-01-

625 31 64
                                    

SMA Harapan Bangsa.
Salah satu sekolah yg terkenal dengan prestasi nya baik akademik maupun non akademik. Sekolah yg terkenal dengan kebersihan, kerapian, dan kedisiplinan yg sangat juara. Tak hanya itu, sekolah ini juga terkenal karena sebagian besar siswa dan siswi nya sangat ganteng dan cantik.

^~^~^~^

Suasana dikelas 10 IPA B sangat gaduh. Saat yg lainnya asik dengan kegiatannya masing-masing, terlihat sepasang siswa siswi sedang berduaan di bangku pojok belakang.

Mereka hanya sedang mengobrol. Apa yang kalian pikirkan? Sedang berpacaran? Tidak.

Mereka hanya sebatas dua orang murid yg berteman. Walaupun mereka memiliki perasaan satu sama lain, belum tentu juga mereka mengungkapkan nya satu sama lain. Terlebih lagi jika perempuan mengucapkan pertama. Tidak sesuai derajat sepertinya. Kodrat wanita adalah menunggu. Tragis.

Saat mereka asik mengobrol, tiba-tiba teriak salah seorang temannya menghancurkan keadaan itu.

"Woy bocah, tembak aja udah! Kelamaan nge gebet! Keburu diambil orang noh! Belanda jajah 3,5 abad. Lah lo deketin Reita 20 abad lamanya!" ucap salah satu murid dikelas itu, Soni.

"Bener tuh! Masa lo gantungin temen gue sih Ta? Reta sama Reita. Nanti di kartu nikahan bingung mana cowo mana cewe haha," ucap salah satu murid dikelas itu yg diketahui teman dekat dari 'Reita', Risa.

Ya, mereka Reta Mahendra dengan Reita Maharani. Memiliki nama yg mirip, namun tingkah laku, sifat, dan kesukaan mereka sangat bertolak belakang. Mereka dekat sejak awal penerimaan murid baru. Sama halnya dengan Reta, Reita pun menyukai Reta. Namun mereka sama sama-sama tak bisa mengatakannya.

^~^~^~^

Kriingggg.. Bel pertanda istirahat berbunyi. Hal yg sangat dinantikan.

Murid-murid sibuk memasukkan bukunya ke dalam tas karena bel telah berbunyi. Hal yang sangat ditunggu untuk murid. Waktunya menyerbu kantin. Sangat dinanti.

"Rei, ikut gue yukk!" ajak Reta.

"Kemana?" tanya Reita bingung.

"Ikut gue aja! Gue mau ngomong something so special kaya terang bulan coklat kacang keju."

"Alay lo monyed! Yaudah ayo."

Mereka pun keluar kelas. Tanpa mereka sadari, tangan mereka berpegangan. Entah kerasukan setan mana, mereka bisa melakukan ini. Tapi yg jelas, mereka sangat nyaman saat ini. Sampai tidak sadar kalau mereka sedari tadi menjadi pusat perhatian dikelas.

^~^~^~^

Mereka sampai di taman belakang sekolah dan duduk di bangku taman.

Mereka bercanda ria. Tak ada suasana 'canggung' saat ini. Mereka tertawa lepas. Hingga suatu perkataan tiba-tiba membuat Reita diam mendadak menghentikan tawanya.

"Rei, lo mau gak pacaran sama gue? Manusia yg gantengnya selangit, pinter nya selangit?" ucap Reta dengan PD nya.

"Hah? Mukak lo dari langit! Urat malu lo tu ditanah!" kesal Reita.

"Hehhhh.." Reta memberi uap panas yg berasal dari mulutnya di depan muka Reita.

"Jorok lo! Gue mau gak ya? Abis lo malu-malu in! Kaya badut di 'It' sedang main topeng monyet." ucap Reita sambil mentertawakan Reta.

"Yah elo! Harus mau dong. Gua kan tamvan." ucap Reta sambil menaruh jarinya dibawah dagu dengan berbentuk '✔'.

"Norak lo! Yaudah iye gue mau. Tapi inget no alay. Sampe aja lo alay!" ucap Reita kesal namun ia sangat senang.

DEAR MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang