MIANHAE HYUNG [17]

2.5K 218 16
                                    

"Dimana Taehyung?" Won jin-ah berdiri kaku memandang Jungkook, dirinya menatap kesemua penjuru, mencari keberadaan Taehyung, namun nihil, tak ada sama sekali.

"Tae Hyung,,, sedang pergi." ucap Jungkook gugup mencoba menenangkan Won jin-ah.

"Pergi? Bukankah dia sudah berjanji padaku, untuk makan malam."

Won jin-ah mendengus kesal, dirinya tak habis pikir, Taehyung bisa melakukan ini pada dirinya.

"Maafkan Tae Hyung, dia tidak bermaksud membuat mu marah."

"Ne, makanlah makanan ini." Won jin-ah hanya bisa pasrah mendengar ucapan Jungkook, masih tampak raut kecewa diwajahnya.

"Ini untukmu," Jungkook memberi sebuah ikatan buket bunga mawar kepada Won jin-ah.

"Darimu?"

"Nde, semoga kau suka."

Won jin-ah mengangguk, dan tersenyum tipis, seraya mengucapkan "Gomawo,"

Makan malam ini mungkin makan malam terindah bagi Jungkook, tapi berbeda bagi Won jin-ah, menurutnya ini makan malam terburuk dalam hidupnya.

Bagaimana tidak? Dirinya sudah tak sabaran dari kemarin, ingin berkencan dengan Taehyung. Namun impian yang dia dambakan itu seakan hilang dengan alasan yang sama sekali tidak masuk akal.
Padahal Taehyung sendiri yang mengingatkanya agar jangan datang terlambat.
Bahkan dirinya sudah datang setengah jam sebelum pertemuan. Sungguh ini hari yang mengecewakan.

32 missed calls
72 messages received

Semua panggilan dan pesan masuk kedalam handphone Taehyung, sengaja ia tidak angkat. Karna dia sangat Tahu yang menelpon dan mengirim pesan itu adalah Won jin-ah.

Mianhae, Batin Taehyung.

Dirinya baru saja tiba, usai mengantarkan Jungkook ke cafee.
Tubuhnya sengaja ia rebahkan ke ranjangnya, menatap sendu ke langit-langit atap kamarnya.

Sungguh ia ingin sekali mengobrol dan bertukar cerita dengan sang Appa, namun sepertinya keadaan tidak memungkinkan.

Bahkan setelah ia tiba tadi, ia mendengar suara ribut dari kamar sang Appa dan Eommanya.

Taehyung berdiri menghadap kaca, melihat betapa bodohnya dirinya.

Mengecewakan hati perempuan yang sangat ia cintai. Dan mencoba tegar melawan ini semua.

Bukankah itu sangat bodoh!
Bahkan bisa dibilang pecundang.

Taehyung terduduk dilantai membelakangin ranjangnya, menatap kaca yang mencerminkan betapa hancurnya Kim Taehyung. Anak nakal yang selalu membuat onar disekolahnya, membalap dijalan raya, memukuli orang, membully.
Semua terlintas dikepala Taehyung, betapa kejinya dirinya dulu.

Dirinya serasa ingin menangis, menahan beban yang sangat berat. Berat harus menerima kenyataan dirinya divonis menderita leukimia.
Dan menjadi manusia tak berguna didunia ini.

Taehyung seakan mati rasa, sedari tadi pagi perut nya memang bermasalah, dan juga rasa pusing yang bersarang dikepalanya, namun semua itu ia coba tepis, dan menahanya. Walaupun semua orang bertanya-tanya tentang keadaanya, bahkan wajahnya yang terlihat sangat pucat.

"Argh," Taehyung mencekram bagian perut sebelah kirinya, darah segar yang meluncur saja dari hidung nya sudah menempel di bajunya yang berwarna putih.

MIANHAE HYUNG  [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang