-05-

113 14 10
                                    

"Retaa... Reitaa... Kalian gapapaa?" tanya Soni sesampainya di UKS dengan berteriak.

"Retaa.. lo.. apain.. Reitaa?" tanya Reva sambil ngos-ngosan setelah berlari disusul dengan temannya dibelakang.

Reta dan Reita kaget mendengar pertanyaan aneh mereka. Mereka langsung menoleh ke arah pintu dan mendapati mereka sedang berlari ke arahnya.

"Gue tadi liat lo gendong-gendongan gitu. Lo kenapa Reit sampe digendong gitu ma Reta?" tanya Soni kelewat keponya.

"Btw kenapa lo ninggalin gue tadi?!" tanya Tokia pada Soni.

"Lah lo daritadi gajelas! Tadi kaya ada yg bilang 'Eh tu liat Reta sama Reita' terus gue liat, eh malah gendong-gendongan. Lo juga ngapain bengong?"

"Anjir! Itu gue yg bilang astagaa! Gue udah suruh liat, kalian malah bodoamat sama gue!" ucap Tokia sambil menahan emosinya.
"Lah lo sih gajelas!" sinis Soni tak mau kalah.

"Eh btw yg tadi iya bener kata si Soni dagang hp. Kaya film India taugak! Uhh," ucap Tokia.

"Alay lo! Biasa aja! Kita tadi lari di lapangan basket terus ke--" ucap Reta terpotong karena Tokia sudah keburu banyak bertanya.

"Oiya kan tadi lo disuruh lari ke lapangan basket! Terus gimana? Udah selesai belom? Kok lo ga balik ke kelas tadi? Buang sampah belom ya? Kok baru abis dari lapangan? Kan tadi cuma disuruh lari 10 sama 30 kali aja? Kok lo bisa bareng ma Reita? Kenapa? Mengapa? Bagaimana? Kok bisa? Apa yg terjadi Reta? Apa yg terjadi Reita? Bagaimana ini bisa terjadi? Jelaskan padaku!" ucap Tokia panjang lebar.

"Alay lo bisa ngga sih dikurangin? Terus lo itu bacotnya udah ngalahin mba-mba di supermarket sama dagang sayur langganan tante gue yg bacotnya ga nanggung!" ucap Reta kesal.

"Setuju gue ma Reta!" sambung Soni.

"Ih udah napa sih?! Terus ini Reita gimanaa?" tanya Risa akhirnya yg sudah keburu emosi mendengar perdebatan cowok enggak penting.

"Iya bener! Lo gapapa kan Rei?" tanya Reva.

"Yaelah gapapa kali. Gue cuma tadi abis lari terus ditengah jalan kaki gue sakit. Akhirnya digendong Reta ke UKS." jelas Reita. Namun temannya masih curiga. Menurutnya ini kurang jelas.  Reita mengerti. Ia akan menjelaskannya tapi menunggu jikalau ada yg menyuruh.

Baru saja Tokia ingin membuka mulut, Reta sudah berbicara dan membekap mulut Tokia.

"Gausa nanya mulu lo! Kepo banget!" bentak Reta.

"Gue apa lo yg jelasin Reit?" tanya Reta pada Reita yg masih terduduk di ranjang UKS.

"Reta aja udah! Reita kadang bohong ceritanya. Engga lengkap," balas Reva langsung menyambar. Yang lain pun mengiyakan perkataan Reva.

"Yaudah. Jadi gini. Tadi gue disuruh dihukum lari ke lapangan kan terus gu--" ucap Reta terpotong karena Tokia langsung berbicara.

"Udah yg itu kita udah tau. Intinya!" ucap Tokia.

"Iya sabar napa! Tadi Reita jelasin inti lo semua ga percaya! Sekarang lo diem!" ucap Reta sambil menatap tajam Tokia. Tokia hanya menatap Reta dengan cengengesan dan membentuk peace ditangannya.

"Lanjut!" suruh Reva untuk melanjutkan cerita milik Reta.

"Terus sampe disana gue gombalin dia, terus dia acuh dan langsung lari. Gue langsung ngejar dia. Ya akhirnya gue kejar-kejaran sama dia keliling lapangan. Dan akhirnya sampe tadi kita baru sadar pas gue udah nangkep dia dan ngelihat ke sekitar. Sumpah gue gatau udah istirahat. Terus gue mau ajak dia ke kantin. Eh pas dijalan dia kaki nya sakit. Akhirnya gue bawa dia ke UKS dengan cara gue gendong. Sudah puas teman-teman ku sekalian?" jelas Reta panjang lebar.

DEAR MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang