11

20.4K 2.7K 179
                                    

Guru-guru tentu mengandalkan para anggota OSIS---terlebih ketuanya.

Mayoritas anggota dari organisasi tersebut merupakan siswa-siswi unggulan dari kelas sepuluh hingga kelas sebelas. Separuh dari mereka adalah murid dengan prestasi segunung. Sementara sisanya adalah murid dengan kepribadian yang tak jauh dari kata 'teladan'.

Maka, jangan heran jika Yesung-ssaem selalu memberikan tugas-tugas yang berat pada Jeno.

Tidak seperti tugas pada hari biasa, kali ini Jeno diandalkan untuk membantunya memeriksa data murid baru tahun ini.

Entahlah, sudah berapa jam lelaki tersebut asyik berkutat dengan setumpuk kertas-kertas berisi data personal para murid baru. Untung saja guru yang saat ini duduk berhadapan dengannya tergolong gaul. Yesung-ssaem selalu menyetel lagu-lagu kekinian untuk membantu menghilangkan rasa bosannya. Menurut Jeno, cara itu sangat ampuh.

"Seonsaengnim," panggil Jeno tiba-tiba. Yesung pun segera mematikan lagu yang tengah diputar.

"Apa, Jeno?" Tanyanya lembut kemudian.

Jeno segera menarik secarik kertas yang sedang ia periksa. "Saya mau memastikan," ujar lelaki tersebut sambil mengerutkan alisnya. "Apa memang ada murid baru di angkatan kelas sebelas nanti?"

Tidak sesuai dugaan Jeno, Yesung-ssaem mengangguk sebagai jawaban. Padahal, jarang sekali ada murid baru di kelas sebelas karena ada segudang persyaratan yang patut dipenuhi.

"Memang ada," jawab Yesung ceria. "Hanya satu orang..."

"Dan dia akan didaftarkan ke kelas kita."

Mata Jeno kian membulat lebar kala Yesung memperjelas kalimat yang barusan ia lontarkan. Masalahnya adalah Jeno tahu benar siapa manusia---atau mungkin bukan---yang datanya tertera di kertas yang ia periksa tersebut. Lelaki dalam kertas itu adalah sosok yang menyebalkan bagi Jeno dan terus membuatnya berpindah-pindah sekolah akibat identitas yang terbongkar.

Sialan!, umpatnya dalam hati. Namun tampaknya Yesung dapat membaca raut wajah Jeno yang menunjukkan kebencian.

"Ada apa, Tuan Lee? Kau kenal?" tanya pria tersebut sambil menghela nafas saat netranya kembali menangkap tumpukan data murid baru yang masih tersisa banyak.

Agar tidak menimbulkan pertanyaan lebih lanjut, Jeno hanya menggeleng dan tersenyum. "Tidak. Aku sama sekali ti-dak mengenalinya, ssaem."

Mendengar penekanan Jeno pada kata tidak, Yesung pun mengangkat bahu. "Oke kalau begitu."

Walau niatnya tidak ingin ketahuan lebih lanjut, tapi Jeno tetap tidak tenang dengan data murid baru yang ia genggam. Dasar brengsek, umpatnya lagi. Untuk beberapa saat, Jeno tidak melanjutkan kegiatannya dan hanya sibuk mengamati data lelaki yang ia pegang.

Jika kalian penasaran siapa lelaki yang Jeno maksud, maka jawabannya adalah Wong Lucas.

Lelaki berbadan bongsor yang berasal dari Hongkong tersebut merupakan mimpi buruk bagi Jeno. Bukan, bukan karena sosoknya yang menakutkan atau apapun itu di bayanganmu.

Namun, Lucas itu menyebalkan.

Pertama, mulutnya tidak pernah bisa diam. Kedua, perawakannya yang tinggi selalu mampu membuat Jeno merasa seperti dirinya adalah tong sampah di sebelah pohon beringin. Ketiga, Lucas pandai di segala mata pelajaran. Dan yang keempat adalah tentang... dua kepribadiannya di lain waktu.

Tak paham? Baiklah, akan ku jelaskan.

Wong Lucas di pagi hari adalah sosok remaja biasa yang gemar tebar pesona dimana-mana. Sifatnya ceria dan mudah tertawa. Sementara itu, Wong Lucas di malam hari adalah sosok yang tak ingin kau jumpai.

Melihat statusnya di malam hari, kau tak akan heran jika Lucas memiliki rumah dengan pekarangan yang begitu luas---bahkan jauh lebih lebar ketimbang rumahnya sendiri.

Mendengarnya saja kau sudah bisa menebak bahwa sosok Wong Lucas di kala matahari terbenam adalah sosok yang sama dengan seorang Jacob di film The Twilights Saga---ya, apalagi jika bukan manusia setengah serigala atau yang biasa kita panggil werewolf.

Jika Jacob bisa berubah menjadi makhluk tersebut kapanpun ia mau, berbeda dengan Lucas. Lelaki tinggi itu mau tidak mau akan berubah menjadi sosok yang menyeramkan di atas pukul enam sore.

Namun, hal itu bukanlah yang membuat Jeno merasa sebal dengan Lucas. Ada cerita terselubung di balik pernyataan tersebut.

Pasalnya, mereka adalah sahabat saat kecil.

Jeno yang saat itu masih gemar meminum susu di pagi hari, sudah terbiasa dengan rasa darah hewan sebagai makan malam dan sarapannya. Sementara di lain sisi, Lucas yang masih suka bergelayut di lengan mamanya, mulai bertindak nakal dan menunjukkan sisi pemberontaknya.

Saat itu, Lucas sedang jatuh cinta dengan seorang lelaki bernama Jinyoung.

Suatu hari, bocah itu berniat untuk memberikan bunga matahari untuk sang pujaan hati. Namun di hari yang sama pula, Lucas menemukan kenyataan bahwa Jinyoung telah menyatakan perasaannya pada seseorang yang Lucas kenal dekat sejak ia masih bergumoh---siapa lagi jika bukan Lee Jeno.

Walau merasa sedikit bersyukur karena Jeno menolak, Lucas tetap saja sebal.

Di kemudian hari, bocah tengil itupun mengumbar fakta bahwa Jeno merupakan seorang vampire tulen. Tak butuh waktu yang lama bagi kenyataan tersebut untuk bisa menjadi buah bibir di seantero kota tempat mereka tinggal.

Sungguh kenangan buruk bagi Jeno saat bocah kelas tiga SD itu menyadari jika semua temannya sudah terlanjur membencinya. Anak-anak perempuan menangis jika berdekatan dengan Jeno. Sementara itu, mayoritas bocah laki-laki melemparinya dengan telur mentah sementara sisanya hanya berdiri menyoraki.

Keluarga Lee yang mengetahui hal tersebut pun mulai berkemas dan terpaksa pindah dari kota kecil tersebut. Pilihan mereka adalah sebuah kota metropolitan dengan seratus pusat perbelanjaan.

Seoul, ibu kota Korea Selatan.

Jeno hidup bahagia di kota tersebut---bahkan ia menemukan manusia dengan darah semanis Na Jaemin yang baginya merupakan sajian bintang lima. Walau menjadi ketua OSIS bukanlah sesuatu yang sangat menyennagkan, tapi Jeno menikmatinya. Keluarga di sekitar dan tetangga di perumahan Jeno juga menerima lelaki tersebut dengan baik.

Intinya, semua begitu menyenangkan sebelum Lucas---mungkin---menginjak-injak kehidupan Jeno setelah ini.

Mati kau Wong Lucas, batin Jeno yang entah sadar atau tidak sadar, telah meremas data murid kelimabelasnya hingga hampir robek sebagian. []

.

.

¡¿¡¿¡¿

Double :)))))) vomment yaaa kalau kalian suka hehehe

Chapter ini udah mulai masuk ke awal konflik :))) huehehehehehehe

Your Blood • Nomin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang