10

19.8K 3K 195
                                    

Jaemin semakin merasa tidak nyaman ketika Jeno mulai membiarkan tulang selangkanya terekspos dengan lancang.

"Jeno, please stop!"

Bocah manis itu menggelinjang karena lelaki di hadapannya menaikkan lututnya sehingga sedikit menggesek bagian privatnya. Oh astaga. Sialan benar Lee Jeno itu! Jaemin menjadi benar-benar freaked out karena aksinya kali itu.

"JENO!" Jaemin sedikit menjerit ketika taring tajam milik lelaki di hadapannya mulai mencuat dari tempatnya. Bocah itu berpikir jika Jeno akan me-'makan' dirinya lagi. Tapi nyatanya---

Cup.

---hanya sebuah ciuman manislah yang mendarat di bibir ranum seorang Na Jaemin dengan lembutnya.

Satu detik, dua detik...

Hingga lima detik berlangsung, Jeno sama sekali tidak berminat untuk melepas tautan tersebut sehingga membuat pemilik bibir lainnya mengalami susah nafas. Alih-alih merasa kasihan dengan Jaemin, Jeno malah memperdalam ciumannya. Sementara itu, bocah manis yang saat ini wajahnya semakin memerah itu hanya bisa menutup matanya pasrah.

Apakah Jaemin menikmati hal tersebut? Kau tahu sendiri jawabannya, kawan.

"S-stop!"

Jaemin mendorong tubuh Jeno hingga ciuman mereka selesai sampai di situ. Bocah itu dapat melihat seuntai saliva entah milik siapa menggantung di bibir Jeno yang masih berada sepersekian senti dari hadapannya. Tiba-tiba saja, atmosfer di ruangan tersebut menjadi aneh dan Jaemin benci itu.

"Na," Jeno berujar sambil menghapus benang salivanya. "Tenaga mu kuat juga, ya. Heran."

Kemudian, Jaemin menundukkan kepalanya dan mengusak rambutnya hingga sedikit berantakan. Padahal tadi pagi, bocah manis itu rela menghabiskan waktu luangnya untuk menata surai hitamnya dengan pomade berwangi cokelat karena bangun terlalu pagi. Tapi, pomade tersebut harus luntur seketika akibat... ah sudahlah. Tidak usah dibicarakan lagi.

"Jangan diusak begitu," ujar Jeno lagi. Tapi kali ini, lelaki tersebut ikut menundukkan kepalanya dan menyamakan tingginya dengan Jaemin. "Rambutmu jadi berantakan. Nanti manisnya hilang loh."

Sialan.

Ingin rasanya Jaemin menampol kedua pipi Jeno agar lelaki itu tahu rasa. Tapi entah apa yang sedang merasuki bocah itu sehingga Jaemin pun berhenti membuat rambutnya berantakan seperti apa yang telah diperintahkan Jeno.

Hal itu rupanya mengakibatkan Jeno tersenyum, lalu menepuk puncak kepala Jaemin pelan.

"Good boy," katanya.

Jaemin pun tak dapat lagi menahan semburat merah yang semakin memenuhi wajahnya. Astaga, apakah sosok Jeno telah berhasil membuat bocah tersebut jatuh hati?

"Tidak akan!" ujar Jaemin dengan suara yang kecil namun masih bisa terdengar oleh Jeno. Mungkin bocah itu lupa jika lelaki di hadapannya tersebut adalah seorang vampire yang memiliki indra lebih tajam ketimbang manusia biasa.

"Apanya yang tidak akan, Nana?" tanya Jeno, yang segera disusul oleh gelengan kepala Jaemin.

"Aniya, bukan apa-apa."

Lagi-lagi, lelaki bermata bulan sabit itu dibuatnya tertawa.

"Aku tidak akan menjadikan darahmu sebagai makan siang ku, Nana," kalimat yang dilontarkan Jeno masih sedikit dibubuhi dengan tawanya. "Kau harus tahu bahwa aku tidak setega itu, bocah."

Duk.

Jaemin menginjak sepatu Jeno sehingga membuat empunya mengerang tertahan. Sungguh, Jeno salah mengira tentang Jaemin. Lelaki itu berpikir jika Nana yang berada di hadapannya tersebut begitu lemah---sesuai dengan tampangnya yang manis seperti perempuan. Namun dugaannya tersebut meleset jauh karena Jaemin merupakan bocah manis yang garang seperti titisan macan betina.

"Aku bukan bocah!" geram Jaemin sambil menyilangkan tangannya di dada.

"Tapi kau setahun di bawah ku," ujar Jeno penuh kemenangan. "Tapi---benar juga sih. Kau bukan bocah lagi sejak dua hari yang lalu."

Lelaki tersebut dibuat gemas karena Jaemin yang mengerutkan alisnya manis.

"Kenapa... sejak dua hari yang lalu?"

Untuk menjawab pertanyaan Jaemin, Jeno pun mendekatkan wajahnya dan berbisik dengan nada seduktif tepat di telinga merah Jaemin. "Karena sejak dua hari yang lalu, seorang Na Jaemin yang mesum ini telah jatuh dalam pesona Lee Jeno yang tampannya melebihi kingkong Wakanda."

Sesuai dengan dugaan Jeno, bocah bersurai hitam di hadapannya itu langsung mendorong dadanya pelan tanda ia tidak menyukainya---namun menyutujuinya.

Jaemin pun menggeser tubuh seniornya itu dan berniat untuk pergi dari unit kesehatan sekolah sekarang juga. Ia sudah tidak tahan lagi beradai di ruangan yang sama dengan Lee Jeno. Apakah lelaki itu tidak berkaca? Setahu Jaemin, yang mesum bukanlah dirinya---melainkan vampire menyebalkan itu.

"Minggir kau, Lee brengsek Jeno!" serunya sambil menahan semburat merah yang terus merajalela.

Na Jaemin memang tidak memungkiri fakta yang Jeno lontarkan beberapa saat yang lalu---pengecualian pada bagian 'Lee Jeno yang tampannya melebihi kingkong Wakanda' itu. Bocah tersebut menikmatinya, tidak salah lagi. Sebab setiap kali Jeno berniat untuk menghisap darahnya, Jaemin selalu menggeliat keenakan. Bocah yang saat ini masih berumur enam belas tahun itu bahkan sudah berani mengeluh penuh nikm---astaga, kenapa Jaemin jadi sebegini gilanya?



Apakah aku mulai menyukai Jeno?



Oh Tuhan, sepertinya keluarga Na memang satu spesies dengan siput milik Spongebob. []



×××



Vomment if you like it wkwkwk apasih sok inggris banget gue :"

I'm so sorry karena chapter ini less than 800 words karena aku berusaha menyesuaikan sama alur hehehe... ini belum sampai conflict ya :))

By the way, aku punya special informationnnnn buat kalian!

Berhubung kemarin aku ulang tahun (HEHE), aku lagi berbaik hati pingin bikin one shot Nomin di work baru (YEAAAAY). List beberapa chapters udah aku buat sedemikian rupa :))

Comment yaaa publish apa nggak hehehe:)

--> YES or NO

And I would like to say thank you buat kalian semua yang udah vomment dan ngasih kritik dan saran buat work ini. Karena ini kali pertama aku buat FF Nomin sampai agak gimanaaa gitu :>:> aku mau bilang terima kasih buat kalian yang ngedukung aku hehehe.

Jujur, kalian penyemangat aku buat terus up, up, up, dan upppp terus.

I LOVE Y'ALL, GUYS<3

Your Blood • Nomin ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang