19

1.8K 79 0
                                    

(K I T A)
#part_19

Happy reading...

Gadis itu tersenyum ke arahku, aku tidak membalas senyumannya melainkan kedua bola mataku kembali melirik ke arah ali dengan penuh tanya. Ia terlihat begitu santai. Apa dia tak memikirkan perasaanku? Buat apa dia membawa mantannya kesini?

"mm.. Sis? Loe duduk dulu, gw pengen ngomong sama prilly dulu" ucapnya sembari mempersilahkan siska masuk. Ali menarik tanganku membawaku masuk ke dalam dapur.

"kamu bilang udah nggak punya hubungan apa-apa lagi sama dia. Tapi kok kamu malah bawa dia ke rumah kita?" tanyaku kesal saat aku dan ali sudah benar-benar jauh dari siska. Kami berada di dapur dan sesekali ali menoleh ke arah ruang tamu.

"gini, dia itu sedang hamil prill.. Pacarnya nggak bertanggung jawab dan kamu tau kan, di indonesia siska nggak punya keluarga." jelasnya secara perlahan. Ku lihat ia menarik nafas dalam mencoba melanjutkan ucapannya "dia butuh pertolongan kita prill. Siska takut untuk berterusterang dengan keluarganya, dia bisa di bunuh. Dan aku sebagai teman sekaligus atasan dia gak tega lihat dia harus hidup sendiri di saat ia sedang hamil. Kasian dia pril.. Cowo yang menghamili dia selalu datang dan ingin membunuh anak yang ada di rahimnya" aku tercekak mendengar penjelasan ali. Bukankah ini bukan lagi urusannya? Apakah dia masih memendam perasaan dengan siska? Aku terus menatap kedua bola matanya dengan tajam. Jujur, ada rasa kasian di saat ali menjelaskan semuanya kepadaku. Tapi rasa takut masih menghantuiku.

"tapi Li.."

"please sayang.. Kasian dia. Bukannya sesama manusia kita harus saling menolong? Lagian, aku dan dia udah nggak punya perasaan apa-apa lagi. Cuman kamu yang aku sayang, cuman kamu yang aku cinta, selamanya" ucapnya berusaha meyakinkanku, berusaha menyentuh sudut hatiku. Yah! Aku bisa percaya suamiku, tapi bagaimana dengan siska? Aku masih belum tau bagaimana perasaanya dia sebenarnya kepada suamiku.

Dengan amat sangat terpaksa aku memutuskan "ok! Tapi sampai kapan dia berada di rumah kita?" tanyaku pasrah. Ku lihat sudut pipi ali mengembang karna tersenyum.

"sampai dia melahirkan anaknya" jawabnya tanpa ragu. Tak ada yang bisa aku lakukan kecuali pasrah. Aku berharap kehadiran siska tidak akan membawa kehancuran di rumah tanggaku. 9bulan memang bukanlah waktu yang cepat tapi, jika aku dan ali menjalani ini semua dengan kepercayaan, aku yakin hubungan kita akan baik-baik saja.

"makasi yah sayang. Kamu memang wanita yang paling baik" ucapnya tak berhenti tersenyum. Aku hanya diam tak merespon lalu ali pergi menuju ruang tamu untuk menghampiri siska yang ku lihat samar-samar dari arah dapur, ia duduk sambil membaca majalah yang memang sudah ada sejak lama di bawa meja ruang tamu. Dan aku hanya bisa mengikutinya meskipun rasanya langkahku begitu berat dan mataku tak sanggup melihat wajah siska, orang yang sudah singgah di hati suamiku. Sesampainya di ruang tamu aku berusaha mencoba tersenyum lalu menghampiri siska.

"ali udah ceritain semuanya sama gw. Gw turut prihatin dengan apa yang menimpa loe.." aku memberi sedikit jeda pada ucapanku lalu melirik ke arah perut siska yang sudah terlihat sedikit buncit "ini udah berapa bulan?" tanyaku hati-hati agar tidak membuatnya tersinggung.

Siska tersenyum sembari mengelus-elus perutnya "udah 2 bulan prill" ucapnya. Aku kembali tersenyum meski senyum yang aku perlihatkan hanyalah senyum keterpaksaan.

"yaudah! Kamu pasti capek kan? Aku anter ke kamar tamu yah?" ucapku berusaha tulus lalu menuntunnya ke kamar tamu. Sedangkan ali mengekor membawakan koper milik siska.

"mmm.. Prill?" aku menoleh "makasi yah, loe udah nolongin gue" lanjutnya. Aku melihat ada ketulusan di matanya, mungkin ia benar-benar sudah berubah dan tidak seharusnya aku mencurigainya lagi.

"sesama manusia memang harus saling menolong kan?. Ohya, kalau loe butuh sesuatu, panggil gw aja"
siska hanya membalas dengan anggukan kecil, lalu aku dan ali meninggalkannya membiarkannya istirahat.

Aku melangkah lebih cepat meninggalkan ali. Entah kenapa rasa kesalku masih terasa di hatiku.

"sayang?" panggil ali

"emmm" aku hanya berdehehm sebagai jawaban

"kamu marah yah?" tanyanya saat kami sudah berada di dalam kamar. Aku menoleh ke arahnya berpura-pura senyum sebagai jawaban kalau aku tidak marah meskipun sebenarnya aku kecewa. Dan belum bisa menerima siska di dalam rumah ini secara 100%.

"aku nggak marah kok!" ucapku.

Ali tersenyum "syukurlah. Sekali lagi aku minta maaf yah, soal siska" aku duduk di tepi tempat tidur memalingkan wajahku darinya.

"iya" jawabku seadanya. Ali menghampiriku lalu memelukku dari samping. Menopang kepalanya di pucuk kepalaku.

"yang? Udah seminggu kita nggak em.. Itu" suara ali terdengar ragu-ragu. Aku sedikit melepas pelukannya lalu mendongak menatap lekuk wajahnya.

"apaan?" tanyaku memastikan kalau pikiranku tidak salah.

"itu..." ali langsung mengangkat tubuhku, merebahkanku di atas tempat tidur.

"kamu mau apa?" aku kembali bertanya. Ali tak menjawab, dia hanya tersenyum jahil lalu menindihku, mencium bibirku cukup intens sehingga ciuman kami berubah menjadi lumatan-lumatan kecil. Selang beberapa menit kemudian, ali beralih kepada leher jenjangku, membuatku sedikit geli namun, tapi juga merasa nikmat. Ia terus memainkan leherku berhasil membuatku mendesah kecil.

Ali's POV

aku sedikit mendongakkan kepalaku, untuk menatap wajah istriku yang sudah sayup merasakan kenikmatan. Ia menutup kedua matanya membuatku kembali melumat bibir ranumnya sembari menjulurkan tanganku untuk membuka deretan kancing kemeja yang ia pakai. Setelah semua terlepas, ku lihat prilly membuka matanya membuatku mengerutkan jidatku.

"pelan-pelan yah?" ucapnya membuatku mengerti. Aku kembali melanjutkan aksiku untuk membuka baju dan celana jeanz yang ku kenakan. Setelah itu aku kembali menindih tubuhnya namun tetap menjaga keseimbangan dengan menopang tubuhku menggunakan tanganku. Kakiku bergerak berusaha melepas celana yang prilly pakai namun tak berhasil.
Ada rasa sedikit susah sehingga aku harus kembali menegakkan tubuhku untuk membuka keseluruhan pakaian prilly sampai tak ada sehelai kainpun yang menutupinya..

Bersambung...

K I T A -"AliandoPrilly"-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang