Hello~
Aku kembali setelah selesai menyibukkan diri(?). Sudah siap melepas rindu pada kakak ipar yang suka baperin?
Happy reading!^^
~°~°~
"Aku pulang..."
Aku menutup pintu lalu berbalik dan memerhatikan seisi rumah. Mataku terus menelusuri setiap sisi yang bisa kulihat sementara keningku berkerut.
Kenapa sepi?
"Oppa?"
Aku mulai melangkah. Mencoba mencari keberadaan Jisoo Oppa di ruang tengah dan juga di dapur. Tapi, pria dengan rambut coklat itu tak kunjung terlihat. Bahkan, ketika memeriksa kamarnya yang kebetulan tidak dikunci, sosoknya tidak terlihat di sana.
"Jisoo Oppa? Apa Oppa ada di rumah?!" tanyaku cukup keras. Siapa tahu saja dia sedang di tempat tersembunyi seperti loteng karena harus mencari sesuatu. Tapi, suaranya tak kunjung terdengar. Menandakan bahwa dirinya memang tidak ada.
Aku menghela napas sebelum akhirnya memutuskan untuk kembali keluar dan menghampiri Jung Ahjussi yang berjaga di ruangan khususnya. Ia terlihat tengah meminum kopi dan langsung berdiri ketika aku tiba.
"Ohh! Nona Muda? Apa yang kau lakukan di sini?" tanyanya cukup terkejut.
Aku melirik ke kanan dan ke kiri sebelum bertanya, "Apa Oppa belum pulang?"
"Ohh... Dia belum terlihat. Kurasa dia pulang terlambat. Apa kau membutuhkan sesuatu?"
"Hanya saja..." ujarku menggantung dan menghela napas, "tidak... Aku hanya heran kenapa dia belum pulang. Ini sudah hampir pukul sembilan. Aku akan masuk."
Aku memberinya senyuman singkat sebelum kembali masuk ke dalam rumah. Mataku terus memerhatikan keadaan rumah yang kosong.
Kenapa aku merasa sepi?
***
Duk!
Aku terlonjak di tempatku ketika sesuatu terjatuh mengenai kakiku. Aku meringis ketika membuka mata. Melihat buku tebal yang niatnya akan kubaca sambil menunggu Jisoo Oppa terjatuh mengenai kakiku karena aku tertidur.
Aku membungkuk untuk mengambil buku itu dan menaruhnya di atas meja sebelum kembali bersandar di sofa. Mataku tanpa sengaja menangkap jam dinding yang telah menunjukkan pukul satu lewat limabelas menit.
Aku kemudian menegakkan tubuh dan berputar untuk memeriksa sekeliling yang rupanya masih sepi. Keningku berkerut ketika beberapa pertanyaan melintas di kepalaku.
Sudah selarut ini... tapi Jisoo Oppa belum pulang?
Kalau sudah dia pasti akan membawaku ke kamar atau paling tidak membangunkanku dan menyuruhku pindah kan?
Aku menghela napas berat sebelum akhirnya meraih ponsel yang tergeletak di sampingku dan memeriksa ruang obrolanku dengan Jisoo Oppa. Dia belum membalas satu pun pesanku. Dia bahkan belum membacanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother in Law [Seventeen Imagine Series]
Short StoryHighest rank - #36 on Short Story 180818 #7 Imagine "Aku akan tetap tinggal. Aku tidak tega meninggalkan (y/n) sendirian di rumah. Abeoji, tolong biarkan aku menjaga (y/n) seperti apa yang Yoora inginkan." Kalimat itu merubah segalanya. Kalimat itu...