BECAUSE [ PROSES CETAK ]

6. Flashback

"Maukah kau berkencan denganku?"

***

"Masalah apalagi hari ini?"

"Seperti biasa, perceraian."

"Membosankan,"

Donghae menatap Siwon yang tidur di atas sofa di dalam ruangannya.

"Bagaimana denganmu? Apalagi sekarang?"

"Aku putus dengan Lee hyorin." Ujar Siwon singkat sambil memainkan handphone miliknya.

"Membosankan." Desis Donghae.

Dirinya tidak bisa habis pikir dengan temannya yang satu ini. Bagaimana bisa dia selalu mengganti pasangan setiap minggunya. Bahkan setahu Donghae, Mereka berhubungan belum lebih 4 hari!

"Siwon, berhentilah mempermainkan hati wanita." Tegas Donghae selagi fokus pada kertas-kertas di hadapannya.

"Leeteuk mengajak kita makan siang bersama apa kau bisa?" Siwon bangkit dan mengalihkan pembicaraan.

Donghae hanya mengangguk kemudian membereskan berkas miliknya lalu ikut keluar ruangan bersama Siwon. Donghae atau Lee Donghae, adalah seorang pengacara handal Korea Selatan. Mendapatkan julukan pengacara muda terganas karena hampir semua kasus yang dipegangnya selalu menang di pengadilan. Ayahnya adalah seorang Jaksa dengan bayaran tertinggi di Korea Selatan.

***

"Apa kau tidak punya mata! Lihat! semua barang-barang ku jatuh kemana-mana!!"

"Maafkan aku, aku benar-benar minta maaf." Tiffany membungkukkan badannya lalu mulai mengambil barang-barang yang berjatuhan di aspal trotoar.

"Tidak perlu! Kau pikir aku tidak bisa membelinya lagi hah?! Barang-barang yang kau jatuhkan itu apa kau tahu berapa harganya?" Hardik wanita cantik itu didepan wajah Tiffany.

Hampir semua orang yang melintas melihat ke arah mereka, sungguh Tiffany malu luar biasa! Sebenarnya Tiffany tidak bersalah di sini tapi heyy!! siapa yang berjalan sambil memainkan handphone hingga menabrak dirinya?

"Lain kali aku akan lebih berhati-hati, maafkan aku." Tiffany terus menunduk lalu terdiam.

"Ada apa ini?"

Tiffany menoleh ketika mendengar suara pria dari arah sampingnya.

"Tiffany, apa itu kau?" Tanya pria itu mendekat.

"Leeteuk Oppa." Tiffany terkejut melihat orang yang menyebut namanya.

Leeteuk yang melihat ke bawah dimana banyak barang-barang berjatuhan lalu melirik wanita di depannya dalam diam.

"Apa kau tidak dengar kata maaf nya, Nona?" Leeteuk angkat suara sambil melihat wanita itu yang sepertinya akan berteriak lagi.

"Chiihh!! aku tidak sudi memaafkannya. Dia sudah menabrak ku!!" Teriak wanita itu tak mau kalah.

"Aku berani bertaruh gaji dirinya selama lima tahun tidak cukup untuk menggantikan baju dan sepatuku yang dijatuhkannya."