Brak!
Jaemin terjungkal dari tempat tidurnya kala mimpi itu mulai menguasai alam bawah sadarnya.
Netranya sontak menatap ke arah jam dinding yang masih menunjuk pada pukul tiga pagi. Oh sial. Kalau begini caranya, Jaemin akan susah sendiri. Jika ia memilih untuk tidur lagi, maka kemungkinan besar dirinya akan terlambat bangun. Jika ia memilih untuk tetap bangun, maka Jaemin akan mengantuk begitu sampai di sekolah.
Lagi pula... ada apa dengan dirinya?
Kenapa ia memimpikan Lee Jeno---seniornya yang menyebalkan itu? Mengapa juga ia bermimpi sedang di-'makan' oleh Jeno? Mengapa seolah-olah ilustri bahwa Jeno sedang berada bersamanya terasa begitu nyata?
Dan kenapa juga mimpi tersebut begitu nikmat baginya?
Jaemin menepuk dahinya keras. Ia butuh untuk segera sadar dari lamunannya tersebut. Belakangan ini, pikiran sucinya ternodai oleh aksi seorang Lee Jeno yang amat lancang. Entahlah---tapi Jaemin menikmati hal tersebut.
Ia menyukai bagaimana Jeno menusukkan taringnya hingga menembus epidermis terdalamnya. Ia menyukai bagaimana Jeno membisikkan kalimat-kalimat manis di telinganya. Ia menyukai bagaimana Jeno menghisap darah dari liang lukanya. Ia bahkan menyukai bagimana Jeno berhasil merangsangnya sejak malam itu.
Ah, Jeno benar-benar membuat Jaemin gila saat ini.
Lelaki itu bahkan terlihat begitu seksi dalam mimpi Jaemin semalam. Gerakannya yang lihai membuat bocah manis itu sempat terbuai. Apalagi ketika Jeno berusaha meraba bagian sensitif Jaemin hingga membuat bocah tersebut---
"ASTAGA YA TUHAN."
---menginginkannya kembali.
Jaemin merasakan adanya cairan basah membanjiri pelapis ranjangnya. Matanya membelalak horror kala ia menyadari cairan apakah itu. Untung saja ia tidak menyentuh bagian basah tersebut dengan kedua tangannya. Jelas saja! Jaemin tak ingin tangannya ternodai oleh cairan menjijikkan itu.
Kemudian, bocah bersurai hitam itu lekas bangkit dari ranjangnya dan memegangi celananya.
Sialan!, umpat Jaemin dalam hati. Ia sadar ia tidak boleh meneriaki umpatan-umpatan kasar karena kamar Minhyung berada di sebelahnya. Telinga lelaki itu benar-benar sensitif. Bahkan alarm ayam milik Jaemin saja bisa membuat Minhyung terbangun dengan cepat di hari libur.
Sempat bingung harus berbuat apa, Jaemin memutuskan untuk pergi ke toilet pribadinya dan mencuci noda bekas cairan tersebut.
Oh astaga.
Segila apakah Jaemin terhadap Jeno sehingga lelaki itu berhasil membuat Jaemin mengalami mimpi tidak senonoh seperti tadi?
×××
"Money? Na na na na na na, yes please."
Minhyung membawa sebuah kartu debit berlogo tiga huruf yang baru saja terisi penuh hari ini.
Kedua orangtua Jaemin dan Minhyung memang tidak sedang berada di rumah. Namun keduanya selalu mengirimkan uang bulanan kepada rekening bank milik Minhyung. Dan setiap bulannya tersebut, Minhyung harus membagi rata antara uang untuk adiknya dan jatah untuk dirinya sendiri. Hal tersebut terkadang merepotkannya.
Biasanya, jika sudah menyangkut perihal uang bulanan, Jaemin akan menjadi satu-satunya yang paling bersemangat hingga meloncat-loncat tidak jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Your Blood • Nomin ✓
FanfictionIn which Jeno couldn't get enough of his secretary's blood. © Rayevanth, 2018