.
.
.Yoongi berusaha menjaga jarak dari Seokjin yang melangkah cepat di depan sana. Walaupun kakinya sibuk melangkah, tetapi kepalanya berpikir tentang apa yang sebenarnya terjadi. Sang kakak yang menghilang selama seminggu, tiba-tiba saja muncul di rumah sakit tempat adik tiri Jungkook dirawat.
"Sebenarnya ada apa ini?"
Kakinya berhenti melangkah di persimpangan ketika sang kakak memasuki ruangan yang kemudian ditutup rapat. Yoongi berpikir sejenak sebelum kemudian memutuskan untuk menunggu, ia akan tetap pada rencananya. Dirinya tengah memainkan ponselnya, membaca beberapa pesan masuk dari Namjoon dan juga Taehyung, saat langkah kaki seseorang yang ia kenal lewat di hadapannya. Kedua matanya secara otomatis mengikut langkah kaki pria itu yang menuju ruangan yang Seokjin masuki.
Yoongi turut mengikuti langkahnya tanpa perlu berpikir panjang lagi, masih heran dengan apa yang sebenarnya terjadi. Ketika pria itu membuka pintunya lebar, Yoongi bisa melihat siapa yang ada di dalam, Seokjin dan juga Jungkook ada di sana.
"Ada apa ini sebenarnya?" tanya lelaki itu, Tuan Jeon, terdengar emosi.
.
.
.Mata Seokjin menatap nyalang kedua mata orang yang kini benar-benar membuatnya emosi itu. Sedangkan tangannya semakin menggenggam erat tangan Jungkook. Ia tak akan melepaskan adiknya lagi sekarang. "Kau sudah melakukan kesalahan besar, Tuan Jeon," desisnya penuh dengan penekanan.
"Jika boleh aku ingatkan, Jungkook itu anakku, nak," jawab Tuan Jeon santai, yang otomatis semakin memancing emosi Seokjin.
"Tidak ada seorang ayah yang membuang kemudian mencari anaknya hanya untuk dimanfaatkan, Tuan!" Seokjin berteriak kencang, tak peduli dirinya tengah berada di rumah sakit. "Transplantasi ginjal, yang benar saja!" ujarnya lirih di ujung kalimat, masih tidak percaya akan apa yang terjadi pada sang adik jika ia terlambat.
'Buk'
Kejadian itu terlalu cepat. Tiba-tiba saja Tuan Jeon sudah tersungkur di lantai ketika sesorang memukulnya keras. "Kau gila, Tuan! Kami akan membawa Jungkook kembali!"
Seokjin, Jungkook, dan Kijung terkejut dengan apa yang barusan terjadi. Yoongi tiba-tiba saja masuk dan memukul lelaki itu sampai terjatuh. Matanya terlihat memerah, kentara sekali tengah menahan amarah. Tangannya yang terkepal hampir saja kembali bersarang di rahang lelaki itu jika Seokjin tidak mencegahnya.
"Hentikan, Yoon! Jangan buang-buang tenagamu untuk lelaki berengsek ini," ujarnya datar. "Kami akan tetap membawa pulang Jungkook, Tuan," lanjutnya.
"Cih ... dia anak kandungku. Aku bisa saja menuntut kalian semua!"
Dengan rasa kesal, Seokjin melemparkan selembar kertas ke hadapan Tuan Jeon yang kini berusaha untuk bangkit. "Ayahku mengadopsi Jungkook dengan sah. Silakan anda menuntut kami, tapi saya yakin anda akan kalah. Semua bukti bahwa anda tidak bertanggung jawab atas Jungkook sudah sangat jelas."
Tuan Jeon menggeram pelan membaca surat di tangannya itu. Ia tak habis pikir bisa kalah oleh seorang pemuda yang umurnya jauh di bawah dirinya.
"Kijung hyung, aku membatalkan operasi Jungkook. Terima kasih telah memberitauku soal ini," ujar Seokjin pada teman sejawatnya. Ia sungguh merasa lega mengetahui perihal ini dengan cepat.
Dokter itu mengangguk mengerti. Pasiennya mungkin akan kehilangan salah satu harapan terbesarnya, tetapi ia pun tidak ingin mengambil resiko dengan mengorbankan seorang anak yang tidak bersalah.
Seokjin menggenggam erat tangan Jungkook sebelum melangkah. Tuan Jeon masih berdiri di sana, terdiam. Sampai akhirnya kedua orang itu melewatinya, tangan tua itu menarik tangan Jungkook yang berjalan takut di belakang Seokjin. "Jungkook-ah, kau tidak kasihan dengan Haon?" tanyanya dengan nada memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Family
Fanfiction"I will stay, for you." ~Repost from FFN Republished Start: 03062020 End: -