Ada yang nungguin kerusuhan antara pacar dan mantan? :v
Ini mungkin seru. Mungkin ya wkwkwk
Happy reading!^^
~°~°~
Sudah lebih dari setengah jam aku bertatapan dengan Soonyoung tanpa berucap. Ia duduk di kursi yang sengaja diletakkan di sisi ranjang dan memainkan tanganku meski matanya tak kunjung melepaskanku.
Jisoo Oppa tertidur di sofa yang terletak di ujung ruangan. Dia mungkin lelah karena aku seharian merepotkannya.
Wonwoo?
Jangan ditanya. Dia sudah pulang sejak tahu kalau mantanku akan datang dan mencium bau-bau kerusuhan. Dia bilang tidak mau ikut-ikutan (lebih tepatnya tidak mau repot) jadi memilih untuk pulang dan menyumpahiku sebelum pulang.
"Kau tidak akan bisa tidur malam ini! Haha! Kasihan sekali."
Begitu katanya. Tapi tenang, langsung kusumpal mulutnya dengan biskuit.
"Pulang sana..." ujarku setelah merasa bosan ditatap olehnya.
Ia mengerucutkan bibirnya. "Tidak mau."
"Kau harus bekerja besok," ujarku dengan penekanan.
"Kau lupa siapa aku? Aku Kwon Daepyeonim. Untuk apa aku memikirkan bekerja? Bolos sekali tidak akan jadi masalah."
Tak!
"Justru karena kau CEO harusnya kau loyal pada perusahaanmu."
Soonyoung semakin mengerucutkan bibirnya. "Aku tidak akan membiarkanmu bertemu mantan tanpaku!"
Senyumanku mengembang. Mungkin lebih terlihat seperti seringaian. Aku menaik-turunkan alisku dan menusuk-nusuk pipinya. "Ohh... Kekasihku cemburu huh? Takut aku berpaling pada mantan?"
"Diam!" serunya lalu mengembungkan pipi. Membuatku lebih gencar menusuk pipinya.
"Hanie kan tidak kau tandai sebagai mantan berbahaya," ujarku setengah meledek. Sengaja menyebutkan nama Jeonghan dengan cara lain untuk menggoda Soonyoung.
Soonyoung membulatkan matanya meskipun di mataku terlihat biasa saja. "Hey! Lihat caramu memanggilnya dengan akrab!"
"Kenapa? Mau kupanggil begitu juga? Nyoungie?" ledekku lalu tertawa keras-keras sementara Soonyoung menepis tanganku.
"Aku tidak mau disamakan dengannya!" serunya cepat lalu mengerucutkan bibir.
"Kenapa? Kau marah begini jadi mirip dengannya loh..." ledekku dengan alis naik-turun.
"Berhenti meledek!" serunya ketus.
Aku kembali tertawa ketika melihat telinganya mulai berubah warna menjadi merah. Warna merah itu merambat ke seluruh wajahnya ketika tawaku terhenti karena takut membangunkan Jisoo Oppa dan kuganti dengan cengiran lebar.
Sungguh, melihatnya seperti ini adalah hiburan yang paling tepat dan menyenangkan.
Ceklek...
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother in Law [Seventeen Imagine Series]
Short StoryHighest rank - #36 on Short Story 180818 #7 Imagine "Aku akan tetap tinggal. Aku tidak tega meninggalkan (y/n) sendirian di rumah. Abeoji, tolong biarkan aku menjaga (y/n) seperti apa yang Yoora inginkan." Kalimat itu merubah segalanya. Kalimat itu...