Bagian 1 (A)

386 37 16
                                    


Selamat membaca!

**

Namanya Rindi Ramadani. Keluarga dan teman-temannya biasa memanggil Ririn. Hari ini, tepat pada tanggal 14 Juli, 2014. Ririn sudah resmi menjadi anggota dari kelas X-2. Setelah kemarin melewati Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah selama 3 hari dan sekarang ia bebas untuk melakukan apapun di kelas, tanpa ada kekangan dari para senior.

Pagi ini, Ririn berangkat diantar oleh Ayahnya ke sekolah. Karena Sejujurnya dia belum bisa mengendarai motor sendiri. Jadilah, sang Ayah yang selalu mengantarkan ia menggunakan mobilnya. Katanya sih, sekalian dia berangkat ke kantor.

"Kamu belajar yang bener ya," pesan Ayah Ririn kepadanya.

Ririn hanya menganggukan kepalanya. Setelah ia berhasil mencium punggung tangan Ayahnya. Ia langsung keluar dari mobil dan berjalan menuju kelasnya.

"Ririn!" Panggil seseorang di belakangnya.

Dengan cepat Ririn menengokan kepalanya ke arah sumber suara. Matanya membulat sempurna, bibirnya tak henti menyunggingkan senyuman.

"Diva!" Ujar Ririn tidak kalah kencangnya. Ia merasa senang saat kembali dipertemukan dengan teman semasa SD-nya dulu.

Gadis yang disebut Ririn dengan nama Diva itu segera mendekati Ririn, lalu memeluknya dengan erat.

"Lo kemana aja Div?" Tanya Ririn saat mereka telah melepaskan pelukannya.

Diva tersenyum, "Gue ikut Papa ke Semarang Rin. Kita tinggal di sana," jelasnya.

"Terus, kenapa sekarang lo bisa ada di sini?" Heran Ririn.

"Dari Semarang, Papa dipindah tugaskan ke Jakarta. Sekarang kita tinggal di sini deh."

Ririn hanya mengangguk-anggukan kepalanya.

"Lo dapat kelas mana, Rin?" Kini giliran Diva yang bertanya pada Ririn.

"Gue masuk kelas X-2, Div," jawabnya dengan murung. Karena dirinya yakin, tidak akan mendapatkan teman sebangku. Ia bisa tahu itu, karena Bu Windi selaku wali kelasnya sendiri yang berucap bahwa kelas X-2, siswanya berjumlah ganjil.

Diva yang mendengar jawaban Ririn terkejut, karena ternyata Ririn satu kelas dengannya.

"Gue juga," ujar Diva membuat wajah murung Ririn berubah jadi ceria kembali.

"Seriusan?" Ditanya seperti itu, Diva mengangguk yakin. "Kalo gitu, lo satu meja sama gue ya," pinta Ririn.

"Iya, ayo!" Diva merangkul bahu Ririn, kemudian keduanya melangkah bersama menuju kelas X-2. Yang akan menjadi kelasnya selama 1 tahun ke depan.

**

Sudah dua minggu Ririn bersekolah. Dan selama itu, Ririn belum mengenal teman sekelasnya dengan baik. Hanya ada beberapa teman yang ia ketahui namanya. Seperti; Fitri, Dimas, Rofi, Lintang. Ia hanya mengenal beberapa anak itu karena mereka duduk berdekatan.

Di kelas pun, Ririn hanya dekat dengan Diva teman SD yang sekarang satu bangku dengannya. Dan juga Hofifah yang duduk sendirian tepat dibelakang bangku milik dirinya dan juga Diva.

"Hari ini ada mata pelajaran SBK, 'kan?" Tanya Hofifah dari arah belakang.

Ririn dan Diva yang sibuk mengipasi wajah mereka karena merasa kepanasan, setelah melakukan upacara benderapun, menengok ke arah belakang.

"Iya, ini 'kan hari senin. Udah pasti ada pelajaran SBK lah," ujar Diva, membuat Ririn menganggukan kepala, tanda membenarkan.

"Males ah ... aku tuh lemah kalo soal kesenian kaya gitu," ujar Hofifah kembali.

About Him, AbiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang