Rain 51db

91 16 0
                                    

"KUMAHA IEU MALAH HUJAN? AING GAK BAWA PAYUNG."

"Shil, lu bawa payung, gak?" Aku melirik Shilla—teman kecil—yang sedang berdiri di sampingku.

Kenapa aing bisa bersama Shilla? Jadi, begini aku ceritakan sama kalian. Tapi kalian harus respon ya.

Janji?

Janji adalah hutang yang harus ditepati.

Kalo tidak kalian semua berdosa.

Tak jadi, masalahnya kalian malasin, bacanya saja tapi tidak respon.

Shilla menggeleng pertanda memang dia tidak bawa, iyalah anak IPS tidak ada yang membawa payung paling di tasnya dia bawa RPUL dan kawan-kawannya. "Gak bawa gue."

Aku bersabar, tapi mau sampai kapan seorang Zoe berdiri menunggu hingga hujan reda ya Gusti. Cukup tahu aku.

Ada orang yang menepuk-nepuk pundakku dan aku menengok. "lu marah sama gue, Zoy?"

"Ngapain gue marah karna lu berdua sama No—"

"Hai, Zoy, Shil!" Omonganku diputus oleh Noah yang tiba-tiba datang langsung menyapa.

Sementara Shilla hanya mengulum senyum, kesal tapi dia temanku, bagaimana? Ditambah Noah akrab banget dengan dia.

Kalian tahu tidak, aku baru tahu kalau setiap ada Noah pasti ada Nathanael. Tuh, orangnya sedang senyum dari belakangnya Noah.

Ck, aing teh mau pulang tapi kenapa engkau memperlambat aing pulang.

"Nunggu hujan reda, ya?" tanya Noah.

Tiba-tiba ponselku berdering.


Abang Triplek is calling...


Tumben bang Wira telepon aku pasti ada apa-apanya ini. Ya, tumben saja seorang triplek berjalan mengkhawatirkan adiknya terlebih lagi sampai telepon.

Daripada dia mengamuk mending aku angkat.

"Halo? Assalamu'alaikum."

"Ya, wa'alaikumussalam. Gue ada di deket gerbang sekolah lu."

"Lah? Lu kenapa? Bannya bocor disitu?"

"Tuuut... tuuut... tuuut..."

Menggantung amat teleponnya hanya satu kalimat saja. Irit banget pulsanya padahal uang juga segunung, pelit pisan euy.

Noah, Nathanael dan Shilla ternyata memperhatikanku telponan dengan abangku. Shilla yang sudah tahu watak abangku langsung kontak batin. "Cukup senyumin aja."

Kemudian kalau Noah dan Nathanael hanya diam seperti patung di blood sweat and tears-nya BTS. Mungkin takut seperti kemarin malam lagi, makanya mereka berdua hanya respon diam saja.


Abang Triplek is calling...


[1] Confused ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang