8. Kerumah Rasyid

6.1K 235 0
                                    

"Lin, tumben temen kamu si risa jarang kesini" ucap mamah, sambil meminum lemon tea, gue sambil fokus scroll instagram sambil menjawab "Ngga tau mah, yaa namanya juga tinggal nunggu wisuda, banyak yang pulkam, ada yang nikah, ada yang nyari kerja"

"Kamu nanti kalau udah nikah, kerja diperusahaan suami kamu aja kan enak, kalau ngga kerja diperusahaan mamah aja, gantiin mamah. Kan mamah ini gantiin posisi papah, nah nanti pas menikah kamu yang gantiin" ucap mamah, tepat setelah itu, ada suara berdering, yang berasal dari handphone gue, gue mengisyaratkan mamah untuk diam.

"Hallo"

"Teteh punten, ini jumlah yang dicetak berapa? Data nya hilang"

"Ko bisa ?"

"Iyaa, computer nya kena virus"

"Yaudah, nanti saya sms lagi, saya nanya dulu ke calon suami saya" bilang calon suami ko gue ngerasa geli sendiri, pingin ketawa tapi ada mamah

"Iyaa teh, kalau bisa hari ini, paling telat malam lah"

"Si emang, ngegampangin banget jadi orang, saya usahain oke"

"iyaa teh, saya tutup dulu"

Tit

Mamah langsung ngeliatin gue tanda dia kepo "Pasti kepo kan? Cie ema – ema kepo" gue mendengar mamah mendegus dan mencubit lengan gue, gue memutarkan kepala Sembilan puluh derajat, "Sakit emaaaa" ucap gue sambil mengusap – ngusap lengan yang dicubit

"Ya kasih tau mamah, siapa?"

"Tukang undangan, katanya data tentang aku dan a rasyid hilang semua" mamah langsung mentap gue dengan tatapan horror "Atuh ngga bener tukang undangan teh" gue hanya menanggapinya dengan anggukkan kepala

"Mah, a rasyid itu masih tinggal serumah sama bu aisyah?"

"kenapa? Mau ngapelin calon suami?" ujar mamah, gue langsung mendelikkan mata "Bukan, aku mau nanya data yang mau keluarga a rasyid cetak berapa, GR banget sih bu marinka"

"Setau mamah sih, rasyid udah punya rumah sendiri, tapi mamah ngga tau dimana, jadi kayanya harus kerumah bu aisyah dulu, buat nanyain alamat rasyid" ujar mamah, gue mengangguk

*****

Gue sekarang lagi mencari alamat didlam komplek, gila ini mah perumahannya elite, rumahnya kaya istana semua, gue heran keluarga calon suami gue kerja apa yaa, dan pas gue berhenti dijalan gue liat alamat rumah dengan nomor rumah yang tepat didepan gue berhenti, gue melihat dari mobil, gue kagum sendiri anjir bagus banget lah, gue ngga habis pikir kenapa bagus begitu. Gue berjalan sedikit, dan gue keluar mencet bell

Ada seseorang yang keluar dari rumah tersebut, dan menghampiri gue "Maaf bu mau ketemu siapa?" gue tersenyum "Mau ketemu bu aisyah, bilang aja ada alinka" pembantu tersebut mengangguk dan pamit kedalam terlebih dahulu untuk menemui majikannya, setelah beberapa menit menunggu, perempuan tersebut keluar dan gue masuk kedalam mobil memarkirkan mobil didepan garasi rumahnya, gila ini mah parkir 3mobil aja masih cukup, ujubuneng mertua gue sekaya gini.

Gue mengikuti jalan perempuan tersebut, gue masuk keruang tamu, gue melihat kearah sekitar, buat gue geleng geleng kepala guys, bagus banget, pingin ntar udah nikah tinggal disini eh

"Alinkaa" ucap seseorang, gue yang sedang melihat isi rumah dengan penuh kagum, gue membalikkan badan kebelakang, dan ada rasyid ternyata, gue tersenyum sebentar "Aa, aku mau minta data dari keluarga aa mau nyetak berapa undangan" dahi dia menjadi 3lipatan, merasa kebingungan, dia duduk berhadapan dengan gue dengan jarak yang jauh betttt

"Bukannya udah kemarin?" ujar rasyid, gue mengangguk tanda mengiyakan dan gue melanjutkan menjawab "Iyaa udah, tapi tadi mamang undangan nya telefon ke aku, data kita kehapus katanya, ngerepotin aja yakan?" eh gue ko malah keterusan curhat

Dia mengangguk, tepat setelah itu, pembantu dirumah ini datang memberikan gue minum, gue mengucapkan terimakasih, pembantunya ijin untuk kembali kebelakang, gue minum sebentar setelah itu dia berucap "Ayoo, kerumah saya"

Gue langsung melongo "Ngapain?" dia meminum kopi setelah itu menjawab pertanyaan gue dengan tetap wajah datar "Data nya ada di laptop, kebetulan laptop nya dirumah" gue hanya ber ohh sambil mengangguk. Tak lama dari itu ada yang membuka pintu dari luar, gue dan rasyid berbarengan untuk melihat kearah luar, ternyata hansa, dia beberapa kali melihat kearah gue dan kearah rasyid "Eh tehh alin, tumben main kesini" ujar dia sambil menyalami gue dan rasyid secara bergantian

"Iyaa, kebetulan ada urusan sama a rasyid" ujar gue sambil tersenyum "Oh, hansa pamit kedalam dulu ya, a ibu udah pulang?" dijawab oleh rasyid hanya gelengan kepala, bener bener deh dia irit banget ngomong sama adik sendiri juga, ngga habis pikir gue

Setelah hansa pergi dari ruang tamu, rasyid berdiri dan berjalan menuju kearah gue "Pake mobil kesini?" gue jawab dengan anggukan, dia menadahkan tangan kanannya, gue kebingungan dan bertanya lewat isyarat mimik muka "Saya minjam kunci mobilnya, kerumah saya pake mobil kamu"

"Oh, bentar" ujar gue sambil mengambil benda itu didalam tas gue, tapi gue ngga menemukan kunci nya, gue mengobrak abrik tas gue, gue melihat kearah rasyid, dia menatap gue dengan kebingungan "aa kunci nya hilang. Masa"

"Cari yang betul" gue tetep obrak abrik tas, gue sambil mengeluarkan satu persatu isi yang ada ditas gue, tetep gue ngga nemuin kunci tersebut, gue udah panik sendiri, gue berdiri dan mau bersujud untuk melihat kali aja ada dibawah kursi, cuman ditahan oleh rasyid, dia tersenyum sebentar, gue manatap dia dengan jengkel "Kenapa malah senyum? Ini kunci hilang aa ih"

Dia mengambil kunci dari meja "Cari ini?" ujar dia, sambil menggoyang – goyangkan kunci mobil, kalau kalian tau muka gue sekarang, antara malu, kesel, ah kaya es campur pokoknya, gue menggaruk rambut gue yang ngga gatel, dan cengengesan.

Gue dan rasyid berjalan menuju rumah dia, ternyata hanya membutuhkan 10menit untuk kerumah dia, karena dia masih satu komplek dengan rumah ibu aisyah, walaupun rumahnya ngga terlalu besar kaya punya bu aisyah, tapi gue kaya yang betah gitu disini, gila ntar ini jadi rumah gue juga, dia mempersilahkan gue untuk masuk terlebih dahulu

Disana ada foto keluarga, ada foto rasyid dan ada foto hana juga, saat dia pamit untuk keatas ambil laptop, gue melihat sekitar melihat beberapa foto, dan ketika gue melihat ada 1foto yang mencuri perhatian gue, ketika gue mau ambil rasyid sudah turun dari tangga, dan melihat gue mau ngambil foto tersebut, tangan gue langsung di cegah sama dia

"Nanti jangan sekarang" ujar dia, gue jadi bingung sendiri, maksudnya apa coba ngomong gitu.


Selamat berbuka semua, bagi yang menjalankan, mudah - mudahhan cerita alinka bisa menemani hari - hari kalian, #eaaaa

Jangan lupa klik bintang yaaa,

love you guys from rasyid <3

AlinkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang