdua mengosongkan jadwal untuk pesta pernikahanku."

Leonard tersenyum lebar. "Itu sudah pasti, Bung!"

"Kapan menyusul, Leo?" tukas Carlos.

"Jangan meledekku, Kawan. Kalian tahu aku masih sangat sibuk mengelola bisnis restoran ayahku. Aku belum memikirkan ke arah sana." Leonard tertawa.

"Sudah waktunya, Leo. Bisnismu sudah sukses. Tunggu apalagi? Berhentilah bekerja keras, Kawan," tambah Blake.

"Ya, jangan hanya bekerja keras di restoran saja, pikirkan juga untuk mulai bekerja keras di kamar tidur," timpal Carlos sambil tertawa.

Leonard dan Blake ikut tertawa, terbahak-bahak.


To Love You More (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang