Chapter 14

132 18 6
                                    

Malam berganti pagi. Bulan berganti mentari. Cahaya mentari menyapa pagi dan menerobos masuk di balik celah tirai yang menutup sebuah jendela. Seseorang yang masih betah di atas peraduannya pun tidak luput dari sapaan sang mentari.

"Eunghh.." Orang itu menggeliat. Ia sedikit tidak terima sang mentari menyapanya.

Mau tidak mau dia pun segera bangkit bersamaan dengan suara husky yang memanggil namanya.

"Rara-ya, ireona! Sarapan sudah menunggu." Ucap suara itu sambil membuka pintu kamar Rara.

"Ne, oppa! Aku akan turun sebentar lagi." Sahutnya dengan suara serak khas baru bangun tidur.

Pemilik suara husky itu pun tersenyum gemas lalu kembali menutup pintu. Setelah dia menghilang di balik pintu, Rara pun masuk ke kamar mandi guna membersihkan badannya yang lengket.

Lima belas menit kemudian Rara sudah ada di meja makan bersama tiga orang lainnya. Mereka adalah Nyonya Kim, Seokjin, dan Taehyung.

Selama beberapa menit hanya dentingan alat makan yang terdengar sampai seseorang mengeluarkan suara karena telah selesai dengan santapannya.

"Aku selesai!" Kata Rara sambil merapikan alat makannya.

"Makanlah lagi! Kau harus makan yang banyak. Lihatlah tubuhmu itu, sangat kurus. Aku tidak ingin mendapat ocehan receh dari Jeon imo karena anaknya makin kurus tinggal di Busan." Canda Seokjin, tapi candaannya itu sama sekali tidak lucu bahkan terkesan.. Keterlaluan!

"Seokjin-ah!" Sahut Nyonya Kim berusaha menyadarkan Seokjin dengan menatapnya lekat-lekat.

Seokjin yang menyadari kesalahannya pun lantas salah tingkah.

"Mian, aku hanya bercanda!" Ucapnya mendapat kekehan manis dari Taehyung.

"Hahahahh.. Wajahmu seperti anak kecil yang sangat menginginkan mainan, hyung." Kata Taehyung sekenanya.

Seokjin berdecak kesal. Rara tersenyum sementara Nyonya Kim geleng-geleng kepala.

"Aku memang sudah terlahir dengan tubuh kurus seperti ini, oppa. Aku tidak bisa memaksakan untuk makan lagi. Bukankah kita harus makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang?" Ucap Rara yang segera disambut dengan senyum oleh mereka.

"Hmm, kau memang benar Rara-ya, lagi pula tadi hanya bercanda." Kata Seokjin sambil menghentikan aktivitas makannya.

"Dongsaeng pintar!" Balas Taehyung sambil bangkit dan langsung mengacak-acak rambut Rara.

"Yak, Taehyung oppa! Kenapa kau suka sekali mengacaukan wajahku?!" Ucap Rara sambil menepis pelan tangan Taehyung yang masih bertengger di kepalanya. Bibirnya mempout lucu.

"Mengacaukan wajahmu?" Tanya Taehyung kurang mengerti.

"Ne! Kalau tidak mencubit pipiku pasti kau merusak tatanan rambutku." Jawab Rara sambil memperbaiki tatanan rambutnya.

"Hahahahahh.. Mianhae, mianhae, habisnya kau menggemaskan sekali uh!" Kata Taehyung kembali mencubit pipi Rara sambil sesekali menekan lesung pipinya.

"Ck..ck..ck.. Kalian berani bermesraan di hadapanku, eoh!?" Celetuk Seokjin yang tiba-tiba memasang wajah sangarnya.

Rara dan Taehyung segera menghentikan aktivitas mereka.

"Kenapa?" Tanya Seokjin masih dengan raut wajah yang sama.

"Kenapa apanya, oppa?" Tanya Rara yang tidak mengerti arah pembicaraan Seokjin.

"Kenapa tidak mengajakku juga?"...

Seokjin langsung menghambur memeluk kedua dongsaeng kesayangannya itu. Mereka tertawa bersama seakan hidupnya tidak pernah dirundung masalah.

"Hah..hah..hah.. Hyung su..dah, hen..ti..kan.. Aku sudah lelah tertawa te..rus.. Hahahahh!" Kata Taehyung dengan napas terengah-engah karena Seokjin sedang menggelitiknya.

[1]Shackles Of Destiny ~ Story Of BTS [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang