Chapter 9

110 21 0
                                    

Seoul National University, Seoul, Korea Selatan

AUTHOR POV

"Jinjjayo!?" Kata empat orang namja secara bersamaan.

"Ne! Pamanku bilang kita punya bakat setelah melihat video dance dan mendengar suara kita. Ia juga akan mengusahakan agar bakat kita bisa diakui oleh orang lain." Ucap seorang namja dengan senyum kuda sebagai ciri khasnya.

"Lalu bagaimana caranya?" Tanya seorang namja dengan lesung pipi yang manis.

"Kita harus ke Busan!" Jawab namja dengan senyum kuda itu mantap.

"Mwo?!" Pelototan mata dari keempat sahabatnya pun menghujam dirinya.

"Lalu bagaimana dengan kuliah kita?" Tanya seorang namja dengan pipi gembulnya.

"Tenang saja, kita bisa ambil cuti untuk itu. Pamanku akan mengurus semuanya." Jawab namja dengan senyum kuda itu lagi.

"Aku setuju, ini kesempatan kita untuk menjadi terkenal dan sejajar dengan idola kita." Kata seorang namja dengan wajah putih pucatnya.

Mereka semua mengangguk setuju kecuali seorang namja dengan gigi kelincinya. Ia masih tetap terpaku tanpa ekspresi entah apa yang sedang dia pikirkan.

"Jungkook, kenapa kau diam saja?" Tanya Hoseok yang heran melihat salah satu sahabatnya tidak bereaksi apa-apa.

"Ani hyung, aku hanya sedikit terkejut mendengarnya." Jawabnya masih tanpa ekspresi apapun.

Hoseok hanya tersenyum dan kembali mengabaikan Jungkook yang sedang bergulat dengan pikirannya sendiri.

Jungkook memang sangat terkejut. Bukan karena tawaran paman Hoseok yang akan mencoba membuat mereka terkenal, tapi karena mendengar kata 'Busan'. Sungguh, dia sangat tidak ingin pergi ke Busan saat ini. Memangnya kenapa sampai mereka harus kesana? Kenapa mereka tidak melakukan wawancara dan debut di Seoul saja? Jawabannya adalah karena paman Hoseok menetap di Busan dan agensi yang ingin mendebutkan mereka ada di Busan, jadi mau tidak mau mereka harus ke sana jika ingin mencoba kesempatan itu.

.

.

.

.

JUNGKOOK POV

Aku sedang berada di taman belakang kampus menunggu seseorang yang sudah berjanji untuk menemuiku.

"Jeon!" Suara seorang yeoja berhasil membuatku menoleh ke arahnya.

"Key-ssi!" Gumamku sambil menatapnya yang sudah duduk di sampingku.

"Ada apa kau menyuruhku kesini?" Tanyanya langsung pada inti.

"Mm, aku.." Aku menunduk menatap sepatuku, sementara Key hanya diam menunggu kelanjutan kalimat itu.

"Aku akan pergi ke Busan selama beberapa waktu." Jawabku sambil menatap mata hazelnya.

"Untuk apa?" Tanyanya sedikit heran. Itu terlihat dari sebuah kerutan di dahinya setelah aku mengatakan kalimat itu.

"Begini, pamannya Hoseok hyung ingin mencoba mendebutkan Bulletproof Boys Scout di agensi tempatnya bekerja dan dia menyuruh kami semua selaku anggota Bulletproof Boys Scout untuk melakukan wawancara sekaligus menunjukkan bakat kami disana." Jawabku panjang lebar, berharap dia bisa mengerti.

"Aah.. Good luck, Jeon!" Ucapnya sambil memperlihatkan senyum manisnya di depanku.

Sungguh! Senyumannya adalah salah satu racun yang paling mematikan untukku. Bagaimana tidak? Senyumnya begitu manis dan sangat tulus. Ia tidak pernah sekali pun tersenyum karena dipaksakan. Sepertinya aku tidak akan rela meninggalkannya. Memangnya dia siapaku? Dan aku siapanya?

[1]Shackles Of Destiny ~ Story Of BTS [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang