XX

13 4 4
                                    

Valerie duduk dengan tidak nyaman di kursinya sambil menyesap teh yang menurutnya terlalu manis. Tori juga sempat bertatapan dengannya kemudian menggelengkan kepalanya. Ashley yang duduk di sebelah Valerie berbisik, "Apa menurutmu aneh kalau kedua Joker mengumpulkan kita semua di sini?"

"Persis, Nona Bennet. Kami memang sengaja mengumpulkan kalian semua, perwakilan dari keempat kerajaan, ke rumah kami yang sederhana." Dari ujung meja, Robin, sang joker merah, menjawab. Dengan topeng bermotif yang menutupi seperempat wajahnya ditambah dengan senyum jahil yang bisa membuat jengkel siapa pun, ia mengangkat tongkat jalannya dan memutar-mutarnya.

"Ada banyak sekali hal yang kami ingin sampaikan kepada kalian. Oh dan sebelumnya kami juga sudah bertemu dengan para Ace secara pribadi dalam wujud kami yang berbeda." Keempat Ace merasakan sambaran petir fantasi di kepala mereka. Sudah kuduga, kakek itu Joker. Ucap Valerie dalam hati.

"Kalau begitu cepat, kami masih ada misi yang sangat penting. Ditambah musuh juga bergerak dengan cepat di luar sana. Kami tak ingin waktu kami terbuang." Sembur Ares. Nick menendang kakinya di bawah meja. Senyum Robin semakin lebar. "Kau mirip sekali dengan J. Carlos, dia raja kerajaan Hearts pada tahun 1023, sarkastis dan punya pesona."

"Baiklah kami tidak akan membuang waktu kalian yang berharga. Kami akan memberitahu kalian beberapa hal." Raymond berjalan mengitari mereka semua.

"Beberapa abad ini kami berusaha mencari yang terbaik, terbaik dari yang terbaik untuk melakukan sesuatu yang besar. Yang akan menjadi bagian dari sejarah barangkali, aku sendiri tidak tahu." Robin kemudian melanjutkan. "Yang pertama adalah misi kalian. Setelah ini, semua Jack di sini akan menjalankan sebuah misi kecil, oh tidak Victoria, Ace tidak akan ikut. Kalian sebaiknya membaca buku mantra dan semacamnya untuk persiapan kalian nanti. Wakil? Kalian cari kapal dan senjata."

"Apakah kami semua akan selamat?" Tanya Nick.

Raymond menyipitkan matanya dan mengedikkan bahunya. "Tidak. Kami tidak tahu. Akan tetapi, itulah alasan kami mengundang kru Clubs untuk ikut dengan kalian. Mereka terkadang mengeluarkan sedikit keberuntungan. Oh, Sherwood, keluarkan kertas di saku jasmu." Allistor tersentak dan dengan agak kesal mengeluarkan kertas yang dimaksud.

Green Claw Pub, Lecanvey.

13th District, Blackshade Street. Rm ½.

Thu, 6-20- 1587 ; 21.00

"Pub Green Claw? Apa yang akan terjadi di sana?" Denolin kali ini terlihat antusias. Allard mengangkat tangan, "Em . . . memangnya pub itu kenapa?"

"Itu adalah pub tertua di kerajaan kami dan paling terkenal." Jawab Azura.

"Kalian akan tahu sendiri." Robin menjentikkan jarinya. "Oh, dan satu hal lagi, sungai yang kalian cari akan hilang pada titik balik matahari musim panas. Besok tepatnya. Kalian harus bergegas. Selesaikan misi kecil kalian dan segeralah berlayar. Sepertinya sudah waktunya. Baiklah. Kalian para Jack dan wakil, silakan mempersiapkan diri kalian. Kuda kalian ada di depan," Robin menoleh, "sementara kalian para Ace, Ace Heart dan Diamond ikut aku." Robin mengajak Tori dan Nochtis keluar.

Raymond memberi isyarat agar Valerie dan Azura mendekat. Para Jack dan wakil keluar dari ruangan. Valerie bisa melihat Allistor menatapnya sejenak sebelum keluar. "Jadi nanti kalian akan menyelam ke sungai yang mustahil untuk diarungi. Sebelumnya kalian harus melewati penjaga sungai itu dulu."

Valerie menelan ludah, "Hellia." Azura juga mengangguk.

Raymond tersenyum. "Aku akan memberi kalian sebuah mantra dan ramuan yang akan mempermudah kalian. Aku harap." Sang Joker Hitam memberi Valerie dan Azura masing-masing sebuah vial dan gulungan kertas kecil dalam botol. "Oh dan satu lagi," sahut Raymond, "sebelum kalian masuk sungai, minum ramuan yang sudah kami berikan kepada kalian hari-hari sebelumnya."

"Apa maksudmu ramuan kematian?! Mana mungkin aku meminumnya." Bantah Valerie. Raymond menyeringai. "Apa kataku tadi? Oh ya, kalian harus meminumnya seperempat. Dan Valerie, bukankah yang mustahil harus dilawan dengan hal yang mustahil juga?"

"Tapi, Mr, Raymon- "

"Sudah saatnya kalian pergi. Ayo, cepat!" desak sang Joker Hitam. Mau tak mau mereka menurutinya.

-O-

Ketika Valerie keluar, para Jack dan wakilnya masing-masing sudah siap. Allistor memberi isyarat agar Valerie menaiki kudanya. Tori bersama Ares, Nochtis dengan Bevario dan Azura bersama Denolin.

"Berhati-hatilah kalian semua! Semoga beruntung! Aku harap." Ujar Robin. Raymond mengangkat tongkatnya dan seketika kilat menyambar dan muncullah portal raksasa.

"Ingat, kalian harus melakukan apa yang sudah kami perintahkan tadi," Raymond mengingatkan, "Kalau tidak, yah nasib kalian akan berantakan."

"Oke kalau begitu." Sahut Allard.

Dengan begitu mereka melompat ke dalam portal dan mendarat di jalan setapak hutan.

"Apa kau mengenal wilayah ini, Ashley?" tanya Allistor. Ashley mengangguk "Ini Lecanvey, tentu saja. Joker ingin kita ke sini."

"Kenapa sudah sore begini? Bukankah kemarin itu malam?" tanya Nochtis bingung. "Mungkin itu pengaruh dari sihir Joker. Ketika kita memasuki rumah mereka, waktu di sekitarnya tidak stabil." Ujar Valerie.

"Masuk akal." Sahut Nochtis. Allard mengerutkan alisnya. "Tunggu, berarti sekarang tanggal 20. Seharusnya kita tidak berkunjung dan minum teh kemanisan itu di rumah Joker."

"Hei," sela Allistor, "sebenarnya seberapa jauh Pub Green Claw ini?" Dengan was-was Ashley menjawab, "Tidak jauh lagi. Mungkin tiga puluh menit kita akan sampai kota utama. Pub Green Claw terletak di pinggir kota."

"Apakah pub itu dekat pelabuhan?" tanya Valerie. Ashley mengangguk. "Mungkin itu bakal memudahkan akses mereka. Sebenarnya, wilayah inilah yang paling sering berkabut di Clubs."

"Waduh, itu nggak bagus." Sahut Allard. Nick menimpali, "Mungkin mereka memanfaatkannya."

"Mereka?" tanya Denolin. "Blackjack. kemungkinan besar mereka mulai bergerak." Jawab Austin dengan serius.

"Omong kosong! Pemerintahan mereka sudah mati berabad-abad yang lalu." Bantah Ashley dengan berang. "Tidak," sahut Allistor muram, "waktu aku terpilih menjadi Jack, aku menangkap salah satu dari mereka."

"Apa maksudmu?"

"Mereka hanya mengasingkan diri agar kita mengira mereka sudah tiada. Tidak ada yang akan tahu kalau mereka mulai bergerak secara-diam-diam. Mungkin itu tujuan mereka."

Hening yang suram menyelimuti perjalanan mereka. Matahari terbenam dengan cepat. Langit berubah warna menjadi ungu. Udara dingin mulai menggelitik kulit mereka. Kabut mulai terlihat.

"Itu dia, kota utama Lecanvey." Ujar Ashley sambil menudingkan jarinya ke sebuah kota yang dipenuhi oleh cahaya.

The Cards Chronicles-The Lost SwordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang