XXIII

15 4 10
                                    

Kalau dilihat-lihat hutan itu lumayan indah. Walaupun gelap, banyak kunang-kunang beterbangan, ada pohon yang sedikit berpendar kehijauan, udaranya sejuk. Valerie mencoba fokus dan santai di saat yang bersamaan. Jalan setapak yang reka lewati mulai tidak rata. Terkadang mereka harus melompati akar pohon besar yang menjalar ke tengah jalan. Di beberapa tempat, ada beberapa senjata berkarat yang tergeletak mengenaskan.

Valerie berasumsi dahulu banyak orang yang mencoba ke sini untuk mencoba mendapatkan air sungai-sungai magis. Para Ace mencoba meyakinkan satu sama lain. Di sebuah belokan Azura menjerit, Valerie bisa melihat beberapa tengkorak yang sudah berlumut.

"Oh ayolah Azura, kau harus tahan yang begini," dengus Tori. Azura merona, "Maafkan aku." Nochtis bersedekap, "Lebih baik kita berjalan cepat saja, ingat kata Joker." Valerie mengangguk, "Keempat sungai itu akan hilang hari ini dan bisa kapan saja. Ayo!" Mereka mempercepat langkah. Namun di tengah jalan mereka menemukan 4 persimpangan jalan dengan tanda penunjuk jalan yang sudah di makan rayap dan retak-retak di tengah.

"Oh tidak, jalan menuju keempat sungai itu berbeda," erang Tori, "dan Hellia itu bisa muncul di jalan mana saja." Tori melirik Nochtis dengan gugup. Bocah itu merengut, "Tenang saja, aku bisa melawan mereka sendiri. Sudah kuputuskan, walaupun aku berumur 12 tahun, bukan berarti aku lemah tahu."

"Nah itu baru semangat!" ujar Valerie. "Hmmm yang paling ujung kiri sana Aqéaris? Selanjutnya Borealis, lalu Corona, dan ujung kanan Dorinţă. Ini sesuai abjad."

Azura berjongkok melihat sebuah batu besar berlumut di bawah papan penanda jalan. "Eh teman-teman di batu ini tertulis sesuatu."

Valerie menunduk, "Bacakan."

Azura membaca, "Di sini tertulis seperti ini:

Pergilah menuju pulau hitam

Tuk mencari senjata yang hilang

Dua belas pendekar kan jalani bersama

Arungi sungai yang tak terlihat maupun terdengar

Diikuti oleh bayangan

Keberuntungan kan ada ed salah satu pencari senjata

Valerie dan Tori tersentak. Tori ikut menunduk, "Ini kan ramalan yang itu." Valerie mengangguk. "Kita sudah sampai ke pulau yang dimaksud, tujuan yang sama, dan kita berdua belas sama seperti yang ramalan itu katakan. Diikuti bayangan itu Blackjack, dan yang terakhir . . . eh keberuntungan, aku tidak yakin yang ramalan itu maksud Ace Clubs, maaf Azura."

Azura mengangkat bahu. "Sebetulnya aku masih tidak mengerti mengenai ramalan yang kalian maksud." Nochtis mengangguk, "Sama."

Valerie menjelaskan secara singkat mengenai perjumpaan kecil ia dan Tori di Kerajaan Elf Hearts, San Carlosia. Dan seorang ed bernama Ecaeris yang kena kutukan.

Azura berusaha meresapinya, "Aku punya firasat kalau pencari yang dimaksud itu, Nochtis. Biasanya firasatku benar tapi kali ini aku ragu-ragu." Valerie merasa hal itu memang pas, Joker itu tidak sepenuhnya licik. "Ya sudah, sekarang kita berada di posisi masing-masing saja."

Tori berdiri di depan jalan menuju sungai Aqéaris, Azura di depan jalan menuju Sungai Borealis, Nochtis Corona, dan Valerie Dorinţă. Tiba-tiba di samping jalan setapak mereka masing-masing bercahaya. Tori merah muda, Azura hijau, Nochtis kuning, Valerie biru muda.

"Oke ini baru dan aku tidak mengharapkan ini terjadi, tapi oke," gumam Valerie. "Baiklah kawan-kawan, semoga beruntung!" dengan itu mereka semua berlari ke arah yang berbeda dan harus menghadapi apa yang akan mereka temui.

The Cards Chronicles-The Lost SwordTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang