Epilog

33 4 9
                                    

"Raja ka . . kami Arthur dan Ratu kami Mi . . Mirana," ucap seorang wanita dengan takut. Ratu Beatrix mengipasi wajahnya dengan bosan. Raja Aric berdiri, menatap jendela kaca. "Arthur? Kenapa Charles menurunkan jabatannya sebelum waktunya?"

"Dan siapa Ace dan Jack kalian?" tanya Ratu Adriana.

"Emm . . . "

"Oh ayolah!" Beatrix menggebrak lengan kursinya dengan berang, "Bicara atau siksa, itu pilihanmu!"

"Oh sabarlah, tunggu dia dulu," ujar Robert yang sedang memasang sepasang tombak. Beatrix kembali bergumam sebal.

"Jack Allistor Sherwood dan . . . dan Ace Valerie Cathwright." Wanita itu lantas membekap mulutnya dan menangis.

Kali ini Beatrix tertarik, "Sherwood? Anak Anthony Sherwood?" Wanita itu mengangguk takut. Wanita itu tertawa keras, "dan Cathwright? Cathwright Linford?" wanita itu mengangguk lagi. Beatrix menyeringai, "Oh Aric ini bagus. Bukankah mereka semua mati dieksekusi di sini? Ini berita bagus, sangat bagus."

Aric menyeringai, "Hmm, tidak sia-sia kita menculik lagi warga kerajaan payah itu. Baiklah, prajurit masukan ia ke penjara."

"Apa?! Tidak! Kau bilang akan melepaskanku!" Aric tidak mendengarkan teriakan wanita malang itu hingga mereka pergi. "Sudah beberapa hari setelah pertemuan di Lecanvey mereka tidak memberi kabar. Apa mereka gagal?" Robert angkat bicara selagi memeriksa peta.

Aric menoleh lagi. "Aku memang yakin mereka gagal, tapi aku kenal baik dengan Marco. Dia tidak akan menyerah begitu saja. Aku yakin ia akan tetap mengikuti mereka dan kembali dengan sesuatu."

"Tapi kita tidak boleh diam. Joker sendiri bilang kepadaku," ujar Beatrix

"Tentu, kali ini aku yang akan mengirimkan seseorang. Joker memberikan sebuah teka-teki, secara teknis mereka membantu kita. Beruntung. Terima kasih kepada Beatrix yang membawa keberuntungan untuk kita," Adriana bertepuk tangan sopan.

"Baiklah Adri, kali ini kau yang membuat rencana." Aric kembali ke singgasananya. "Aku sudah memikirkan siapa yang bisa diandalkan dalam misi kita selanjutnya," Adriana menepuk tangannya 2 kali dan dari balik pintu utama, muncul 2 orang prajurit membawa seorang tahanan.

"Kau bercanda?" ujar Robert dari ujung singgasananya. Adriana mengangguk dan menyeringai dingin.

"Leo, apa kau mengerti apa yang akan kau lakukan nanti?"

Pemuda itu menyeringai jahat, "Tentu, Yang Mulia."

The Cards Chronicles-The Lost SwordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang