Gue tersenyum untuk menjawab pertanyaan Shasa, ternyata 1minggu hana tampa pengawasan gue banyak yang berubah, dan gue baru menyadari ini.
"Hana, mau es cream? Ibu beli dulu ditempat biasa, kita ketemu sama nena" ucap shasa
Gue cukup kaget mendengar penuturan shasa barusan, tapi coba gue kendalikan, dan gue ambil hal positif dari kejadian ini, mungkin ibu memberikan peluang untuk shasa karena ibu tidak tega, mungkin..
"Bunda?" tanya hana membuat gue tersadar dari lamunan gue sendiri
"Boleh ko, tapi bunda boleh ikut?" tanya gue dan hana mengangguk dengan semangat "Bolehh"
Lalu shasa menggengam tangan hana, dan melihat kearah gue "sekalian ada yang mau mba omongin" ucap shasa dan gue hanya mengangguk sambil mengikuti mereka dari belakang
************************
Gue duduk disebrang shasa, dan hana duduk diantara gue dan shasa, hana sedang asik dengan melihat buku yang baru saja ibu nya kasih, gue melihat kearah hana dengan senyuman karena raut muka nya yang lucu
"Lin" ucap shasa, gue langsung melihat kearah shasa dengan tatapan bertanya
"Rasyid kemana?" tanya shasa kembali, gue tetap belum menjawab dan tetap menatap dia dengan heran lalu dia mengubah duduk nya "Hmm, maksud mba, kenapa saat rapat bersama investor dia tidak ada?"
Shasa mungkin merasa, apa yang dia ucapkan membuat gue sedikit terganggung, dan dia mengubah pertanyaannya
"Ke luar negeri" ucap gue singkat
"Ngapain?" ucap shasa, tapi gue melihat dari raut wajahnya shasa seolah olah dia hanya ingin meyakinkan, mudah ditebak juga shasa ini
"Mba mungkin sudah tau, aa ada urusan apa keluar negeri, jadi ga perlu alin jelasin lagi kan?" tanya gue
"Hanya memastikan" ucap shasa
"Dari siapa?"
"Apanya?"
"Ya tau aa lagi diluar negeri? Aku udah cape perang dingin terus sama mba shasa, dan aku juga gamau liat aa sama mba shaha terus perang dingin, sampe melibatkan hana" ucap gue sambil minum jus yang ada dihadapan gue
"Bapa" ucap shasa, dan gue menghela napas mendengar itu
"Tapi alin jangan salah paham dulu" ucap shasa, dan gue langsung melihat langsung ke matanya shasa, "Bapa sedih, liat hubungan bapa sama rasyid sekarang seperti apa, ya mba tau ini mungkin salah mba, tapi perlu alin ketahui, mba ga ada niat untuk merusak hubungan kalian, mba hanya ingin seperti ini, mengajak jalan hana, dan kalau boleh mba ingin mengajak hana menginap tapi mungkin itu mustahil" ucap shasa dengan senyum miris
"itu mba udah tau" ucap gue
"Lin, mba jadi investor dengan menanamkan saham terbanyak itu, dengan tujuan biar mba bisa ketemu hana, susah mba ketemu anak mba, mba perlu perjuangin sampe bertahun – tahun, lin, mba mohon ini bicara dari hati ke hati, apalagi alin jadi ibu sambung hana, dan alin sebentar lagi jadi ibu yang seutuhnya, alin walaupun melahirkan, tapi mba yakin dalam hati alin, alin ga ingin pisah sama bayi yang ada dirahim alin, apalagi mba yang sudah bertahun tahun tidak ketemu" ucap shasa
Lalu dia menarik napas kembali "Mba, sama suami yang sekarang belum dikarunia amanah anak sama allah, mba ga akan minta hak asuh, mba cuman ingin punya kebebasan ketemu anak, kalau tidak percaya boleh rekam ucapan mba ini"
"Iyaa, alin mengerti mba, tapi perlu proses juga untuk meluluhkan hati aa, mungkin mba juga tau bagaimana sifat aa kalau sudah marah atau dikecewakan sama orang" ucap gue dan shasa hanya mengangguk menjawab itu
KAMU SEDANG MEMBACA
Alinka
RomanceCover by : @noviaaanggraeni #2 in Women (28052018) Tidak pernah terpikir oleh Alinka sebelumnya bahwa dia harus terjebak dengan pria pilihan ibu nya, yang sudah punya anak, Kaku, dingin, berbanding terbalik dengan Alinka.. . . . "Sampe kapanpun aku...