Gue berjalan menuju kedapur, dengan membawa piring kotor bekas makan, bi ijah langsung mengambil piring yang ada ditangan gue "Aduh neng, pedahal gausah, penganten baru harusnya diem dikamar aja" ucap bi ijah sambil tersenyum menggoda, gue mengikuti bi jah dari belakang "Apaan sih bi, alin sekarang tau hobi bi ijah apa" ucap gue
Bi ijah menyimpan piring kotor, sambil melihat kearah gue, "Hobi apa neng?" ucap bi ijah sambil melihat kearah gue dengan tatapan bingung "Iya hobi, hobi bikin alin sebel" ucap gue, sambil mengambil spon untuk cuci piring dan mulai mencuci piring, bi ijah menghampiri gue "Ngga apa –apa atuh neng, biar hana cepet punya adik" ucap bi ijah, gue hanya tersenyum menanggapi itu.
"Bundaaaaaaaaaa" ucap hana, gue langsung melihat kearah ruang keluar, hana sudah menangis, gue cuci tangan dan menghampiri hana "Kenapa sayang?" ucap gue, hana mengisyaratkan ke gue untuk mengendong dia, akhirnya gue menggendong dia, hana memeluk leher gue "Mau apa?" ucap gue
"Bobo" ucap hana
"Ayoo, kita ke kamar sekarang yaa" ucap gue, dan hana mengangguk, dengan tangannya yang masih memeluk leher gue, sesampai nya dikamar, yang sebenernya ini adalah kamar ayu kalau nginap disini, gue menidurkan hana, dan gue ikut tidur dipinggir nya, hana terbangun sebentar lalu dia mengambil tas nya dan mencari sesuatu, ternyata hana mengambil buku cerita, dia melihat kearah gue sambil memberikan buku cerita, gue tersenyum dan mengambil buku cerita, gue menceritakan yang ada dibuku itu sambil mengelus – ngelus rambut hana, setelah gue merasa hana sudah tertidur nyenyak, gue terbangun secara perlahan dan beranjak pergi menuju ke kamar.
Sesampainya dikamar, gue melihat kearah kasur, ternyata rasyid disana sambil tetap fokus ke ipad nya, gue masuk ke kamar mandi untuk cuci muka dan berganti baju, gue keluar dari kamar mandi, ternyata rasyid tetap posisi seperti tadi, gue naik keatas kasur, dan melihat sekilas, oh ternyata dia sedang check email, gila sih cuti juga tetep mikirin kerjaan.
"Hana udah tidur?" ucap rasyid, dengan mata dia yang masih tetap fokus pada ipad, gue melihat kearah rasyid, "Udah a" ucap gue, gue langsung tertidur dan arah ke rasyid, posisinya gue tidur dan rasyid duduk bersandar kearah tembok, ketika mata gue mau tertutup "Lin"
"Ya?" ucap gue, sambil mendongkrak ke atas melihat wajah tampan suami, uhuyyyy
"Shalat sunnah dulu?" ucappp rasyid, dahi gue menyatu, ngapain shalat sunnah coba, sunnah apa gue ngga paham "Shalat sunnah?" ucap gue, rasyid menyimpan ipad nya diatas meja pinggir kasur, dia menatap gue kebawah "Iyaa, shalat sunnah. Mau kan?"
"Shalat sunnah apa?" ucap gue
"Melaksanakan kewajiban" ucap rasyid dengan begitu datarnya, sampe dia ngga tau apa efek yang dia ucapkan terhadap kesehatan jantung gue, dan hanya bisa mengangguk, kata mamah harus nurut sama suami kan? dan rasyid tersenyum sambil berjalan menuju kamar mandi, setelah dia masuk ke kamar mandi, jantung gue yang mulai berdebar makin berdebar
Ya allah jantung hamba
Setelah dia keluar dari kamar mandi, dia melihat kearah gue dengan tatapan bingung, ya salam itu air yang berjatuhan habis jatuh ke mukanya, ah parah udah mulai kotor pikiran gue, "Kamu ngga akan wudhu dulu?" ucap rasyid, gue tersadar dari lamunan dan mengangguk berjalan menuju kamar mandi untuk berwudhu.
Gue keluar dari kamar mandi, rasyid sudah menggelarkan sejadah buat gue beserta mukenanya juga, kadang hal kecil yang dilakuin pasangan, itu menjadi hal luar biasa bagi kita, gue memakai mukena dan melihat kearah kaca yang full body, bermaksud untuk melihat udah rapih atau belum, eh dibelakang gue ada bayangan cowo ganteng sedang tersenyum, gue melihat ke belakang "Kamu cantik" ucap dia, gue mengedipkan mata beberapa kali "Hah?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Alinka
RomanceCover by : @noviaaanggraeni #2 in Women (28052018) Tidak pernah terpikir oleh Alinka sebelumnya bahwa dia harus terjebak dengan pria pilihan ibu nya, yang sudah punya anak, Kaku, dingin, berbanding terbalik dengan Alinka.. . . . "Sampe kapanpun aku...