Chapter 21

175 18 0
                                    

Seorang namja masih berusaha meringkuk di atas tempat tidurnya meskipun teriakan seorang yeoja sudah menusuk saraf pendengarannya sepuluh menit yang lalu. Tidak tanggung-tanggung, yeoja itu memukul sang namja dengan guling tanpa ampun.

"Yak! Ppalli ireona, oppa! Kau sudah berjanji padaku untuk ke taman bermain hari ini." Ucap yeoja itu sambil terus memukul sang namja yang masih bersemayam di balik selimutnya.

Sang namja tidak bergeming.

"Yak! Kau mau kucincang, eoh? Tidak cukupkah guling ini untuk menyambut pagimu?!" Kata yeoja itu lagi sarkasme.

"Aish, ini masih gelap, pabo!" Ucap Jungkook tidak mau kalah.

Benar! Orang yang bersemayam di balik selimut itu adalah Jungkook.

"Mwo?! Kau yang pabo! Ini sudah siang, di luar sana sudah terang." Kata yeoja itu sambil menyingkap selimut yang menutupi seluruh tubuh Jungkook.

"Rara-ya! Kau mengganggu tidurku!" Ucap Jungkook sewot.

"Aku hanya ingin menagih janji." Kata Rara santai.

"Ne, arrasseo! Tapi ini masih terlalu pagi. Tidak bisakah kau menunggu sebentar lagi?" Tanya Jungkook sambil menyamankan kembali posisi tidurnya.

"Menunggu sampai kapan, eoh? Ini sudah jam sembilan dan kau bilang masih pagi? Kau sudah kesiangan, pabo!" Jawab Rara tidak kalah sewot.

Jungkook tidak mengindahkan ucapan Rara dan terus mencoba memejamkan matanya.

Rara tidak tinggal diam, dia mulai mencari cara agar dapat membangunkan Jungkook.

Aha! Sebuah buku yang terbuka dan menampilkan not-not balok di atas meja membuat otak Rara bekerja dengan cepat. Ia pun segera mengambil buku itu dan melancarkan aksinya.

"Buku apa ini? Penuh dengan berbagai bentuk aneh dan garis-garis yang membingungkan. Sepertinya tidak berguna, aku bakar saja!" Ucap Rara dengan keras. Sengaja, agar Jungkook mendengarnya.

Telinga dan otak Jungkook bereaksi dengan cepat saat mendengar ucapan Rara. Ia segera melompat turun dari tempat tidurnya.

"Hajima! Itu buku musikku." Kata Jungkook panik.

"Huh! Giliran buku musik, matanya membola dengan cepat." Gumam Rara.

"Segera bersiap atau kau tidak akan pernah melihat buku ini lagi." Kata Rara mengancam kemudian pergi sambil membawa buku musik itu di tangannya.

"Aish.. Anak itu!" Gumam Jungkook yang mau tidak mau harus segera bersiap demi buku musiknya.

Tidak! Bukannya Jungkook ingin ingkar janji, tapi menurutnya Rara itu masih dalam masa pemulihan dan masih butuh banyak istirahat. Ia hanya takut dongsaengnya itu drop lagi. Namun, apa mau dikata jika barang berharga sudah menjadi taruhannya?

Lima belas menit kemudian, Jungkook sudah rapi dengan setelan kaos putih polos yang dipadukan dengan kemeja kotak-kotak berwarna maroon, celana jeans hitam yang sobek di kedua bagian lututnya, topi datar putih yang senada, dan sneakers putih kesayangannya. Sungguh penampilan yang terkesan garang, tapi imut juga.

"Kembalikan bukunya!" Ucap Jungkook saat mendapati Rara sedang bersantai di depan televisi.

"Tidak, sebelum kita pergi." Kata Rara tanpa menoleh.

Lagi-lagi Jungkook hanya pasrah dibuatnya.

"Arra..arra.. Kita pergi sekarang!" Ucap Jungkook tidak ingin membuang waktu lagi untuk mendapatkan kembali buku musiknya.

"Yeay! Aku akan berpamitan dulu pada imo." Kata Rara sambil berlari kecil ke tempat biasanya Nyonya Kim menghabiskan waktu, dapur.

"Kau mau kemana?" Tanya Seokjin dari tangga dengan penampilan yang masih berantakan. Jungkook menebak, hyungnya itu pasti baru bangun tidur.

[1]Shackles Of Destiny ~ Story Of BTS [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang