ViViD

511 39 3
                                    

Dari kantin tadi, aku ke meja yang sudah ada Nadira. Aku datang sambil bawa nampan yang ada dua mangkuk mie ayam.

"Nad, ini gue beliin mie ayam buat lu makan."

Kemudian, dia mengangguk lalu bicara dengan seseorang. Ih, sumpah ya dia sok akrab atau memang sudah punya banyak teman, sih, di sini? Perasaan aku dan dia juga barengan masuknya.

Lalu aku duduk di kursi di depannya Nadira dan temannya, saat aku makan mie ayam punyaku si Nadira manggil.

"Hei, Zoe. Lu mau kenalan gak?" Tanyanya.

Aku mendongak lihat dia lalu aku senyum biar first impression aku itu baik. Tidak jelek-jelek saat kalau ada game di instastory begitu. Iyalah, aku punya instagram.

"Nah, Zoe ini Jane dan Jane ini Zoe. Dia juga murid baru di sini."

"Hai, nama saya Jane Jo," ucapnya ramah.

"Hai, nama saya Jane Jo," ucapnya ramah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Zoe Jeon. Gak usah terlalu formal gitu biasa aja kali." Tiba-tiba aku teringat sesuatu. "Oh iya, Nadira lu tahu gak orang yang hampir nyerempet gue tadi pagi? Iiiihhh aing teh sebel banget gak bisa baca name tag-nya."

Saat aku bercerita, Nadira langsung bengong seperti kambing ditambah mulutnya terbuka sedikit. "Yang mana orangnya? Ciri-cirinya?"

"Yang tadi pake motor ninja, songong banget kan ya. Tapi, gue udah lihat mukanya, sih, lumayan ganteng gitu hehehe..."

Anyway kok aku bingung ya, padahal baru pertama kali ketemu sama si Nadira dan Jane, tapi kenapa jadi cerita mendadak begini. Kumaha atuh?


Kring! Kring! Kring!




"Itu suara bel masuk," ucap perempuan tadi yang baru kenalan dengan ramah.

Aku cuma mengangguk dan menatap Jane. "Uuumm ... ngomong-ngomong lu kelas apa?"

"Gue kelas 10 MIPA 6."

Rabu rabu ohh emejing~

Tapi bukan hari Rabu, sih, hari ini. Yah, aku terkejut guys dengernya, tapi tak apa-apa sih lumayan buat tambah teman seperti Nadira ini sok akrab tapi bermanfaat.

Apalagi Jane cantik banget.

Dan setelah itu aku kembali ke kelas buat melanjutkan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah Baru. Kelasku itu letaknya di lantai empat, ditambah saat di lantai tiga aku sudah bengek begitu, 'kan. Maklum saja sih sekolahku yang dulu 'kan cuma dua lantai.

Tapi aku bingung kenapa tak ada kelas lantai bawah begitu biar enak, nantilah Zoe jadi presiden buat peraturan baru.

Sesampainya di kelas, kelas ramainya bukan main guys, seperti pasar yang menjajakan dagangannya. Apalagi anak laki-laki yang baru aku kenal tadi si David-David lah namanya, yang ada Lee-nya. Siapa namanya aku lupa?

Aku duduk di belakang paling pojok dengan Nadira Kim yang mata bulatnya tidak biasa. Dan Jane duduk dengan orang yang kecil di bagian depan dekat pintu, kyutt orangnya tapi masih kyuttt-an aku soalnya pakai 't'nya tiga.

Saat aku duduk belum banget hirup napas dengan lega, David bicara di depan kelas.

"PERHATIAN TEMAN BARUKU SEMUANYA!!"

Aku masih perhatikan orang itu belum saja aku pukul.

"KARNA HARI INI KITA BARU MASA PENGENALAN SEKOLAH DAN KITA BELUM MEMBUAT PENGURUS KELAS, BAGAIMANA KITA BUAT SEKARANG? SOALNYA KELAS LAIN UDAH BUAT DI PAPAN INI."

Dan David menunjuk papan besar yang ada di samping papan tulis putih.

Merasa lenganku disentuh, saat aku lihat ke kiri ternyata Nadira colek aku, memangnya aku sabun colek?

"Zoy, lu mau gak jadi sekretaris? Kan tulisan lu bagus."

"Gak aaah, aing teh gak mau. Kalo gitu lu aja yang jadi sekretaris."

"Dari pada si David yang jadi sekretaris. Dia tuh excited banget buat jadi sekretaris."

"PERTAMA KITA PILIH KETUANYA DULU, SIAPA YANG MAU JADI KETUA KELAS?"

"VINCENT!!!"

"EDWARD!!!"

"DINO!!!"

"NOAH!!!"

Percayalah guys, semua yang teriak itu satu kelas kecuali aku. Aku sih siapa saja boleh jadi ketua kelas asalkan yang benar, tapi kalau ganteng sih bonus.

Setelah itu yang namanya tadi disebut oleh satu kelas disuruh maju.

Tapi, Vincent orangnya ogah-ogahan seperti hidup segan mati tak mau. Apalagi yang namanya Edward wajahnya datar banget.

Yaaaahhh aing teh seperti jatuh cinta sama yang rambutnya hitam itu. Itu lho yang namanya Noah, oh my Goodness ganteng banget.

Aku harus pilih dia jadi ketua kelas di sini, lumayan kalau misalnya ada tugas aku bisa chatting dia.

Tapi ... yang paling pinggir juga lucu.

Lima belas menit untuk memilih sang ketua di kelas kami, David menyuruh sobek buku halaman belakang untuk vote, dia teh tidak modal pisan euy. 'Kan kasihan kertas aing teh disobek.


JENG JENG JENG~


Sang ketua akan diumumkan hari ini.

"Perolehan suara yang paling tinggi untuk jadi ketua kelas kita adalah Vincent dan Dino sebagai wakil ketua kelas, selamat."

Yaahhh harapan aing untuk deket sama Jeno kandas sudah -_-

Saat David ingin buka mulut untuk lanjut sesi arisan ini, kemudian datang kakak OSIS masuk ke dalam kelas dan David langsung kabur ke bangkunya.

Tapi, yang sebelahnya kakak kuntet itu yang serempet aku tadi pagi. Wah sebuah vu yang indah.

"SIANG SEMUA, HANYA SEKADAR MENGINFOKAN SAJA. BESOK KALIAN HARUS MEMBAWA ALAT-ALAT MAKAN DAN MAKANAN TERSERAH BAWA APA AJA."

Yeuu ... Kakak kuntet itu lagi, kuping gue udah triple budek ini. Lagian juga ngomong harus pake toa banget, ya?

"Sebelum kami pergi ada yang mau bertanya?"

Itu suara kakak cantik yang mukanya mirip Barbie.

Tiba-tiba mereka semua hening dan kakak OSIS yang paling pojok giliran berbicara. "Jika kalian ada perlu apa-apa bisa datangi saya di ruang kepanitiaan OSIS."

Oh my good yes, dia OSIS juga orang yang hampir serempet aku.

Dan apakah dia sebut nama?

Sebut nama dong T.T















"Nama saya Arsen Jeon."

Arsen?

[1] Confused ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang