Part 25 - Help at the Right Time

365 64 24
                                    

Happy Reading Chingu 😁😁😁

Undisclosed Marriage
Part 25

💌💌💌

"Aku pernah melihatnya," gumam Soeun dengan tetap fokus melihat penggiling adonan tepung ditangan koki. Ia segera berdiri dan menghampiri live kitchen. Kedatangannya yang hanya menatapi benda itu membuat koki dibelakang meja menatap heran.

"Boleh aku memegangnya?" tanya Soeun. "Ini? Untuk apa nona?" tanya balik si koki. "Benda ini, bisa untuk memukul orang bukan?" Soeun bertanya lagi.

Pertanyaan Soeun itu membuat Jinyi bergidik. Soeun ingin memukulnya dengan penggiling adonan berbahan kayu itu?' pikirnya.

Si koki yang ditanya memberikan senyumnya. "Seperti yang nona lihat, benda ini berfungsi untuk meratakan adonan tepung, bukan untuk memukul orang, kecuali iblis, mungkin memakainya untuk memukul orang lain,"

"Tapi aku pernah dipukul pakai ini," Soeun masih menatap fokus penggiling adonan tepung itu. Maid segera menghampiri Soeun. "Nona Sso, nona sudah ingat, nona ingat?"

Soeun yang masih samar-samar meraba masa lalunya itu menggelengkan kepalanya. Ia hanya melihat seseorang memukulnya dengan benda yang seperti dipegang koki. Wajah yang terlihat samar-samar membuatnya terasa nyeri di bagian sarafnya. "Ya sudah kita pulang saja ya, kalau tuan, nyonya dan suami anda tahu, nona ada di luar sekarang, kami bisa kena omel,"

Soeun yang ditarik itu melihat ke belakang dimana penggiling adonan masih terlihat jelas di matanya. "Kim Soeun, kita belum selesai," geram Jinyi merasa diabaikan.

"Soal apa?" tanya Soeun sambil memegangi kepalanya yang makin terasa sakit. Jinyi menghela napas. Ia semakin kasihan pada Chanyeol harus mengurus Soeun yang tampaknya mudah lupa itu.

"Soal Chanyeol,"

"Aaa, soal dia," Soeun ingat apa yang barusan dibicarakan gadis itu dengannya. "Maaf, boleh aku minta," Soeun menahan waitress yang melewatinya tampak membawakan segelas juice alpukat dingin diatas nampan.

"Tapi ini pesanan orang lain,"

Soeun tetap mengambilnya lalu menyiramkan juice itu ke arah kepala Jinyi. Tentu saja Jinyi didepannya itu terkejut dengan serangan mendadak Soeun. "Kim Soeun," Jinyi meradang sambil mengepalkan tangannya.

"Sejak tadi kau berisik bicarakan Chanyeol, Chanyeol terus, kepalaku sakit, mau pecah rasanya," Soeun yang meringis itu menaruh gelas kosong ditangannya ke atas nampan. Maid dan pengawal yang berada dibelakang Soeun tertawa geli. Bisa jadi Soeun kehilangan ingatannya akibat insiden tapi sifat aslinya belum tentu hilang.

Saat Soeun hampir hilang keseimbangan, maid yang bersamanya tadi segera membantunya untuk berdiri tegak. "Nona, apa sekarang mau ke dokter lagi, untuk kemoterapi?"

"Tidak, jangan sekarang, aku tidak apa," ucap Soeun dengan tatapan mulai sayu. Maid menatap khawatir, berharap kondisi ini tidak membuat gadis itu tertidur lagi. Sementara pengawal mengeluarkan uang dari saku celananya membayar juice yang dibuang Soeun tadi.

"Kim Soeun, kau....."

"Nona," maid tersebut menyela. "Tadi sudah aku bilang, dia tidak boleh lama berada di luar, tapi karena nona Sso memaksa untuk keluar, kami turuti, kalau nona punya masalah dengan tuan Chanyeol, bicara padanya, jangan dengan nona kami,"

"Ayo cepat bawa ke mobil aja," pengawal pria muda itu segera memegangi lengan Soeun dibagian kiri.

Soeun pun dipapah oleh pengawal dan maid sampai ke mobil. Ia duduk dibagian belakang sambil meremas kedua tangannya. Usai pintu belakang ditutup, ia menyandarkan kepalanya ke pintu saat mobil berjalan. Sambil menatapi jalan dan mobil yang melaju disebelahnya. Butiran air mata mendesak keluar setelah ia menahannya sejak Jinyi mengatakan Chanyeol dan yeoja itu saling mencintai. Dadanya terasa sesak dan panas sebab, hati kecilnya membenarkan hal itu.

UNDISCLOSED MARRIAGE [PCY ❤ KSE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang