Distrik-Buk, Busan, Korea Selatan
RARA POV
Ceklekk..
Aku mendorong gagang pintu ruang kerja Seokjin oppa dengan pelan.
"Mm, oppa!" Panggilku dengan ragu setelah mendapatinya sedang mengetik.
"Mm?" Gumam Seokjin oppa tanpa melihatku.
"Aniya, lanjutkan saja kerjamu!" Jawabku sambil menarik gagang pintu dari luar dengan maksud ingin menutupnya, tapi sebuah kalimat membuatku berjalan masuk kembali dan duduk di hadapan Seokjin oppa.
"Bicaralah, oppa tidak begitu sibuk!" Kata Seokjin oppa sambil mematikan layar laptopnya.
"Oppa, aku merasa sudah terlalu merepotkanmu, Taehyung oppa, dan imo. Aku sudah dua minggu lebih tinggal disini, tapi tidak ada satu pun yang bisa kuperbuat untuk kalian. Aku.." Ucapanku terpotong seketika.
"Yak, kau ini bicara apa? Kami ini keluargamu. Kau tidak perlu merasa sungkan disini. Kami justru merasa senang saat kau ada disini. Kau sama sekali tidak pernah merepotkan kami." Kata Seokjin oppa penuh ketulusan dilihat dari sorot matanya.
"Geundae, meskipun begitu aku tetap merasa tidak enak dengan kalian." Ucapku menunduk.
"Lalu, kau mau apa? Kau mau kembali ke Seoul dan bertemu dengan oppamu yang tidak layak disebut oppa itu? Kau mau kembali ke Seoul dan bertemu dengan namja yang tidak punya hati bernama Jungkook itu?" Tanya Seokjin oppa salah paham.
"Ani, oppa! Dengarkan penjelasanku dulu. Aku belum ingin kembali ke Seoul karena aku belum siap dan liburan musim dingin juga masih lama." Jelasku padanya.
"Lalu?" Tanya Seokjin oppa, kemudian.
"Aku akan tetap tinggal disini untuk sementara dengan syarat kau harus mengizinkanku bekerja paruh waktu." Jawabku sedikit takut.
"Mwo? Aniya! Sekarang adalah musim dingin. Bagaimana bisa kau berkeliling kota Busan mencari tempat kerja paruh waktu? Pokoknya oppa tidak mengizinkanmu bekerja paruh waktu, lagipula appa tidak pernah lupa mengirimkan kami uang dan oppa juga punya penghasilan tambahan dari pekerjaan oppa sebagai guru privat disamping kuliah." Ucap Seokjn oppa dengan tegas, tapi tidak menghilangkan kesan lembutnya.
Ah ne, samchonku adalah seorang jurnalis di Jepang. Ia telah menetap disana selama kurang lebih dua tahun. Walaupun orangnya sangat sibuk, samchonku adalah orang yang baik dan sayang keluarga. Buktinya, setiap sebulan sekali dia pasti akan pulang ke Korea untuk bertemu dengan istri dan anak-anaknya. Ia juga tidak pernah lupa untuk mengirimkan uang kepada mereka dua kali sebulan. Aku yakin, Seokjin oppa dan Taehyung oppa pasti bangga memiliki appa seperti samchonku.
"Oppa, kalau soal tempat kerja aku sudah menemukan tempat yang cocok untukku. Sebuah kafe di ujung jalan dekat persimpangan menawarkan sebuah lowongan kerja. Ini juga bukan soal cukup atau tidak oppa, tapi ini sudah menjadi keinginanku sendiri untuk membantu oppa dan imo." Kataku berusaha meyakinkan Seokjin oppa dengan keputusanku.
"Aku heran mengapa Jungkook menyia-nyiakan adik sebaik dirimu. Aku saja yang notabenenya hanya sebagai sepupumu sudah sangat sayang dan bangga padamu." Ucap Seokjin oppa sambil berkacak pinggang dan memandang keluar jendela.
"Gumanhae, oppa! Aku tidak ingin membahas hal itu lagi." Kataku acuh tak acuh.
"Kapan kau bisa mulai bekerja?" Tanya Seokjin oppa dengan gaya yang masih sama seperti tadi.
Aku mendongak menatap tengkuk Seokjin oppa. Akhirnya kalimat yang kutunggu-tunggu terucap juga dari bibir manisnya.
"Jadi oppa mengizinkanku untuk bekerja paruh waktu?" Tanyaku memastikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Shackles Of Destiny ~ Story Of BTS [End]
FanfictionTerkadang takdir itu tidak sejalan dengan pikiran. Maka dari itu, pikiran harus sejalan dengan takdir agar hidup menjadi lebih bermakna. Start : April 2018 Finish : December 2018 HIGHEST RANK : #34 dalam #rapmonster 181001 #95 dalam #sadending 19041...