Chapter 6

163 20 0
                                    

"Akh..!" Aku memegang kepalaku. Aku sudah tidak bisa menahan sakitnya lagi. Kepalaku sangat sakit dan pusing. Kedua sepupuku segera mendekatiku.

"Rara-ya?" Panggil Taehyung.

"Ada apa denganmu?" Tanya Seokjin.

Aku ingin sekali menjawab pertanyaan mereka bahwa aku tidak apa-apa, tapi aku tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun dari mulutku.

"Rara-ya? Kau sakit?" Tanya Taehyung.

"Kepalamu pusing?" Tanya Seokjin lagi.

Kedua sepupuku itu menyentuhku. Aku dapat merasakan mereka memegang pundakku, tapi aku tidak bisa membalasnya. Aku dapat merasakan mereka memegang kepalaku, tapi aku tidak bisa membalasnya. Aku dapat merasakan mereka memegang kakiku, tapi aku tidak bisa membalasnya. Terakhir, aku dapat merasakan mereka mengangkat tubuhku, tapi aku tetap kaku tidak bergeming.

TAEHYUNG POV

"Taehyung-ah, aku sudah tidak ingin berdebat denganmu, jadi tolong dengarkan aku. Jangan beritahu eomma dan Jeon ahjumma tentang masalah ini biar kita bertiga saja yang menyelesaikannya. Ah ne, satu lagi.. jangan beritahu eomma kalau Rara pingsan. Cukup kita berdua saja yang tau, arasseo?!" Kata Seokjin hyung yang mungkin memang benar. Aku terlalu tersulut emosi.

"Ne, hyung. Mian!" Ucapku menunduk melihat Rara yang sedang terbaring lemas disana. Sementara Seokjin hyung hanya mengangguk dan tersenyum.

.

.

.

.

Seoul National University, Seoul, Korea Selatan

JUNGKOOK POV

"Jeon!" Seseorang memanggilku. Aku meletakkan tangan yang sedang memegang gadget di pangkuanku.

"Annyeong, Key-ssi!" Kataku menyambut seorang yeoja yang akhir-akhir ini dekat denganku.

Entah sejak kapan aku bisa dekat dengannya. Padahal waktu pertama kali Namjoon hyung bercerita tentangnya aku tidak ingin tau sama sekali, tapi seiring berjalannya waktu, lambat laun aku semakin dekat saja dengannya.

"Jeon, aku membawakanmu bekal makanan. Hope you like!" Ucapnya sambil menyodorkan sekotak makanan beserta sebuah botol minuman padaku, lagi.

Sudah seminggu ini dia selalu membawakanku bekal dari rumahnya dan yang aku tau dia hanya memberikannya padaku saja.

"Gomawo Key-ssi! I always like your food!" Kataku.

Entah sejak kapan pula aku sedikit bisa berbahasa inggris. Mungkin sejak dekat dengannya. Aku bersyukur, dia sangat membawa hoki untukku.

"Your well come, Jeon!"...

Jeon!? Hahahahh.. Ternyata selain Kookie aku juga punya nama panggilan lain.

Waktu pertama aku mendengar dia memanggilku seperti itu rasanya terdengar aneh. Aku sudah memberitahunya bahwa nama panggilku adalah Jungkook dan dia harus memanggilku Jungkook, tapi dia beralasan bahwa nama Jeon jauh lebih bagus dan lebih cocok untukku jadi dia bersikeras untuk tetap memanggilku Jeon. Tidak apalah, aku menganggap panggilan itu merupakan panggilan sayangnya untukku dan nama Kookie merupakan nama panggilan sayang keluargaku untukku.

"Kau tidak makan?" Tanyaku setelah menyadari bahwa dia hanya menatapku yang sedang makan sejak tadi.

"Aku sudah makan tadi." Jawabnya dengan bibir setengah lingkaran yang dibentuknya. Ia sungguh manis jika sudah seperti ini.

Aku hanya mengangguk lalu melanjutkan aktivitas makanku.

KEY POV

Aigo, kenapa hatiku begitu tertarik dengan namja yang satu ini? Padahal ada begitu banyak namja yang lebih tampan darinya di SNU, tapi perhatian dan perasaanku tetap teralih padanya. Sudah ada sekitar empat namja yang kutolak untuk menjadi kekasihku hanya untuk menjaga perasaanku padanya yang entah kapan akan dibalasnya.

[1]Shackles Of Destiny ~ Story Of BTS [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang