Chapter 5

188 23 0
                                    

TAEHYUNG POV

Aku masuk ke rumah disambut dengan pelototan mata dari eomma. Bagaimana tidak? Aku masuk ke rumah dengan menggendong Rara dengan keadaan yang berantakan dan kemeja yang berlumuran darah.

"Yak, Taehyung-ah, ada apa denganmu dan Rara?" Tanya eomma lantas memeriksa seluruh tubuh Rara dan sangat terkejut melihat kepalanya terluka.

"Rara pingsan di stasiun, eomma. Tadi dia diganggu oleh preman." Jawabku sambil membaringkan tubuh Rara di sofa ruang tamu.

"Aish, jinjja? Dasar preman tidak tau diri." Eomma mengumpat sambil membenarkan posisi kepala Rara, sedangkan aku duduk di sofa yang lain.

"Taehyung-ah, kenapa kau yang menjemput Rara? Tadi eomma sudah menyuruh Jin untuk menjemputnya. Apa kau sudah pulang kuliah, eoh? Dan kenapa di wajahmu banyak luka lebam?" Tanya eomma saat melihat wajahku yang bonyok tidak karuan.

"Gwaenchana, eomma. Tadi aku hanya berkelahi kecil dengan preman itu. Aku sudah mencoba bicara baik-baik dengannya, tapi dia justru menantangku. Ya sudah, kuladeni saja dia. Ah ne, tadi Jin hyung sendiri yang menyuruhku menjemput Rara karena dia masih ada mata kuliah tambahan." Jawabku dengan detail. Aku tidak ingin eomma bertanya dua kali padaku.

"Baiklah, eomma akan mengobatimu jika sudah selesai dengan Rara." Kata eomma. Aku hanya mengangguk. Sekarang eomma sedang memerban kepala Rara.

.

.

.

.

"Shh..akh.. Pelan-pelan, eomma!" Aku terlonjak karena eomma mengompres ujung bibirku tidak hati-hati.

"Kau ini manja sekali. Tenanglah sedikit agar eomma bisa mengobatimu dengan tenang juga." Ucap eomma sementara aku hanya bisa meringis menahan sakit.

"Kau seperti ini karena berkelahi dengan preman itu kan? Lalu kenapa kepala Rara bisa terluka?" Tanya eomma. Benar, aku lupa menceritakan sebab-musabab hal itu.

"Waktu aku ingin menyelamatkan Rara dari preman itu, preman itu mendorong Rara sampai kepalanya terbentur di kursi tunggu stasiun dan berdarah. Hal itu juga yang membuat emosiku makin tersulut." Jawabku menceritakan kejadian itu dengan ekpresi yang agak kesal.

"Kasihan sekali sepupumu itu. Baru kali ini dia ke Busan sendiri, tapi sudah mendapat pengalaman pahit." Kata eomma sambil menyimpan handuk kompresan ke dalam baskom kemudian duduk di samping Rara yang belum sadarkan diri.

"Ne, eomma. Aku juga heran kenapa dia nekat ke Busan sendirian. Biasanya jika tidak ditemani Jungkook dia tidak ingin pergi kemana pun." Balasku menanggapi perkataan eomma dengan serius.

"Mm, mungkin karena sekarang Jungkook sedang sibuk mengurus kuliahnya jadi tidak bisa menemaninya." Ucap eomma berpikir positif, tapi lain halnya denganku. Aku merasa ada yang aneh dengan semua ini.

"Geundae, eomma.." Perkataanku terpotong saat mendengar lenguhan seorang yeoja. Lantas aku dan eomma memalingkan wajah ke arah Rara.

"Rara-ya, neo gwaenchana?" Tanya eomma mencoba membuka percakapan dengannya.

"I..imo!" Aku dan eomma tersenyum. Akhirnya Rara siuman.

"Ne, Rara-ya kau sudah ada di rumah imo sekarang jadi kau sudah aman." Rara seperti mengingat-ingat sesuatu, tapi sesaat kemudian dia tersenyum.

"Kamsahamnida, imo! Dimana Taehyung oppa?" Tanya Rara tanpa melihat ke arahku. Apa dia pura-pura tidak melihatku atau benar-benar tidak melihatku?

"Nan yeogi isseoyo!" Jawabku dengan cepat. Ia berbalik kemudian menampakkan raut kekhawatiran di wajahnya.

[1]Shackles Of Destiny ~ Story Of BTS [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang