dare ✓

1.5K 124 10
                                    

Isi nggak sesuai dengan judul yeorebun, ;V

Happy reading yeorebun
______

"Kurasa kita cukup sampai disini,"

Lima kata singkat yang mampu membuat hati tertusuk duri tajam. Sakit menyesakkan dada, sayangnya tak terlihat, berbekas, dan tak berdarah.

"A-apa maksudmu?"

"Apa aku kurang jelas mengatakannya?"

"T-tidak. Tapi kenapa?"

"Entahlah, tapi kurasa aku sudah bosan denganmu,"

Pemuda mungil itu membulatkan matanya. Ia tak akan menyangka jika jadi seperti ini. Memang apa salahnya hingga pemuda tinggi itu memutuskan hubungan mereka secara sepihak?

"Tapi apa aku melakukan kesalahan padamu? Maaf jika aku melakukannya tanpa sadar," ucap pemuda mungil itu.

Pemuda tinggi itu mengehela nafas. Sebenarnya tidak ada yang salah dengan pemuda mungil itu. Namun, ya mau bagaimana lagi, waktunya habis. Bisa dibilang pemuda tunggu itu sudah mulai masuk dalam pesona si mungil. Bagaimana tidak? Tubuh memang kecil, tapi bakat jangan diragukan. Lagipula siapa yang tidak jatuh hati ketika melihat pemuda mungil yang cantik dan manis? Belum lagi kelakuannya yang menggemaskan melebihi umurnya saat ini.

"Apa kau tau sesuatu?" tanya pemuda tinggi itu.

Pemuda mungil itu menggeleng.

"Aku hanya terkena dare dari temanku saja," ucap pemuda tinggi itu santai.

"Ohhh jadi begitu ya? Lalu apa maksud temanmu menggunakanku sebagai umpan hah?! Memang tidak ada anak lain apa?" tanya pemuda mungil itu savage.

"Ya mana kutahu, yang penting aku sudah menjalankan dare ku," ucap pemuda mungil itu.

"What dare? Kau pikir kau tau apa arti dari dare itu sebenarnya? Kurasa kau tidak mengetahuinya tuan Wong," ucap pemuda mungil itu ketus.

"Terserah. Yang penting kita putus sampai disini. Lupakan semuanya. Anggap saja kita tidak pernah bertemu apalagi saling kenal,"

"Kau pikir aku juga mau mengenalmu? Aku juga tidak mau. Terimakasih untuk tiga bulan ini. Jangan pernah datang lagi," kata pemuda itu ketus lalu melenggang pergi dari sana.

"Huftttt....," pemuda tinggi itu menghela nafas.

Jujur saja pemuda mungil yang bernama Mark Lee itu sudah membuat hidupnya tak karuan. Jantungnya serasa mau copot dari tempatnya ketika berada didekat anak itu. Dia yang berhasil menghangatkan hatinya yang beku. Dia juga yang berhasil memporak-porandakan hati kecil Yukhei untuk tidak menjalin hubungan. Bohong jika Yukhei tidak terjatuh dalam pesona seorang Mark Lee. Sangat terpesona hingga ia tak tega mengatakan hal itu pada Mark. Seseorang yang sangat menggemaskan tanpa harus berbuat lebih. Seorang murid yang tergolong biasa saja. Tidak populer, tidak juga hidden. Seseorang dengan sikap kerja kerasnya yang patut diacungi jempol. Yah meskipun penalaran dalam teknologinya kurang sih, tapi Yukhei akui, anak itu cukup pandai. Meskipun dia adalah juara utama kelas sepuluh lalu, tetapi ia tidak terlalu menonjolkan diri, dan tidak banyak murid yang ingin tau. Ya kalian tau lah jaman sekarang. Yang mendapat rangking itu yang di bully.

(Hidden disini itu semacam nggak terkenal gitu loh, karena aku nggak tau namanya, jadi tak tulis hidden aja,)

Akhirnya dengan berat hati, Yukhei melenggang pergi dari sana. Ia pergi kemanapun kakinya akan melangkah. Tak peduli ocehan teman-temannya nanti.

Pemuda mungil itu masuk ke kelasnya dengan wajah suram. Betapa bodohnya ia dengan cepat menerima permintaan seorang murid populer bernama Wong Yukhei. Belum lagi hubungan mereka yang berstatus backstage alias diam-diam. Pemuda mungil itu kemudian duduk dibangkunya dengan posisi menelungkup. Ia tak akan peduli ocehan temannya nanti. Yang penting sekarang kepalnya dingin dulu.

LuMark // End //✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang