Chapter 12

6.9K 755 70
                                    

.
.
.

Beberapa hari yang lalu, Jimin tidak menemukan sang kakak di sampingnya kala ia membuka mata di pagi hari. Ia berpikir jika Seokjin sudah berangkat ke rumah sakit pagi sekali, namun walaupun dirinya menunggu seharian sampai malam, Seokjin tidak kunjung pulang.

"Sebenarnya di mana Seokjin hyung, astaga."

Sudah sejak 3 hari yang lalu seisi rumah itu uring-uringan dengan hal yang sama, tak terkecuali Taehyung. Anak itu memang masih memendam kesal pada sang kakak, tetapi dengan kepergiannya yang tiba-tiba seperti ini, tak ayal membuatnya sangat khawatir.

"Jim, apa yang dikatakan Seokjin hyung saat kalian berdua kemarin?" Yoongi mendekat pada Jimin yang kini tengah memeluk kedua kakinya di atas sofa, mencoba mencari clue.

"Seokjin hyung tidak mengatakan apa-apa, hyung. Dia hanya bilang ingin menenangkan pikirannya sejenak." Suara Jimin terdengar parau. Kepergian Jungkook dan menghilangnya Seokjin rupanya membuat tubuhnya lelah. Wajah itu nampak pucat dari pagi, dan Jimin merasa tubuhnya sangat lemas.

"Jim, Kau baik?" Hoseok yang curiga mendekat pada sang adik yang baru saja ditinggalkan Yoongi.

"Aku baik, hyung."

Taehyung yang berada di ujung sofa, merangkak ke arah Jimin dengan secepat kilat. Ia memperhatikan bibir kering itu yang kian memucat.

"Hey, kau sudah minum obatmu?" tanya Taehyung lembut, berbeda sekali dengan raut wajahnya yang selalu terlihat kesal beberapa hari ini.

Jimin mengangguk samar guna menjawab pertanyaan Taehyung.

"Ayo kembali ke kamar! Kau perlu istirahat, Jim," bujuk Taehyung karena melihat Jimin yang sepertinya enggan beranjak.

"Iya, Jim. Kau tidak istirahat dengan baik sejak kemarin," tambah Hoseok.

"Tapi aku ingin menunggu Namjoon hyung."

Namjoon memang tengah mencari tahu apa yang terjadi pada kakak tertuanya itu sejak pagi. Tetapi sudah hampir jam 9 malam, pemuda itu belum kembali juga.

"Istirahatlah, Jim. Kumohon jangan keras kepala." Rupanya Yoongi sejak tadi memperhatikan sang adik. Kepalanya sedang panas, dan ia tidak mau diributkan oleh masalah lain kali ini. Apalagi, jika itu menyangkut dengan kesehatan Jimin.

Di lain sisi, Jimin takut melihat Yoongi yang sedang terlihat sangat marah, yang kemudian membuatnya terpaksa mengalah. Matanya menatap Taehyung yang masih memperhatikannya. "Temani aku, ya?" pinta Jimin.

"Tentu. Ayo, Jim." Taehyung mengulurkan tangannya untuk membantu Jimin berdiri. Kemudian kedua pemuda itu berjalan bersisian menuju kamar Jimin yang berada di lantai dua.

"Aku menghawatirkan kedua bocah itu." Hoseok memandang sang kakak yang berucap lirih itu. Lagi-lagi ia menatap mata putus asa milik sang kakak. Mereka semua lelah.

.
.
.

Nyatanya Jimin dan Taehyung kembali ke kamar bukan untuk tidur. Melainkan hanya berbaring terlentang dan memandang langit-langit kamar.

"Apa Seokjin hyung sedang mencari cara untuk membuangku juga?" ujar Taehyung tiba-tiba yang membuat Jimin menoleh padanya.

FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang