-12-

51 9 0
                                    

Reita benar-benar ingin membunuh pria ini. Bisa tidak jika ia tidak usah banyak bicara?

"Ternyata bener ya, kalau udah jadi mantan itu rasanya cewenya itu makin cantik." Reita berusaha menahan pipinya yg mulai panas mendengar ucapan-ucapan Reta. Menahan jantungnya agar tidak copot saat ini juga. Ia tidak mau saat ini juga, apalagi itu hanya dikarenakan kata-kata manis Reta. Tidak! Ia tidak ingin mati.

"Kalau mantan diajak balikan, kira-kira mau gak ya, Reit?" gumam Reta yg sengaja dikecilkan supaya tidak terdengar oleh Reita. Namun apa yg dikatakan Reta barusan di dengar oleh Reita.

"Kalau masih sayang, berjuang. Jangan ditinggalin anak orang. Kalau lo engga ada berjuangnya sama sekali, tapi lo nuntut dia buat berjuang, itu sama aja lo ga sayang dia. Itu namanya lo php," saran Reita sambil tersenyum tipis. Reta terkejut saat mendengar penuturan Reita. Berarti ia mendengar apa yg Reta katakan tadi? Ah, sial. Harga diri Reta sudah turun.

Tapi Reta berpikir pada ucapan Reita. Reta pun tersenyum penuh kemenangan. Berarti itu yg Reita inginkan. Ia ingin diperjuangkan. Reta sudah mendapat satu kunci untuk kembali dengan Reita.

"Kenapa dia senyumnya gitu? Apa dia nyindir gue? Berarti tadi secara engga langsung gue ngasi kode dong ke dia? Anjir. Kenapa gue sebodo ini?" batin Reita mengutuk diri sendiri atas kebodohan dirinya.

^~^~^~^

"Jadinya beli apa?" tanya Reta saat melihat Reita tengah sibuk memilih antara 2 jaket dan 1 sweater yg ia susun menyamping.

"Engga tau. Masih milih," ucap Reita acuh tanpa menoleh pada Reta. Ia hanya terfokus pada jaket dan sweater di depannya.

"Ternyata bener. Kalau cewek diajak belanja ya gini. Pantes aja lama." batin Reta sambil menggelengkan kepalanya.

Ini bukan kali pertamanya ia pergi bersama Reita. Ini juga bukan kali pertamanya ia pergi ke mall dengan Reita. Mereka sering bepergian bersama. Namun untuk berbelanja di mall? Ia tidak pernah. Ini pertama kalinya ia pergi ke mall bersama Reita dengan tujuannya berbelanja. Karena selama para teman mereka mengajak, mereka ada saja alasan. Dan saat Reita dan Reta hanya pergi berdua, Reita juga tidak memilih berbelanja baju. Ia hanya pergi ke mall untuk bermain ataupun makan. Sungguh hal yg sangat diinginkan bagi para pria.

"Beli ketiga nya aja. Ribet amat!" kesal Reta sambil melihat Reita yg masih memilih jaket dan sweaternya itu selama 30 menit.

Ia menghabiskan waktu selama itu hanya untuk memilih salah satu diantara mereka? Apa susahnya?  Mereka sama. Sama-sama bagus. Namun tidak dengan wanita. Itu tidak bisa! Karena sebagus apapun baju itu, ia harus memilihnya yg cocok di badan serta dengan yg bagus. Harus terlihat kurus, body goals, cantik, dan lain-lain.

Reita belum menemukan yg mana ia ingin beli. Ia masih bingung. Takut nanti ia salah pakai.

"Mahal," ucap Reita tak henti-hentinya menatap jaketnya satu persatu.

Satu alasan yg kini Reta tahu. Mereka takut uang mereka habis karena berbelanja barang yg mahal. Lalu mengapa mereka berbelanja kalau mereka takut uangnya habis? Reta tak habis pikir.

"Lo bantuin gue kek pilihin! Bagusan yang mana?" tanya Reita sambil menyodorkan jaket-jaket itu pada Reta.

"Haduh mati, disuruh pilih." batin Reta.

DEAR MANTANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang