PART 4 - 2

7.4K 498 4
                                    

Sejak beberapa tahun belakangan ini Leonard dan Lucas mengelola beberapa restoran khas masakan Indonesia milik ayah mereka yang tersebar di seantero London. Sementara itu sang ayah dan ibu memilih pensiun, tinggal di sebuah townhouse mewah di London, mengisi waktu dengan membangun panti sosial di Inggris, juga Indonesia.

Leonard berasal dari Yogyakarta, Indonesia. Lima belas tahun lalu mereka sekeluarga pindah ke London. Ayahnya yang waktu itu bekerja sebagai juru masak di sebuah restoran milik keluarga di Yogyakarta, ingin mengadu nasib di London. Tahun demi tahun berlalu, dan sekarang usaha ayahnya berkembang sangat pesat.

"Leo!"

Leonard mengangkat wajah dari laptop di depannya. Matanya menangkap sesosok gadis bertubuh indah dengan kaki langsing bersepatu hak tinggi yang melangkah anggun ke arahnya.

Mata biru cerah itu berbinar menatap Leonard.

Diam-diam Leonard menghela napas frustrasi. Satu wanita lagi berusaha mengusiknya... kali ini gadis Prancis yang cantiknya tak kepalang tanggung. Penampilan gadis itu sempurna bak supermodel papan atas.

Leonard membalas tatapan penuh semangat itu dengan sedatar mungkin.

"Hai, Julie." Leonard mengulas senyum malas.

Leonard berkenalan dengan Julie di pesta ulang tahun Flaris, bulan lalu. Dan gadis itu sepertinya langsung terpesona padanya saat pandangan pertama. Tanpa malu-malu, Julie mengejar Leonard.

Julie tiba di dekat Leonard. Wangi parfumnya yang mahal seketika menyentuh indra penciuman Leonard. Seharusnya Leonard terpikat oleh wangi memukau itu, tapi kenyataannya tidak. Jauh di dalam benak Leonard, ia justru memikirkan Amarra. Teringat wangi mawar nan eksotis gadis itu.

"Kau tidak hadir di pesta pertunangan kakakku," kata Julie dengan nada merajuk sambil duduk di kursi kosong di dekat Leonard meski tidak dipersilakan.

"Oh, itu—" Leonard meringis, berusaha mencari-cari alasan mengapa ia tidak hadir di pesta pertunangan kakak Julie meski gadis Prancis itu sudah berulang kali mengingatkan Leonard untuk datang. "Aku sibuk, Julie."

"Klise sekali," cibir Julie gemas. "Omong-omong, besok malam aku ingin kau menemaniku ke pesta ulang tahun temanku," kata Julie dengan penuh semangat dan melupakan kenyataan Leonard telah membuatnya kesal dengan tidak hadir di acara pertunangan kakaknya. Ia menggerakkan bibir sensualnya untuk menggoda Leonard. Bibir yang dipoles lipstik berwarna merah menyala itu sedikit terbuka, seolah mengundang Leonard untuk mencecap kemanisannya.

"Julie..." Leonard mendesah malas. "Aku tidak—"

"Ya, kau harus menemaniku. Aku tidak mau ditolak untuk kali ini. Aku butuh pasangan ke pesta itu."

Pasangan!

Itulah yang Leonard takutkan. Ia tidak ingin memberi harapan palsu pada Julie. Leonard memandang putus asa gadis cantik yang menatapnya dengan tatapan memuja yang terpancar terang benderang di mata sebiru laut itu. Bibir Julie bergerak-gerak lagi untuk menggoda Leonard.

Dan sejujurnya Leonard sangat tergoda untuk melumatnya. Sebagai laki-laki normal, tentunya ia memiliki hormon yang meledak-ledak, yang beberapa tahun terakhir ini terpaksa ia redam kerena harus fokus mengurusi bisnis restoran sang ayah.

Tapi sesaat kemudian, sebentuk bibir seeksotis kelopak bunga mawar melintas di benak Leonard. Bibir seksi Amarra. Dan pesona gairah yang ditebar bibir sensual Julie pun terkalahkan.

***

bersambung...

To Love You More (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang