3. Cowo Rese

8.6K 290 1
                                    

"Alinka Vandarista, dari mana saja kamu?"

"Main"

"Tidak pantas seorang wanita pulang pagi, apa yang akan dikatakan oleh tetangga alin, mamah malu"

"Tumben jam segini masih dirumah, biasanya udah pergi kerja?" ucap gue dengan terus berjalan menuju ke kamar

"Alin, bicara yang sopan terhadap orang tua!"

"Apa sih mah? Pagi – pagi udah ngomel aja" ucap gue, sambil membalikkan badan dan bertatapan langsung dengan mamah

"Mamah ngga akan ngomel kalau kamu jadi cewe baik, ngga pulang pagi terus seperti ini"

"Udah mamah kerja aja, alin mau tidur" ucap gue, dan meninggalkan mamah sendiri

****

Sekarang gue sedang makan malam bersama mamah.

"Lin, tadi bu Aisyah nanya sama mamah, kamu kapan ada waktu luang, mumpung rasyid nya ada disini" ucap mamah

"Siapa yang mau?"

"ih coba dulu aja lin, siapa tau cocok" ucap mamah, dahiku langsung berkerut "Males ah"

"Cobain dulu"

"Emang barang dicoba – coba, parah mamah, jangan paksa alin ah, nanti juga jodoh pasti bertemu"

"Bercanda terus kamu"

****

Kesokkan hari nya gue turun dari tangga, dan mamah langsung menghampiri gue

"Kamu, ketemu Rasyid pakaian nya seperti ini? Pakai kemeja terbuka 2kancingnya? Jangan disamakan sama baju yang biasa kamu pake, Rasyid kan calon suami pakainya yang sopan, terus jangan diikat rambutnya lekuk leher kamu keliatan nanti bahaya buat Rasyid"

"Apaan deh mamah, aku mau main bukan mau ketemu si rasyid, rasyid itu"

"Kirain mamah, kamu mau ketemu sama dia" ucap mamah

"GR banget"

*****

Mungkin gue lebih dulu sampai pikir gue, dan melihat ke kanan dan ke kiri melihat tempat duduk yang kosong, gue duduk sambil mengeluarkan handphone

"Ini menu nya mba"

"Makasih, nanti saya pesan, sedang menunggu seseorang" ucap gue sambil tersenyum dan pelayan tersebut menganguk dan pergi

gue telepon risa, sambil melihat kearah kanan dan kiri

"Hallloo, risa disini ada yang bisa dibantu?"

"Pe'a lu dimana dah?"

"Sabar tay, gue lagi dijalan"

"Jangan lama-lama lu"

"Iyaa say, lu udah kangen berat sama gue kan?"

"GR gilaa anjir"

"Yaudah ini bentar lagi nyampe, macet nih, gue tutup yaa"

Setelah itu gue kebelet pingin ke air, gue panggil waiters

"Ada yang bisa dibantu mba?"

"Mbaa, tolong meja ini jangan sampe diisi sama siapapun temen saya bentar lagi sampe, saya mau keair dulu kebelet"

"Iyaa mba" ucap dia, gue mengangguk dan langsung sedikit berlari menuju ke wc

Setelah dari wc gue poles sedikit wajah gue dikaca yang ada di wc tersebut, dan handphone gue bergetar, ternyata risa telefon gue

"Hallo"

"LO DIMANA? INI MEJA PENUH SEMUA DAN LO NGGA ADA, JANGAN KERJAIN" ucap risa, dan gue langsung menutup telinga gue, gila nih si risa ngomongnya pake toa

"Apaan dah? Gue udah bilang ke waiters nya ko, meja yang gue dudukin tadi jangan diiisi sama yang lain"

"Tapi bukti nya mana? Semua penuh, lu kesini coba"

"Oke gue kesana"

Setelah itu, gue langsung keluar dan melihat kearah kanan dan kiri menghampiri risa yang bete,

"Lu dari mana?" tanya risa

"Gue dari wc sebentar, yuk kita ke meja yang gue dudukin tadi" ucap gue, saat gue dan risa berjalan menghampiri meja yang gue tempatin tadi ternyata benar meja itu diisi oleh orang, risa menyenggol gue

"Mana meja nya? Penuh semua"

"Itu disana ris, gue tadi duduk disana" ucap gue sambil menunjuk salah satu meja yang gue duduki tadi

"Jangan ngaco lu, itu udah ada orang lain"

"Serius risa, gue kesana dulu" ucap gue, tapi tangan gue dicekal oleh risa, dahi gue terangkat "Kenapa?"

"Jangan bikin keributan lin, gue malu elah" ucap risa dengan nada yang sedikit berbisik

"Bodo amat" ucap gue, gue langsung menghampiri meja yang gue duduki tadi dan gue langsung duduk didepan cowo itu, dia dengan enteng nya hanya melihat sekilas ke gue, dan setelah itu fokus lagi ke makanan nya

"Mas" ucap gue tapi ngga digubris sama cowo itu

"Mas"

"Mas"

Parah nih cowo, ganteng – ganteng budeg

Gue langsung menggeprak meja dengan keras "Woi mas"

Dia hanya angkat alis, selain budeg ni cowo bisu juga "Maaf ya mas ini meja saya, saya duluan yang duduk disini, bisa minggat ga?"

"Ngga bisa, saya sudah duduk disini, saya juga bayar disini, lagian saya duduk disini karena meja ini kosong tidak ada bekas makanan, berarti kamu baru datang dan belum pesan makanan"

"Tapi saya yang duluan disini, gimana sih"

"Harusnya kamu malu, kamu marah – marah ke saya, sedangkan kamu sendiri belum pesan makanan hanya numpang duduk"

"Wah parah ini cowo, lu jadi cowo ngalah dong, gue duluan yang duduk disini"

"Saya duluan yang pesan makanan disini"

"Gue mau lu minggat"

"Tidak bisa"

"Minggat ngga lu" ucap gue, tapi tangan gue tiba – tiba ditarik sama risa dan risa berbisik "Udah lin, jangan berantem gue malu" gue langsung melepaskan tangan risa "Bodo amat ris, pokoknya gue pingin duduk disini!" dengan nada yang cukup keras, sehingga semua mata tertuju ke gue, dan gue ngga peduli, risa makin mengeratkan tangan nya ke gue "Alin please ini mah, lu jangan bikin malu gue, udah kita cari restoran yang lain aja"

Tangan gue ditarik oleh risa untuk keluar dari restoran dan gue nunjuk pria itu "Awas lu kalau ketemu gue lagi"





Terimakasih buat yang sudah baca cerita aku sampai sini, jangan bosen untuk menunggu kelanjutan cerita Alinka dan Rasyid yaaa....

AlinkaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang