***
Baik Siwon maupun Tiffany sama-sama mempercepat langkah mereka untuk sampai ke ruang rawat inap yang mereka tuju. Pikiran mereka gundah, baru saja tadi siang mereka melihat hancurnya toko bunga milik mereka dan sekarang mereka harus menerima kabar bahwa Yoona masuk rumah sakit.
Kenapa masalah selalu menimpa mereka? Tidak pernah ada habisnya. Baru selesai masalah satu muncul masalah lainnya.
"Kau di mana? Yoona masuk rumah sakit, segeralah datang...."
Sejak Jessica meneleponnya dan mengatakan perihal tentang Yoona, Siwon kalang kabut. Dirinya bahkan lupa memberitahu para sahabatnya kalau dia baik-baik saja dan sudah menemukan Tiffany. Ahhh.... seandainya saja handphonenya tidak ia matikan sejak malam ia menemukan Tiffany mungkin tidak akan seperti ini jadinya.
Bahkan Tiffany merasa semakin bersalah pada Yoona. Gadis itu, gadis yang dibentaknya tempo lalu, gadis yang menjadi pelampiasan kekesalan dan emosinya. Memang Yoona bersalah karena telah menyembunyikan masalah pelik ini tapi, baik Siwon dan Yoona bukankah mereka sama-sama menentang perjodohan ini?
Pikiran buruk terus terbesit dikepalanya saat ini, bagaimana keadaan gadis itu? Apa dia baik-baik saja? Bagaimana dengan janinnya? Apa jantungnya masih berdetak? Mereka terus mempercepat langkah mereka untuk cepat sampai di ruangan yang mereka tuju.
"Tuhan, kumohon lindungi ia dan bayinya."
Sampai saat pintu terbuka dan masuk ke dalam ruangan itu mata Tiffany langsung tertuju pada orang-orang yang ada di sana. Ada Jessica dan Taeyeon juga orangtua Yoona.
Mereka berdua masuk dan menuju ranjang di mana ada Yoona yang terbaring lemah di atasnya. Menatapnya dengan senyuman dari bibir pucatnya.
"Tiffany, Siwon Oppa." ucap Jessica.
"Apa yang sebenarnya terjadi?" Tanya Tiffany pada Taeyeon.
"Demi Tuhan! Jika saja aku tidak bertemu dengan Bibi Im di jalan tadi dan menceritakan semuanya aku pasti tidak akan tahu tentang ini." Sembur Taeyeon melirik Jessica.
"Maafkan aku, Taeng." Jessica tertunduk. Memang rencananya mereka tidak akan memberi tahu Taeyeon tentang masalah Yoona sampai kondisi wanita itu sudah lebih baik.
Ibu Yoona menangis di hadapan Yoona, wanita paruh baya itu tidak menyangka jika takdir anaknya akan seperti ini. Yoona tersenyum dan menggenggam erat tangannya.
"Jangan menangis, Bu. Kali ini aku sungguh baik-baik saja."
Meskipun Yoona sudah berusaha menenangkan sang Ibu tapi tetap saja wanita paruh baya itu tidak mau menghentikan tangisannya. Yoona menatap sang Ayah yang sedang menghela nafas panjang, lalu kemudian Tuan Im mendekat ke arah sang istri dan memegang lembut bahunya.
"Kau dengar bukan? Yoona baik-baik saja, jangan terlalu khawatir. Sudahlah jangan menangis."
"Tetap saja hikss... aku merasa bersalah. Jika perjodohan ini tidak ada dari awal mungkin anakku tidak akan seperti ini, mereka semua tidak akan seperti ini."
"Ayo kita ke taman belakang, lebih baik tenangkan pikiranmu dulu," kata Tuan Im lembut lalu kembali berucap, "Kami akan pergi keluar sebentar, kalian pasti membutuhkan waktu untuk bicara, ayo sayang."
KAMU SEDANG MEMBACA
BECAUSE [ PROSES CETAK ]
Fiksi Penggemar[ COMPLETED]✓ Sepasang kekasih yang telah menjalin hubungan lebih dari 2 tahun harus terpaksa berpisah karena beberapa alasan yang membuat mereka harus mendapatkan luka yang begitu banyak. Kisah ini menyuguhkan takdir cinta yang menyakitkan, tapi me...