Seorang namja menggeliat di atas sofa berwarna cokelat. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali untuk menyesuaikan cahaya yang masuk.
Ia bangkit sambil memegang kepalanya yang agak pusing. Di luar sangat gelap, hanya ada beberapa bintang yang menghiasi langit malam, bisa dilihat dari jendela ruang kerja Seokjin yang masih terbuka. Sepertinya hujan akan turun malam ini.
"Kenapa aku ada disini?" Gumam Jungkook pada dirinya sendiri.
Jungkook berjalan ke arah pintu sambil sesekali merenggangkan otot-otot pinggang dan lehernya yang terasa kaku.
Ia berjalan ke arah ruang tengah saat dia mengingat bahwa dia datang bersama Yoongi untuk menemui Seokjin.
"Hyung!" Jungkook memanggil Yoongi yang sedang bersenda gurau bersama Seokjin dan..
Taehyung?
"Ne? Kemarilah!" Ucap Seokjin yang sebenarnya bukan orang yang dipanggil oleh Jungkook sambil menepuk-nepuk sofa di sampingnya.
Jungkook menurut, tapi dia tidak mengambil posisi duduk di samping Seokjin melainkan mengambil posisi duduk di samping Yoongi.
Jungkook duduk dengan tenang sambil menunduk. Mereka bertiga melempar pandang sambil tersenyum melihat tingkah Jungkook.
"Kau kenapa, hum?" Tanya Yoongi sambil mengelus pelan rambut Jungkook.
"Jangan perlakukan aku seperti anak kecil, hyung! Itu menjijikkan!" Alih-alih menjawab pertanyaan Yoongi, Jungkook justru menepis tangan berkulit putih milik Yoongi yang bertengger bebas di kepalanya.
Seokjin yang mendengar perkataan Jungkook langsung tertawa garing.
"Haha, jadi kau bukan anak kecil? Lalu yang tadi kau lakukan di.." Seokjin menghentikan ucapannya saat matanya dan mata Jungkook bertemu.
Ia dapat melihat makna tersirat dari mata Jungkook yang melarangnya untuk membongkar kedoknya.
"Haah, arrasseo!" Ucap Seokjin.
Jungkook beralih menatap Taehyung yang juga menatapnya dengan tatapan elangnya yang tajam dan mematikan.
Jungkook kembali menunduk takut, masalahnya dengan Seokjin mungkin sudah selesai, tapi dengan Taehyung siapa yang tau?
"Mianhae!" Gumam Jungkook membuat semua orang yang ada disana menoleh ke arahnya.
"Ulang dengan lebih keras!" Kata Taehyung yang dapat mendengar gumaman Jungkook walaupun hanya samar-samar.
"Jeongmal mianhae!" Ucap Jungkook dengan volume suara yang lebih keras dari yang sebelumnya.
"Ne, jangan ulangi kesalahanmu lagi!" Kata Taehyung sambil tersenyum.
Apa?! Semudah itukah meminta maaf pada Taehyung?
"Kau sudah memaafkanku, hyung?" Tanya Jungkook sambil menatap Taehyung karena tidak percaya.
"Ne, memangnya kau tidak mau kumaafkan?" Tanya Taehyung membuat Jungkook berkata dengan cepat.
"Tentu saja aku mau! Gomawo, hyung!" Jawab Jungkook sambil tersenyum lebar.
Taehyung memang sudah tau semuanya. Semua yang dilakukan dan dikatakan Jungkook dengan Seokjin tadi siang. Ia juga sudah memutuskan untuk memaafkan Jungkook, toh Seokjin juga sudah memaafkannya.
"Cheonma, kau hanya tinggal minta maaf pada dongsaengmu dan semuanya kami anggap selesai." Ucap Taehyung membuat senyum di wajah Jungkook luntur seketika.
Benar juga! Jungkook melupakan Rara, padahal masalah utamanya adalah dengan Rara.
"Ne hyung, tapi tidak sekarang. Aku.. belum siap!" Balas Jungkook sambil memelintir ujung jaketnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Shackles Of Destiny ~ Story Of BTS [End]
FanfictionTerkadang takdir itu tidak sejalan dengan pikiran. Maka dari itu, pikiran harus sejalan dengan takdir agar hidup menjadi lebih bermakna. Start : April 2018 Finish : December 2018 HIGHEST RANK : #34 dalam #rapmonster 181001 #95 dalam #sadending 19041...