AUTHOR POV
"Huftt.." Jungkook menghela napas.
"Fyuh.." Jungkook menghela napas lagi.
"Ish.. Haah.." Jungkook menghela napas lagi, lagi, dan lagi.
"Yak, sampai kapan kau akan terus seperti itu? Kau mau kehabisan napas, eoh?" Tanya Yoongi yang sudah tidak tahan dengan perbuatan Jungkook.
"Aku gugup hyung!" Jawab Jungkook sambil memainkan jemarinya.
"Kenapa harus gugup? Kau hanya tinggal menjawab semua pertanyaan Jin hyung dengan jujur dan menjelaskan semuanya, beres!" Kata Yoongi dengan entengnya.
"Tapi bagaimana jika Jin hyung tambah marah padaku?" Tanya Jungkook was-was.
"Itulah akibat yang harus kau tanggung!" Jawab Yoongi, sama sekali tidak menghilangkan perasaan gugup Jungkook.
Kini mereka berdua kembali duduk di dalam sebuah mobil mewah Maybach 57s yang harganya tentu saja milyaran rupiah.
Tujuan mereka adalah satu, yaitu kediaman Seokjin selaku sepupu Jungkook yang tentu saja atas permintaan mengancam dari Seokjin kemarin.
"Persiapkan dirimu bocah! Lima menit lagi kau akan berhadapan dengan seorang Kim Seokjin yang tampan." Ucap Yoongi sambil menunjukkan smirknya.
"Hyung, jangan menggodaku seperti itu! Aku takut!" Kata Jungkook memberikan penekanan pada kata 'aku takut'.
"Hahaa.. Dasar bocah! Tamatlah riwayatmu!" Ucap Yoongi lagi sambil terus memperlihatkan senyum mengejeknya.
"Hyuunnngggg.. Jangan mengataiku bocah, aku bukan bocah lagi!" Kata Jungkook dengan suara agak keras.
"Aaa.. Neomu gwiyeowo! Bersiap-siaplah kelinci kecil, Kim Seokjin yang tampan telah menantimu." Ucap Yoongi memelankan laju mobilnya memasuki halaman sebuah rumah.
"Jangan membuatku takut, hyung!" Balas Jungkook dengan suara sedikit bergetar.
YOONGI POV
Aku langsung menatap Jungkook ketika mendengar suaranya yang bergetar. Ia terlihat menggigit bibir bawahnya dengan bulir bening yang sudah berlinang di matanya.
Seketika aku merasa bersalah karena candaanku telah membuatnya benar-benar takut. Aku sungguh tidak bermaksud untuk membuatnya takut sampai menangis seperti itu. Sungguh, hatiku sakit melihat anak ini. Memang tidak ada isakan yang terdengar dan air mata yang terjatuh, namun aku tau hatinya sedang menangis saat ini.
"Jungkook! Gwaenchana?" Tanyaku lembut.
"Gwaenchana, hyung!" Jawabnya diikuti dengan setetes bulir bening yang akhirnya jebol dari bendungannya.
"Kalau kau tidak ingin bertemu dengannya kita bisa pulang sekarang." Kataku sedikit dipaksakan karena sejujurnya aku ingin Jungkook bertemu dengan Seokjin hyung, tapi melihat keadaannya yang seperti ini mau bagaimana lagi?
"Aniya! Aku akan menemuinya, hyung!" Balasnya sambil menghapus sisa air mata yang masih menempel di pipinya.
"Jangan memaksakan dirimu kalau kau belum siap!" Kataku lagi. Aku takut terjadi sesuatu dengannya.
Ia tersenyum, senyum yang membuatnya selalu terlihat tampan.
"Aku sudah yakin, hyung! Aku bukan bocah lagi." Ucapnya mantap membuatku ikut tersenyum.
Anak ini memang tidak pernah suka diperlakukan seperti bocah olehku dan sahabatku yang lain kecuali Seokjin hyung dan Taehyung. Jika bersama Seokjin hyung dan Taehyung dia selalu bermanja-manja layaknya seorang bocah.
KAMU SEDANG MEMBACA
[1]Shackles Of Destiny ~ Story Of BTS [End]
FanfictionTerkadang takdir itu tidak sejalan dengan pikiran. Maka dari itu, pikiran harus sejalan dengan takdir agar hidup menjadi lebih bermakna. Start : April 2018 Finish : December 2018 HIGHEST RANK : #34 dalam #rapmonster 181001 #95 dalam #sadending 19041...