"Barokah ya gelarnya bunda" ucapnya sambil mengelus rambut gue
"Aamiin, makasih a" sambil memberikan senyum terbaik gue, ketika gue dan rasyid sedang asyik bertatapan tiba tiba "Aduhhhhh, Panassss" gue langsung melirik kearah risa dengan senyum mengejek dia melihat gue seolah olah berbicara 'mau gue sleding'
"Kamu temannya alinka kan?" tanya rasyid, risa langsung mengalihkan pembicaraan kearah rasyid lalu tersenyum "Iyaa, si aa mah masa lupa sama aku" gue langsung melihat dia dengan tatapan jengkel so manja banget ini orang, dan hanya dibalas dengan senyum tipis oleh rasyid
Seketika gue pingin tertawa terbahak – bahak, si risa ini memang tidak bisa membedakan antara orang kaya azka dengan orang kaya rasyid, "Yaudah lin, gue kesana ya mau nemuin keluarga gue, mari a" ucap risa dengan canggung gue mengangguk sambil menatahan tawa, dan rasyid hanya mengangguk sebagai jawaban
"Yang lain dimana a?"
"Disana" ucap rasyid sambil menunjukkan daerah tempat keluarga gue dan dia berkumpul, kami berjalan menuju tempat mereka lalu yang pertama mengetahui gue dan rasyid adalah hana, dia langsung memeluk gue "Bundaaaaa, ini buat bunda" ucapnya sambil memberikan kertas karton
Gue melihatnya ah betapa gue terharu melihat yang ada dikertas ini, hana menggambar bentuk keluarga walaupun gambarnya tidak sebagus seorang pelukis tapi untung anak seusia 5tahun ini sangat bagus, dimana gambar itu ada gue, hana dan rasyid
"Terimakasih sayang, bunda seneng banget dapet ini dari hana" ucap gue sambil mengecup kepalanya
"Hana sayang bunda" ucapnya lalu memeluk leher gue
lalu melihat kearah mamah dan juga mertua gue, pertama gue menghampiri mamah "Mamah"
"Sayangnya mamah, selamat ya sayang. Semoga bisa menjadi anak yang bermanfaat dunia dan akhirat ya" ucap mmah, sambil mengecup kening dan kedua pipi gue "Amin, makasih mamah udah menjadi ibu yang terbaik yang sabar, meladeni anaknya yang bandel ini"
"Memang, mamah dulu harus sering stock sabar, untung sekarang udah engga" gue menangapinya dengan cemberut lalu gue menghampiri mertua gue "Selamat ya mantunya ibu, semoga ilmu nya bermanfaat bagi masyarakat"
"amin ibu, makasih. Hansa mana?"
"Dia lagi kuliah, maklum lah semester awal lagi rajin – rajinnya, maaf katanya ngga bisa dateng" ucap ibu
"selamat alin, bapa doain yang terbaik buat alin"
"Amin, makasih banyak pa"
"Yaudah, gimana kalau kita foto – foto? Buat kenang – kenangan" ujar bapa dan kami pun menuju studio foto, gue bersama rasyid dan juga mamah,
Gue dan hana berpengangan tangan, kami terus tersenyum, entalah apa yang bikin kita tersenyum bersama "Bundaa, nanti ada dedek kan?" tanya hana, gue mengelus rambutnya "Iyaa, doain aja. Emang hana pingin dedek bayi?"
"Iyaa pingin, kaya wulan"
"Amin, banyakin doa sama allah biar dikasih dede" ucap gue dan hana mengangguk setelah itu gue dan rasyid mendaftar di studio untuk berfoto, gue berjalan menuju taman belakang yang ada di studio ini lalu rasyid menepuk pundak gue "Bun, disini kayanya bagus buat foto"
"tumben"
"Tumben apa?"
"Tumben ngajakin foto"
"Kamu foto sendiri, sama aa difotoin"
"Boleh deh" ucap gue lalu dengan pegang ijazah lalu bersiap bergaya rasyid mengisyaratkan dengan gerakan tangannya 1,2,3
"Bagus banget deh. Kayanya kamu bakat jadi tukang foto" ucap gue dengan mengelus pipinya sambil tersenyum mengejek, dia hanya tersenyum tipis nampa niat menjawab pertanyaan gue
"Waktu 2hari kemarin aja udah bawel. Sekarang irit lagi bicaranya" ucap gue dengan pelan, lalu dia dengan berjalan dibelakang gue menjawab "Aku dengar"
Setelah itu kami berfoto bersama, pertama gue foto berdua dengan rasyid, ketiga foto bareng hana, ke empat foto berdua dengan mamah, ke lima foto dengan mertua lalu ke enam foto bareng – bareng semuanya. Cukup pegel juga gue beberapakali harus tersenyum.
Gue dengan hana tertidur didalam pangkuan gue, rasyid yang masih fokus berkendara dan mamah yang tertidur di kursi belakang, keadaan dimobil sangat – sangat hening, gue sesekali meliirik kearah rasyid tak gue pungkiri suami gue ini makin hari gagahnya gantengnya makin nambah dengan jas yang begitu pas dibadannya sehingga ototnya begitu terlihat dibalik jas nya, membuat siapa saja akan terkagum - kagum dengan badan yang nyaris sempurna ini
"A, kamu ngga akan ngasih kado gitu ke aku?" dan setelah beberapa detik gue mengakui kebodohan gue nanya gitu sama suami sendiri, gue melihat kearah dia, dia menatap gue dengan tatapan bingung dengan satu alis yang terangkat
"Tadi bercanda, lupain" ucap gue dengan senyum 5cm
"Oh" ucapnya lalu fokus kembali ke jalan, kadang gue bingung sama sikap dan sifat laki gue sendiri, kadang dia baik, kadang dia banyak bicara, dan kadang dia sebaliknya. Dan hari ini dia lagi sebaliknya
OMG
Dosa ga sih gue uyel – uyel mukanya? Kalau cewe bilang ngga jadi itu berarti jadi, kaya kata ngga apa-apa sebenernya itu ada apa-apa. Ah dia tidak ahli dalam menanggapi cewe atau gimana sih, gue langsung memainkan handphone dari pada kesel sendiri kan gue
Hansa : teteh, maaf hansa tadi ngga dateng. Pokoknya selamat atas wisudanya yaa, semoga hansa cepet nyusul. Haha
Hansa : Btw, aa ko romantis sih?
Gue menatap handphone dengan bingung, romatis adiknya bilang? ngga salah? Dia bahkan jauh dari kata romatis, bahkan gue memaki dalam hati, lalu handphone gue bergetar ternyata hansa mengirim gue foto
Hansa : picture
Saat gue buka, membuat gue menyesal karena telah memaki suami sendiri, ah seharusnya gue tau kalau dia punya caranya sendiri, dia beda dengan orang lain yang memamerkan kemesraan dan gombal receh.
@Rasyid_Syarif Senyumu adalah kebahagianku. Happy graduation my wife.
_________________________________________________________
Maaf yaa baru upload lagi, hehe
Aku baru sempet, maafkan yaa, tetap semangat dan aku akan selalu mendengarkan dan membaca saran atau kritik yang membangun untuk cerita ini lebih baik lagi:)
Aku kasih bocoran deh ya :D 2part kedepan setelah ini akan bahagia - bahagia gitu, cape yaa berantem kecil terus:( pokoknya tetap baca cerita ini yaa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alinka
RomanceCover by : @noviaaanggraeni #2 in Women (28052018) Tidak pernah terpikir oleh Alinka sebelumnya bahwa dia harus terjebak dengan pria pilihan ibu nya, yang sudah punya anak, Kaku, dingin, berbanding terbalik dengan Alinka.. . . . "Sampe kapanpun aku...