PART 13

5.8K 467 5
                                    

Teman2, novel TO LOVE YOU MORE tersedia versi cetak dan ebook ya
Ebook bisa di purchase di GOOGLE PLAY BUKU
Sementara versi cetaknya READY STOCK, bs beli di saya di IG evathink atau wa 08125517788





PART 13

Leonard memarkirkan mobilnya di area parkir sebuah gedung perkantoran elite, tempat Amarra bekerja. Ia keluar dari mobil, menyusuri jalan menuju gedung. Di sekitarnya, bunga-bunga mekar bersemi dengan ceria. Keindahan dan wangi eksotisnya membelai indra penciuman Leonard, mengirimkan rasa nyaman yang menenangkan.

Leonard masuk ke dalam gedung, melewati sekuriti dengan aman lalu berhenti di depan resepsionis cantik.

Setelah berbicara dengan si resepsionis, Leonard disuruh menunggu di lobi.

Leonard pun duduk di lobi, menunggu kehadiran sang pujaan hati dengan perasaan tak sabar. Namun tiba-tiba suara dua orang yang berbicara menarik perhatiannya. Leonard mengangkat wajah dari ponsel yang sejak tadi ia mainkan untuk membunuh rasa tak sabarnya.

Darah Leonard berdesir tak menentu. Tampak sesosok cantik bertubuh tinggi langsing yang dibalut setelan mahal, berbicara dengan seorang pria tinggi gagah berwajah tampan. Setelan jas lengkap yang membungkus tubuh kekar itu terlihat mengilap dan mahal.

Keduanya tidak memandang ke arah lobi, tapi terus berbicara sambil berjalan menuju gerbang keluar.

"Semua sudah kuatur, James. Kau tenang saja," kata si gadis cantik.

Pria berwajah Asia yang dipanggil James itu tersenyum tipis, "kau memang selalu bisa kuandalkan, Julie."

Lalu kedua orang itu keluar, meninggalkan Leonard yang terpaku menatap semua itu.

Julie, gadis cantik yang mengejarnya ternyata rekan sekantor Amarra. Leonard mengernyit tak senang. Kenyataan yang baru ia dapatkan ini sama sekali tidak menguntungkan. Prosesnya untuk menjadi kekasih Amarra pasti tidak mudah jika ada rekan Amarra yang agresif juga menginginkannya.

"Leo."

Pikiran-pikiran Leonard buyar saat sebuah suara yang sangat dirindukannya memanggil namanya.

Leonard segera berdiri dan tersenyum lebar saat melihat Amarra berjalan menghampirinya di lobi. Dada Leonard bergetar. Gadis itu tampak sangat cantik bak bidadari turun dari langit. Setelan kerjanya yang sopan dan elegan, membalut indah setiap lekuk menawan tubuhnya.

Amarra tiba di dekat Leonard. Kini mereka berdua berdiri berhadapan dengan jarak tak lebih dari tiga meter.

"Amarra..." Leonard menyebut nama pujaan hatinya itu dengan suara dipenuhi rasa rindu.

Amarra tersenyum enggan, membuat Leonard merasa tidak enak hati. Mengapa Amarra tak tampak senang bertemu dengannya? Apakah sudah terjadi sesuatu? Atau jangan-jangan Amarra mengabaikan penjelasan Leonard kalau ia dan Julie tidak memiliki hubungan apa-apa. Jangan-jangan Julie dengan heboh bercerita pada rekan kerjanya kalau ia memiliki kekasih, dan pria itu adalah Leonard.

Kepala Leonard berdenyut. Rasa frustrasi membelit seluruh sarafnya.

"Ada apa mencariku, Leo?" tanya Amarra dengan alis terangkat samar.

"Aku..., aku merindukanmu, Amarra," ujar Leonard pelan.

Raut wajah Amarra yang datar dan cenderung sinis membuat Leonard merasa sangat frustrasi.

"Maukah kau makan siang denganku?"

Amarra terlihat ragu.

"Apakah ada sesuatu yang menganggu pikiranmu, Amarra? Aku—aku merasa kau berusaha menjauhiku. Ada apa?"

"Leo... aku hanya tidak ingin mengganggu hubunganmu dengan kekasihmu. Julie... dan gadis itu," kata Amarra dengan nada pelan nan berat.

Leonard terkejut. Amarra memang tahu tentang Julie, tapi Cherry? Dari mana Amarra tahu?

"Aku melihat kejadian di kafe malam itu."

"Oh." Pupuslah sudah harapan Leonard jika Amarra menolak memercayainya. "Aku tidak berpacaran dengan keduanya."

"Tapi—"

"Amarra, please, percayalah padaku." Leonard menutup jarak di antara mereka dan meraih tangan Amarra, meremasnya lembut. Ia mengabaikan mata si resepsionis atau petugas keamanan yang hampir juling mencuri pandang ke arah mereka.

"Leo...."

"Makan siang denganku, dan beri aku kesempatan menceritakan semuanya padamu, Amarra."

"Aku sibuk siang ini."

"Kalau begitu Sabtu malam nanti, Amarra."

Amarra memandang Leonard ragu. Ingin Leonard mengecup bibir semerah ceri itu dan menghapus semua keraguan yang terpampang di wajah cantik Amarra.

"Amarra."

Pembicaraan itu terganggu oleh sebuah panggilan.

Leonard dan Amarra serentak memandang ke arah asal suara. Tampak seorang pria tampan nan gagah bersetelan jas lengkap, memandang ke arah mereka. Di tangannya ia memegang seberkas dokumen.

"Adam! Aku akan segera bergabung denganmu." Setelah mengucapkan itu, Amarra kembali memandang Leonard. "Maafkan aku, Leo. Aku sedang sibuk. Sampai jumpa."

Amarra berbalik dan berjalan pergi.

"Kapan?" tanya Leonard.

Amarra menghentikan langkahnya dan menoleh sejenak. Ia menggerakkan tangan, memberi isyarat agar Leonard menghubunginya nanti.

Akhirnya Leonard mengangguk dan Amarra pun berlalu, bergabung dengan pria tampan tadi dan masuk ke sebuah ruangan.

***
Bersanbung...
Semoga suka ya... jangan lupa votw dan komen kawan2
Makasi

Love,
Evathink

To Love You More (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang