I'm Sorry

2.6K 241 37
                                    

Diharapkan membaca Blood Sweat dulu karena ini adalah lanjutannya

Happy reading
_________________

Semenjak kejadian dimana Mark dibawa kabur oleh Lucas, semua ingtan orang tentang dirinya dihapus. Mark kesal setangh mati. Bagaimana tidak? Semua orang bahkan tak tau siapa dirinya. Lucas membuatnya berada dititik terendah dimana harus berpisah dengan sang kakak, Lee Jeno. Beradaptasi lagi meskipun ia tau harus berbuat apa. Menjadi murid baru di SOPA dengan nama Wong Minhyung. Itu nama Korea milik Mark. Jangan lupakan itu. (Tau kan nama aslinya? Ini karena bareng Lucas jadi gue pakein marganya Lucas ya,)

Menjadi murid baru untuk yang kedua kalinya di SOPA sudah berjalan selama satu minggu. Bayangkan setiap melihat sang kakak, tebesit rasa rindu yang membuncah. Ingin rasanya Mark berteriak bahwa ia adalah adik dari seorang Lee Jeno, teman Huang Renjun dan sepupu Lee Haechan. Tapi tidak bisa. Lidahnya kelu.

Tau apa kegiatan yang dilakukan Mark setelah pulang ke mansion keluarga Kim? Dia akan bercerita pada Doyoung daripada pada Lucas. Mana mungkin Lucas akan mendengarkan. Yang ada dia membiarkan Mark berbicara sementara Lucas ah lupakan. Mark benci itu. Lucas menyebalkan menurutnya.

Seperti hari ini, sepulang dari sekolah Mark langsung berlari kepintu kamar Doyoung dan membukanya tanpa izin. Melihat Doyoung yang sedang bersantai, membuatnya bergerak lalu memeluk hyung kelincinya. Doyoung yang peka akan hal itu, langsung memeluk Mark kembali. Tangis Mark pecah disana. Doyoung mengelus punggung dan rambut Mark perlahan.

Barulah setelah Mark selesai menangis Doyoung baru angkat bicara.

"Ada hmm? Anak manis tidak boleh menangis," ucapnya lembut.

Mark menggeleng pelan. Lidahnya kelu sesaat.

"Aku melihat Jeno hyung tadi. Dia....dia lewat di hadapanku, tapi dia tak menoleh sedikitpun padaku. Lalu Renjun hyung, dia tak mengenaliku, dan Haechan dia memandangiku seperti aku punya salah padanya. Kenapa begitu hyung???" ucap Mark disertai isakannya.

Bagaimana Doyoung? Ia sakit mendengarnya. Oh ayolah Mark masih kecil.

"Sayang, kau tau? Lucas membuat mereka melupakanmu. Dan kau tau itu. Itu semua demi kebaikanmu," jelas Doyoung.

Mark mendongak dan melepas pelukannya pada Doyoung. Matanya memerah dan berair.  Oh hidungnya, bahkan juga ikut memerah.

"Tapi jika ia membuat orang yang mengenalinya melupakannya apa itu masih bisa disebut dengan kebaikan? Kenapa jika iya hyung?!" suara Mark meninggi.

High note Haechan rasanya sudah ia kalahkan.

Doyoung kembali merengkuh tubuh kecil itu yang terisak.

"Lalu mau bagaiman hmm? Apa kau yakin akan melindungi sendiri dari mereka? Kudengar kau suka bermain dengan suatu hal. Dan kakakmu tidak bisa 24 jam bersamamu karena pulang sekolah jika tidak kencan, main basket ya keperusahaan Appamu," balas Doyoung.

"Ya, aku tau itu. Tapi apa tidak ada jalan lain hyung"? tanya Mark.

"Tidak ada sayang, hmm apa kau sudah makan?" Doyoung mencoba mengalihkan pembicaraan.

Mark menggeleng dipelukan Doyoung. Doyoung tersenyum gemas. Doyoung melepas pelukannya lalu mencium gemas hidung Mark yang memerah.

"Ayo kita makan sekarang," ajak Doyoung.

"Tapi aku belum ganti baju," ucap Mark sambil menggenggam tangan Doyoung.

"Tak apa, lepaskan saja blazermu dulu," titah Doyoung.

Mark melakukan apa yang Doyoung minta. Melepas blazernya dan meninggalkan kemeja putih yang menempel ditubuh mungilnya.

Mereka berdua berjalan keluar sambil bercanda. Melupakan sejenak masalah yang baru saja terjadi. Disudut lain terdapat sepasang mata yang mengamati kegiatan mereka. Ia tersenyum senang. Setidaknya 'mate' nya punya teman curhat.

LuMark // End //✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang