23. Time Machine

1.4K 226 76
                                    

***

Hari pertengkaran hebat antara dirinya dan Tiffany masih tergiang-giang di kepalanya, padahal sudah berlalu selama 5 hari tapi kejadian itu seakan tidak mau hilang di pikirannya. Siwon masih ingat saat Yuri bertanya tentang apa yang terjadi saat dia memanggil Dokter cantik itu untuk mengobati Tiffany yang sudah tertidur dengan keringat yang membasahi wajahnya.

"Kalian bertengkar? Itu tidak baik untuk janinnya. Kau seharusnya tahu itu, Oppa. Dia tidak boleh mengalami banyak tekanan dan pikiran, itu akan berdampak buruk untuk janinnya. Kau harus lebih memperhatikannya."

Memperhatikannya? Bahkan selama satu bulan ini dirinya jarang pulang ke rumah. Siwon tahu dia mempunyai segudang kesalahan pada Tiffany, tapi dia melakukan semua itu bukan sepenuhnya untuk keinginannya sendiri. Ada hal yang mengharuskan Siwon untuk bersikap kasar pada Tiffany.

Jika Tiffany mempunyai seribu luka Siwon mempunyai beribu-ribu luka yang ia tidak sanggup untuk memikulnya seorang diri. Ini juga berat untuknya, melihat Tiffany menangis saja ia tidak sanggup. Hanya alkohol dan tempat berisik ini yang menjadi tempat untuk menghilangkan sejenak kesedihannya.

"Sudah berapa banyak yang kau minum?"

"Eohh... Teukie, kau datang?"

"Choi Siwon, apalagi yang terjadi sekarang?"

Leeteuk hampir berteriak karena suara dentuman musik yang begitu keras. Melihat Siwon yang tengah mabuk terus membuatnya merasa iba akan lelaki ini. Leeteuk duduk di samping Siwon dan mengambil gelas berisi alkohol yang tengah Siwon pegang.

"Berikan padaku..." Kata Siwon yang sudah mabuk.

"Tidak! Jangan seperti ini, Siwon-ah, kau semakin membuat hidupmu sulit."

"Ayo bangunlah, ikuti aku."

Leeteuk bangun dan membantu Siwon untuk berdiri meninggalkan meja bar dan masuk ke dalam ruangan VIP privat yang sudah Leeteuk pesan kemudian membantu Siwon duduk dan membenarkan letak dasinya. Tidak seperti di luar tadi, di ruangan ini hanya suara mereka saja yang terdengar.

"Ceritakan padaku apa yang sudah terjadi." Leeteuk membuka suara.

Wajah tampan Siwon sudah diliputi rasa penyesalan dan kesedihan. Jika saja dirinya bisa membantu membawa beban berat di punggung Siwon, Leeteuk akan dengan senang hati membantunya.

"Aku menyakitinya," balas Siwon sangat pelan. Sorot matanya seperti singa yang sedang kesakitan.

"Aku membuatnya menangis." Sorot mata tajam itu sudah hilang dan tengah menitikkan air mata.

"Kami bertengkar dan aku menyakitinya." Jelas Siwon. Seolah mengerti apa yang akan Siwon katakan, Leeteuk kembali membuka suaranya.

"Ada jalan lain yang bisa kau lalui." Kata Leeteuk tapi Siwon menggeleng.

"Tidak...! Ini satu-satunya cara."

"Kau hanya takut akan resikonya, Siwon-ah." Ucap Leeteuk lagi.

"Tidak Teukie, mereka akan menyakitinya." Siwon bahkan hampir tidak bisa mengeluarkan setiap kata yang sudah ada di ujung lidahnya.

"Jika kau jadi aku apa yang akan kau lakukan?" Siwon menatap sendu Leeteuk yang juga sedang menatapnya.

Dari dulu Siwon memang selalu bercerita pada Leeteuk tentang isi hatinya. Satupun tidak ada yang tertinggal untuk diceritakan, dan Leeteuk sudah paham betul bagaimana sifat asli Siwon. Leeteuk sadar bahwa pria ini hanya mencintai satu orang wanita, tahu besarnya cinta yang Siwon berikan untuk Tiffany.

BECAUSE [ PROSES CETAK ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang