Yuhu~
Kembali lagi bersama LeeIndah7 jodohnya Wen Junhui yang lagi gak karuan galau tak menentu /apasih/
Maaf guys aku lagi gak jelas banget emang :(
Happy reading!^^
~°~°~
"Oppa... Berhentilah melakukan hal seperti itu. Itu mengganggu!"
Sungguh, melihatnya terus menghela napas berat dan mengusap wajahnya secara kasar adalah hal yang menjengkelkan. Ia terlihat tidak karuan. Itu justru membuatku merasa semakin gelisah.
Jisoo Oppa kembali menghela napas. Ia membenturkan keningnya pada stir mobil dan menyembunyikan wajahnya di sana. "Seharusnya aku tidak minum. Astaga... Aku tidak mengingat apa pun. Bagaimana bisa kau setenang itu?"
"Aku juga tidak mengingat apa pun. Lalu aku harus bagaimana? Memikirkannya juga percuma saja. Itu malah membuatku semakin frustasi," sahutku kesal.
"Kalau ternyata semalam terjadi sesuatu bagaimana?" tanyanya frustasi. Ia kemudian menatapku dengan tatapan memelas.
Aku menghela napas sebelum menepuk bahunya. "Kalau aku hamil kau hanya perlu menikahiku kan?"
Jisoo Oppa terlihat semakin frustasi. Ia kemudian menyerongkan tubuhnya menghadapku. "Masalahnya tidak sesederhana itu, (y/n). Kau tahu itu bukan hal yang baik bukan? Aku hanya tidak ingin-"
Ia menahan perkataannya. Ia kemudian menghela napas dan kembali membenturkan dahinya pada stir mobil. "Aku tidak ingin orang-orang berpikiran buruk tentangmu jika itu memang terjadi. Aku bisa membicarakan itu dengan Eomma dan juga Abeoji. Tapi bagaimana dengan orang lain? Untuk kasus seperti itu, orang-orang lebih suka membicarakan kalau wanitanya murahan dibandingkan prianya yang brengsek."
"Dan kau bukan pria brengsek. Aku juga bukan wanita murahan. Jadi kenapa kau memikirkan orang lain? Yang menjalani hidup kan kita, bukan orang lain," sahutku. Sebenarnya aku sedikit tersentuh karena Jisoo Oppa memikirkanku. Tapi ini bukan saat yang tepat untuk larut dalam perasaan.
"Oppa... Coba tarik napas panjang, hembuskan, dan singkirkan segala pemikiranmu tentang semalam. Kita bisa memikirkannya lagi lain kali karena yang kita takutkan belum tentu terjadi. Sekarang, angkat remnya dan kemudikan mobilnya karena aku harus menemui seseorang."
Jisoo Oppa akhirnya menurut. Ia menghembuskan napas panjang lalu mulai melajukan mobilnya untuk melindasi jalanan Kota Seoul yang cukup padat sebelum menggumamkan kata maaf.
Ia melirikku dari spion tengah ketika bertanya, "Kau yakin akan menemuinya?"
"Sangat yakin," jawabku tegas.
"Lalu... apa yang akan terjadi setelah kau menemuinya?"
Aku terdiam. Otakku kembali beputar untuk berpikir. Sungguh, aku tidak tahu apa yang akan kulakukan setelah ini. Aku juga tidak tahu kenapa aku begitu ingin menemuinya. Aku hanya merasa... harus.
Aku menunduk. Sesaat setelahnya menghela napas. "Biar kuputuskan nanti."
"Kau sudah mengatakan maksudmu untuk menemuinya?" tanyanya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother in Law [Seventeen Imagine Series]
Short StoryHighest rank - #36 on Short Story 180818 #7 Imagine "Aku akan tetap tinggal. Aku tidak tega meninggalkan (y/n) sendirian di rumah. Abeoji, tolong biarkan aku menjaga (y/n) seperti apa yang Yoora inginkan." Kalimat itu merubah segalanya. Kalimat itu...