Dan setelah itu, gue merasa sangat bersalah, dan kalian perlu tau bahwa setelah pulang kerumah, rasyid membereskan semua baju gue dan juga dia ke dalam koper, awalnya gue bingung mau kemana setelah ditanya mampu membuat gue ingin cium dia
"Loh ini baju mau diapain?" tanya gue
"LIburan"
"Yang bener?"
"Iya, aku udah rencanain ini kemarin, tapi maaf cuman 2hari sabtu dan minggu aja"
"Ih ini beneran serius?"tanya gue dengan tatapan menyelidik, dan akhirnya dia mengangguk "Kado kelulusan" ucapnya dengan santai lalu masuk ke kamar mandi, gue yang melihat itu hanya mematung kalau ini mimpi jangan bangunin gue
Dia tau bagaimana bahagiain gue, dan harusnya gue ingat itu. Bahwa semua gue itu punya cara sendiri, dan kalau kalian tanya hana ikut? Jawabannya ngga
Bahkan anak gue pun ikut merahasiakan ini, dengan jawaban hana sama nena. kata nena, bunda sama ayah mau bikin dede buat hana. Tuhan, anak sekecil hana di prontallin.
Saat gue mengedipkan mata untuk mengumpulkan nyawa setelah tertidur karena perjalanan yang cukup melelahkan, dan gue merubah posisi menjadi terduduk diatas kasur
"Lin" gue langsung melirik ke asal suara tersebut
Ganteng banget laki gue
"Lin" ucapnya sambil menepuk pipi gue pelan, lalu tersadar dan memberikan senyum terindah gue, "Cepet Wudhu, aa tunggu. Kita shalat bareng" ucapnya dan gue hanya mengangguk sebagai jawaban
Lalu gue malah memperhatikan gerakan dia yang menyiapkan sejadah juga mukena untuk gue, gue merasa sedikit dejavu
"Alinka"
"Eh iya, ini mau ke air ko" ucap gue sambil sedikit berlari menuju ke kamar mandi,
Seusai gue dari kamar mandi, rasyid menyuruh gue untuk bergegas memakai mukena dan ketika gue sudah berdiri akan melaksanakan shalat, rasyid membalikkan badan kearah gue dan menatap gue begitu dalam
"Kamu ini, kaya hana, kalau pakai mukena rambutnya selalu keluar" ucapnya sambil membereskan rambut yang keluar dari mukena dan gue hanya bisa mematung dengan perlakuan dia yang begitu sederhana tapi mampu membuat jantung gue ga sederhana detaknya
Setelah shalat, gue dan rasyid keluar dari kamar untuk melakukan breakfast bersama, sesekali gue bercerita tentang sahabat – sahabat gue yang hanya dia jawab dengan "hmm" atau ngga mengangguk
"Gitu aja terus tiap aku cerita" ucap gue dengan menatap dia sebal, orang yang ditatap cuman menatap gue balik dengan datar dan melihat kearah luar hotel
"Mau jalan – jalan?" tawar dia, gue mengangguk
Setelah itu kami keluar dari hotel, dan jalan – jalan menyelusuri pantai, sesekali gue melihat kearah toko yang ada di sekitaran pantai ini, gue mengajak rasyid untuk masuk kedalam sekedar menemani gue belanja dan ya duitnya pun kan dari dia
Gue sedang memilih baju untuk gue kenakan besok atau mungkin hari ini, gue melihat kearah rasyid, ternyata dia pun sedang menatap gue dan baju yang gue pegang "A, aku mau beli dua – duannya, boleh?" ucap gue dengan penuh kehati – hatian
"Boleh, kenapa harus nanya? Bener cuman beli 2baju aja?" gue langsung menatap dia dengan penuh minat, "Emang aku boleh belanja sepuas nya?" dengan suara yang ragu pedahal hati girang banget
"Ya boleh, sepuas kamu" gue dengan spontan langsung bertepuk tangan dan memeluk dia "Makasih, sayangku, suamiku, cintaku, ko baik banget sih" ucap gue dengan penuh kegirangan gue bisa mendengar dia terkekeh
KAMU SEDANG MEMBACA
Alinka
RomanceCover by : @noviaaanggraeni #2 in Women (28052018) Tidak pernah terpikir oleh Alinka sebelumnya bahwa dia harus terjebak dengan pria pilihan ibu nya, yang sudah punya anak, Kaku, dingin, berbanding terbalik dengan Alinka.. . . . "Sampe kapanpun aku...