Part 14 - Anxious

444 59 34
                                    

Happy Reading Chingu 😁😁😁

Undisclosed Marriage
Part 14

💌💌💌

Dua bulan kemudian....

Terik matahari yang menyengat siang itu sungguh panas, dan sepertinya mampu membakar kulit. Hal itu dirasakan oleh Jihoon. Namja itu seperti cacing kepanasan dengan berlari-lari dilapangan tanpa mengenakan kaos dan hanya menyisakan jinsnya saja dan setelah berlari ia berhenti didepan temannya yang menyiramnya dengan seember pecahan es batu.

Jihoon berseru seolah baru memenangkan pertandingan padahal solo.

"Saeron, itu temanmu kan?"

"Gak kenal," Saeron yang melihat sekilas kelakuan Jihoon itu kembali fokus pada layar hapenya. "Aneh , kalian itu sebenarnya teman atau nggak sih," tanya Kyuhee penasaran.

Saeron tidak menanggapi dan tetap fokus pada berita hangat dalam hapenya. "Woah, ada nama Chan Oppa juga di pembuatan aplikasi baru," puji Saeron bangga. Saeron kemudian ikut duduk saat sang teman mengajaknya duduk.

Ia terdiam sejenak lalu jempolnya meluncur ke aplikasi galeri hapenya. Ia melihat foto-foto pernikahan Chanyeol dan Soeun yang masih tersimpan dalam hapenya. "Eotthoke," keluhnya sambil mengusap dua wajah sosok yang dikaguminya itu.

"Waeyo Saeron?"

"Tidak apa,"

"Oh ya, Aku tinggal sebentar ya, ada yang mau kubeli di kantin, kau mau nitip?"

"Tidak ada, aku disini saja,"

Usai temannya meninggalkannya lagi Saeron menghela napasnya. Usai liburan di Boseong dua bulan lalu, ia tidak menyangka ibunya Chanyeol mengakui sendiri kalau Chanyeol dan Soeun bukan bersaudara. Pulang dari sana Saeron marah-marah pada ibunya di mobil, Ayahnya juga tidak luput dari amarahnya. Ia yang terkenal dengan sikap kalem dan santun dibandingkan dua kakaknya itu telah mengeluarkan sisi khas wanita di keluarganya. Kasar!

Saeron jelas marah karena seperti kakak-kakaknya, ia sangat mengagumi kedua orang tuanya. Ayahnya sangat sensitif jiwanya, perasa, dan tidak pernah tegaan. Ibunya, walau galak sesungguhnya sangat penyayang pada ketiga anaknya. Tapi kenapa bisa mereka setega itu berbohong, sampai harus ada nyawa yang hilang atas kebohongan tersebut.

Saeron memejamkan matanya sejenak lalu tersenyum. Dalam bayangan kepalanya, ia tampak bermain dengan bocah kecil sepantaran usia 3 tahun yang tampak unyu dan menggemaskan. Ia menggendong bayi itu tinggi-tinggi sambil tersenyum ceria. Bayi itu keponakannya.

"Sedang apa?" tanya Jihoon heran melihat Saeron memejamkan mata sambil tersenyum sendiri. "Bayangin keponakanku, kalau dia gak gugur, pasti aku lebih banyak habiskan waktu sama dia deh,"

Wajah Jihoon membeku usai mendengar soal bayi yang juga keponakannya. Ia jelas sangat emosi dengan kebohongan orang tuanya. Sampai hari ini ia belum mau pulang ke rumah dan menginap di rumah temannya. Ia katakan pada ayah dan ibunya, kalau dirinya tidak mengenal lagi kedua orang tuanya itu. Bahkan dengan berani ia katakan mereka monster.

"Jangan bicarakan yang sudah hilang," omel Jihoon sambil memakai kaos oblongnya usai tubuhnya kering. "Bikin sakit hati,"

"Kau masih belum mau pulang?"

"Pulang ke mana? Rumah mengerikan itu? Disana ada monster,"

"Tidak takut soal uang jajanmu di pangkas?"

"Takut apa? Aku bisa kerja. Aku gak mau pulang dan melihat mereka. Mengelikan, aku terlahir dalam keluarga pembohong,"

"Aku juga," Saeron mengeluh lalu menghela napas. "Kau tidak kabur juga?" tanya Jihoon.

UNDISCLOSED MARRIAGE [PCY ❤ KSE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang