Reveal the Truth

3.4K 550 298
                                    

Sesuai janji nih langsung update next chapter♡

Yuk dibaca gengs untuk tau kelanjutan CEO pink aneh vs kakak ipar baperin :')

Abaikan mulmed, cuma iseng wkwkwk lagian kenapa dia imut banget sih hah :'(


Happy reading!^^



~°~°~



Setelah apa yang terjadi, aku berharap bahwa hari ini tidak akan ada Soonyoung di mana pun. Tapi, sepertinya aku tengah dilanda kesialan garis keras.

Pagi hari aku dikejutkan dengan perubahan Jisoo Oppa. Aku bahkan dibuat menangis karena terkejut dengan pernyataannya yang menohok dan membuatku mau tak mau benar-benar pergi ke kantor. Aku tidak mengerti... kenapa Jisoo Oppa tidak mau bertemu denganku hari ini? Apa keberadaanku membuatnya merasa buruk?

Tapi, jika aku pergi ke kantor dan meninggalkannya, aku yang merasa buruk karena harus menghindari Soonyoung. Aku merasa tidak sanggup bertemu dengannya. Aku sudah tidak punya alibi untuk dikatakan. Dia sudah tahu semuanya. Aku tidak bisa menutupi apa pun.

Ahh ya... Aku lupa memberitahu kesialanku. Jihoon menugaskanku untuk mengerjakan sebuah project. Lebih sialnya, aku harus mengerjakan itu bersama Soonyoung. Itu bahan untuk persentasinya di Daegu lima hari lagi. Aku terjebak di dalam ruangannya. Dalam suasana canggung, tentu saja.


Sedari tadi aku sibuk berkutat di depan laptop Jihoon karena aku kebetulan tidak membawa laptop sedangkan Soonyoung sibuk dengan banyak dokumen. Aku duduk di sofa panjang ditemani secangkir teh sedangkan Soonyoung duduk di kursinya ditemani secangkir kopi yang mengepul. Kami bersebrangan. Dan tentu tak saling bicara. Itu membuatku tidak nyaman. Tapi aku tidak bisa melakukan apa pun. Aku tak berdaya. Aku seperti sedang dihakimi karena berdosa.

Dan memang berdosa. Aku tengah berkencan dengan seorang pria tapi bisa-bisanya aku membicarakan tentang perasaan bodohku pada kakak ipar sendiri. Tidak... Sebenarnya aku bersalah karena menerima seorang pria ketika aku tahu bahwa diriku mulai mencintai seseorang.

Astaga... Aku murni bersalah. Kerumitan ini terjadi karenaku!


Aku menghela napas lalu menutup wajahku dengan kedua tangan. Mulai menangis karena hatiku dilanda perasaan bersalah yang begitu besar dan juga penyesalan yang dalam tanpa peduli bahwa saat ini aku tengah bekerja dan berada di hadapan atasan yang merupakan kekasihku. Aku sudah melukai dua pria sekaligus dalam satu malam. Bagaimana bisa aku tenang dengan itu?

"Kau baik-baik saja?"

Pertanyaan bodoh. Jika aku sedang dalam keadaan normal, aku pasti sudah melemparnya dengan apa pun yang berada di depanku. Aku menunggunya bicara. Tapi, sekalinya bicara dia malah terkesan tidak mengerti perasaanku meski terdengar khawatir. Sayangnya aku jauh dari kata baik-baik saja. Aku tidak bisa memakinya seperti biasa. Aku juga tidak bisa protes dan hanya menangis.



Tap Tap Tap...


Aku dapat mendengar suara langkah kakinya mendekat. Tapi aku tetap tak berkutik.

"Hey... Kau kenapa? Beritahu aku, jangan diam saja."

Soonyoung meraih tanganku dan menariknya sehingga ia mampu melihat wajahku. Melihat wajahnya yang polos dan terlihat khawatir membuat tangisanku semakin kencang. Aku semakin merasa bersalah sekarang.

Brother in Law [Seventeen Imagine Series]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang