-09-

68 8 1
                                    

Reta tersenyum puas melihat reaksi Reita yg menurutnya sangat lucu. Hanya karena tawaran untuk dibelikan eskrim saja ia langsung menurunkan egonya dan menambah moodnya? Sungguh keajaiban seorang wanita.

Namun tak sampai situ, Reta mulai menjahili Reita lagi.

"Apasih. Engga jadi ah. Aku sakit. Haccyiim," ucap Reta dengan berpura-pura bersin.

"AAA RETA JAHAT SAMA ITA! ITA GAMAU SAMA RETA TITIK! KITA PUTUS!" ucap Reita dengan sedikit berteriak membuat teman sekelasnya menoleh ke arahnya.

Dan seketika, semua mata tertuju pada Reita. Dengan memberi tatapan tajam. Mungkin jika di film-film, adegan seperti ini biasanya merubah suasana menjadi hening seketika.

Reita seketika lupa, bahwa ia dan Reta sudah menjadi mantan. Ia tak ingat. Tanpa mengatakan hal itupun mereka sudah putus.

"Putus? Bukannya lo udah putus ya sama Reta, Rei?" tanya Zidan salah satu teman yg melihatnya bingung.

Deg

Seakan dunia berhenti, Reita merutuki kebodohannya. Mengapa ia lupa bahwa Reta dan Reita adalah mantan?

Reta tersenyum penuh kemenangan melihat tingkah Reita yg gugup kepanikan seperti akan dimakan mangsa dan tidak tahu harus bersembunyi dimana.

"Kamu mau putus lagi sama aku, babe? Apa yg kemarin itu kita belum putus, sayang?" goda Reta sambil tersenyum jahilnya. Dan tak lupa Ia menekankan kata 'sayang dan babe'.

Dan atas kekompakan yg terjadi, murid kelas ini bercie ria pada dua sejoli yg tengah membingungkan statusnya. Heran ya, status aja di bingungin.

"Apasih! Jauh-jauh!" Reita langsung menepis tangan Reta yg mengelus kepalanya lembut.

"Tadi minta putus, sekarang minta jauh-jauh. Gue nikahin juga lo disini."

Melihat hal itu, Reva, Risa, Soni, dan Tokia hanya menggelengkan kepala melihat aksi sepasang mantan itu.

"Saya mencium ada bau-bau balikan nih!" celetuk Soni sambil menghirup pasokan udara lebih banyak seperti mengendus sesuatu.

"Sok dukun lo! Mau ikut acara yg ada di tv itu ya lo?" sinis Reta pada Soni.

"Hmmm. Bung Soni, yg Anda katakan benar adanya! Saya pun mencium aroma itu! Tapi saya lebih mencium adanya bau-bau kelaparan dari sekitaran sini," ucap Tokia dan langsung mendapat gelak tawa dari teman-temannya.

"Lo aja yg laper anjir!" sahut Reva sambil menoyor kepala Tokia.

"Dede jahat sama abang. Mengapa kau begitu kejam padaku, neng?" ucap Tokia dramatis yg mendapat ciuman pada pipi Tokia dari tangan Reva.

"Ngomong alay sekali lagi, gue pukulin lo!"

"Ampun kanjeng ratu," mohon Tokia sambil memulai sifat alaynya. Reva hanya memutar malas bola matanya.

"Btw ini engga ke kantin? lagi 5 menit jam istirahat. Dede sudah laper bwangg!" lanjut Tokia sambil memegangi perutnya.

"Kreok.. Kreok..."

Suara itu bukanlah dari cacing di perut Tokia. Melainkan dari mulut Tokia sendiri.

"Mulut lo dipenuhin cacing, ewh!" ucap Reta langsung meninggalkan Tokia disusul dengan teman-temannya dibelakang.

"Kalian teman jahat! Mengapa kau tinggalkan diriku? Kalian gapernah rasain rasanya ditinggal! Jahat kau bangg!" teriak Tokia lalu menyusul mereka. Mereka hanya acuh pada ucapan Tokia seakan tidak ada yg berbicara.

DEAR MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang