Yuhu akhirnya update lagi~
Yuk yuk dibaca!^^
Happy reading~
~°~°~
Aku mulai mematikan komputer dan juga merapihkan barang-barangku ketika jam menunjukkan pukul lima lebih limabelas menit. Keadaan ruanganku sudah sangat sepi. Hanya bersisa diriku dan juga Jihoon yang harus pulang terlambat karena mendapat tugas tambahan. Ia bahkan masih berkutat dengan komputernya.
"Sunbae... Apa kau masih perlu bantuan?" tanyaku lalu berjalan mendekatinya setelah selesai merapihkan barangku.
Jihoon yang semula menatap lekat layar komputer itu mendongak melihatku. "Tidak papa. Kau pulang saja. Nanti keburu malam. Maaf membuatmu pulang terlambat. Aku lebih percaya pada kerjaanmu daripada yang lain."
Aku tersenyum tipis dan mengangguk. "Tidak papa. Aku senang melakukannya. Kalau begitu aku pulang duluan."
"Hmm... Hati-hati..."
Aku memberinya senyuman tipis sebelum akhirnya melangkah menuju pintu. Namun langkahku terhenti ketika ponselku berdering.
Aku mengeluarkan ponselku dari dalam saku kemeja. Ada sebuah telpon dari Jisoo Oppa. Aku tersenyum sebelum mengangkat telponnya.
"Hallo Oppa?"
"(Y/n)-ahh... Kau jadi lembur?"
"Jadi. Tapi sudah selesai."
"Bagus!" serunya riang. "Aku berada di perempatan sebelum kantormu. Tunggulah di depan. Aku akan segera sampai."
"Baiklah... Jangan mengemudi sambil menelpon."
"Tidak kok. Ini lampu merah."
"Baiklah... Kututup."
Pip-
Aku mematikan sambungan telponnya lalu segera melangkah keluar ruanganku. Terdengar suara pintu terbuka ketika aku melangkah keluar ruangan.
Mataku bertemu tatap dengan Soonyoung yang baru saja keluar dari ruangannya dengan keadaan cukup berantakan. Jasnya sudah ia lepas dan sampirkan di lengan. Dasinya sudah tidak berbentuk.
Ia menatapku untuk beberapa saat. Merasa canggung, aku memutuskan untuk memberinya senyuman tipis dan melangkah pergi menuju lift sambil sesekali melirik Soonyoung yang masih diam di tempat.
"Dorrr!"
Aku membulatkan mataku ketika hampir menabrak seorang Jeon Wonwoo yang baru keluar dari lift. Aku bahkan menyentuh dadaku yang bergemuruh. Tapi sialnya pria itu justru tertawa.
"Hya! Kau mengejutkanku!" semprotku.
Wonwoo tersenyum lebar. "Kalau jalan itu lihat-lihat!"
Aku mendecak. Dia bahkan masih menyebalkan di sore menjelang malam.
"Kau baru pulang?"
"Kau tahu kan tugasku bertambah?" tanyaku balik. "Kenapa kau masih di sini? Bukannya sudah pulang?"
"Tadinya aku memang mau pulang karena kau mengusirku. Tetapi aku bertemu Seonggeun Hyung dan dimintai tolong. Sekarang aku harus menemui Jihoon lagi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother in Law [Seventeen Imagine Series]
Historia CortaHighest rank - #36 on Short Story 180818 #7 Imagine "Aku akan tetap tinggal. Aku tidak tega meninggalkan (y/n) sendirian di rumah. Abeoji, tolong biarkan aku menjaga (y/n) seperti apa yang Yoora inginkan." Kalimat itu merubah segalanya. Kalimat itu...