Jaemin hyung...

2K 139 98
                                    


Banyakan drama disini, kalo nggak suka atau bosen klik aja tombol back di hp kalian, simpel kan? Nggak perlu ngata²in orang,

Buat yang suka kasih apresiasi, dan makasih baik buat yang baca maupun kasih apresiasi,

Yang bold italic itu flashback ya,

Mau bagi pict malah aku nggak ada kuota pifttttt...

Happy reading, 😊
_________________

Apa yang kau rasakan ketika bersama orang yang kau sukai? Rasanya ada banyak kupu-kupu yang menggelitiki perutmu. Lalu kau akan merasa gugup karena perlakuan orang yang kau sukai. Belum lagi jantung yang selalu berdegup dua kali lebih cepat dari biasanya. Ada kalanya kau juga akan merasa sakit hati ketika kau melihatnya berjalan dengan orang lain. Tapi siapa kau? Apa hakmu melarangnya bersama orang lain? Toh belum tentu dia akan menyukaimu. Dan itulah yang Mark rasakan. Masa-masa friendzone ini menyulitkannya. Lucas memperlakukannya seperti orang spesial, namun disisi lain, ia juga turut menorehkan luka baginya. Mengapa jalan cerita cintanya tak semulus sang kakak? Apa ini yang dinamakan sakit namun tak berdarah? Apa salahnya? Tak cukup puas kah Lucas membuatku hatinya berbunga? Tak cukup puas kah pemuda itu membuatnya berharap lebih? Benar sekali ucapan sang kakak, "jangan pernah memberikan kepercayaan pada orang yang belum kau kenal sepenuhnya,". Lalu sekarang Mark harus apa? Mengatakan bahwa ia telah jatuh pada Lucas? No. Dia masih punya malu dan harga diri. Masih mending jika ia diterima dengan senang hati. Jika ditolak? Mau ditaruh dimana wajahnya nanti. Membayangkan itu sungguh membuat Mark bergidik ngeri.

Tadi pagi itu yang ia lihat. Lucas bersama seorang gadis cantik Berambut panjang coklat gelap bergelombang. Matanya bulat, bibirnya agak tebal, tubuhnya tinggi -walaupun Mark lebih tinggi sih, tapi kan hanya lebih tinggi dia beberapa centi saja- tangan yang bergelanyut manja di lengan kekar Lucas. Ia hanya tau namanya saja. Tapi, dia agak kesukaran dalam mengejanya. Song Yukehi? Yukhae? Yumi? Yuqi atau siapa lah itu Mark terasa sulit mengingatnya. Yang dia tau, gadis itu selalu membuntuti Lucas kemanapun pemuda itu pergi. Bahkan bertemu dengan Jaemin pun ikut, walaupun dia harus membawa teman untuk menemaninya disudut tempat yang berbeda namun mudah dipantau.

Awalnya Mark kesal dengan gadis itu. Apa tidak bisa membiarkan dia dengan Lucas? Selalu saja menyempil. Belum lagi gadis itu yang memang satu kelas dengan Lucas. Mark hanya tertawa sinis ketika gadis itu pernah memperingatinya untuk menjauh dari Lucas. Dan ketika Mark bertanya siapa dan apa hubungannya gadis itu dengan Lucas, gadis itu hanya tersenyum remeh seolah Mark tidak ada apa-apanya dibanding hadis itu. Gadis itu belum tau siapa Mark dan mengapa selalu bersama Jaemin.

~~~~~~

Sore ini, Jaemin memberitahunya jika ada rapat OSIS, dan itu membuat Mark mau tidak mau harus pulang sendiri. Mark benci pulang sendiri. Dia takut jika kejadian seperti beberapa bulan lalu terjadi lagi.

Matahari mulai kembali ke peraduannya. Langit sore semakin berwarna oranye dan sebentar lagi akan berwarna hitam. Seorang pemuda manis berjalan disebuah gang sempit. Ia berjalan sambil menggerutu memberi umpatan pada sang kakak. Dia Mark Lee, berjalan sambil menendang kerikil yang ada didepannya. Bibirnya mengerucut. Lantas apa yang membuat pemuda manis itu menggerutu tak jelas untuk sang kakak? Mudah sekali jawabannya. Sang kakak tidak mengatakan jika ada rapat lalu pemuda tampan itu menyuruh sang adik pulang sendiri. Mark mukanya sudah berdebat dengan sang kakak untuk menunggu. Namun alibi sang kakak terlalu rumit dan Mark yakin ada hubungannya dengan Renjun. Mark tau itu. Tapi apa dia harus menyalahkan Renjun? Ohh tidak perlu. Ia akan marah pada hyungnya saja. Berani sekali membuatnya marah. Dan sialnya lagi, ia tak membawa uang sepeserpun di saku seragamnya. Itu membuat Mark mau tidak mau harus berjalan kaki sejauh lima kilometer dari sekolah kerumahnya. Iya Mark melakukannya. Dia berjalan dari pukul setengah empat sore dan sekarang sudah pukul lima sore namun dia belum sampai di rumah, menyedihkan sekali. Masih ada beberapa ratus meter lagi didepan sana. Mark paling tidak suka berjalan ditempat sepi dengan cahaya yang remang-remang. Namun apa lah daya, hanya itu satu-satunya jalan pintas kerumahnya. Mark terus berjalan tanpa tau ada bahanya yang mengikutinya beberapa meter didepan.

LuMark // End //✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang