7. Jeju Island

5.7K 601 9
                                    

.

.

.

Be Mine

.

.

.
























“Berpesta di pulau Jeju minggu depan.” Ucap Jungkook menyeringai.


Yoongi hanya tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. Jungkook menatap heran pada Yoongi yang menolak ajakannya.

“Aku tak bisa. Aku merasa tak nyaman dengan itu, Kook. Lagipula aku juga dalam pengawasan orangtuaku.” Ujar Yoongi menatap Jungkook.


“Tapi, hyung. Bagaimana jika kau kenapa-kenapa sendiri disini? Bukankah akan lebih berbahaya lagi Aku tak mau mereka mengambilmu dan menjadikanmu boneka mereka. Setidaknya setelah mereka tahu siapa dirimu.” Ucap Jungkook dengan nada berbisik.

“Justru yang berbahaya jika aku ikut denganmu, Kook. Pesata kalian tidak jauh dari minum dan perempuan kan? Bukankah kau akan lengah nantinya?” Tanya Yoongi dengan yakin. Jungkook memikirkan perkataan Yoongi baik-baik.

Benar apa yang dikatakan Yoongi. Terlalu bahaya untuk membawanya kesana. Pasti fokusnya tidak hanya ke Yoongi belum lagi jika dia mabuk dan Yoongi akan diculik atau sejenisnya. Tidak, Jungkook tidak mau memikirkannya.


“Lalu, kau akan bersekolah sendiri? Bagaimana jika terjadi apa-apa? Sama bahayanya jika aku meninggalkanmu sendiri, hyung.” Sorot mata Jungkook khawatir. Bahkan wajahnya terasa menyakitkan untuk Yoongi lihat.


“Kau tidak perlu khawatir. Aku akan mejaga diri. Aku akan meminta paman Jeon untuk mengantar jemput ku. Kau tahu kan ayahmu itu menyayangi diriku.” Ucap Yoongi dengan senyum manisnya yang membuat Jungkook lega. Setidaknya dia bisa melepas Yoongi dan bersenang-senang sebentar.


“Ah, sebelum pulang bisakah kita mampir ke kedai biasanya. Aku lapar sekali.” Ujar Yoongi dengan mempoutkan bibirnya. Jungkook yang melihatnya hanya terkekeh kemudian berjalan memasuki mobil dan menuju ke tempat dimana Yoongi inginkan.











Taehyung pulang kerumahnya dengan keadaan lelah. Badannya sangat bau bahkan bajunya kini ikut terkena banyak kotoran. Tadi sbebelum pulang murid-murid perempuan menyerbunya dan menyeretnya ke belakang sekolah. Menampari wajah Taehyung dan menyiramkan sampah ke tubuhnya. Mereka meninggalkan Taehyung sendirian disana dengan keadaan yang mengenaskan. Taehyung hanya tersenyum menatap kejadian tadi kemudian melangkahkan kaki menuju kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Taehyung sudah mengingat nama-nama yang membullynya dan murid yang sejenis dirinya.



Tangannya bergerak diangin menuliskan  nama-nama orang itu. Setidaknya sebagai pengingat bahwa mereka akan merasakan hancur pada saatnya. Taehyung keluar kamar mandi dengan perasaan leganya. Kemudian memakai pakaian casualnya tanpa kacamata. Wajahnya yang manis itu dibiarkan terlihat. Lalu keluar dari kamar sederhananya menuju sebuah tempat dimana dia berjanji bertemu dengan seseorang.





“Kau sudah datang, Tae?” Seseorang menghampiri Taehyung yang duduk di private room disebuah restoran. Taehyung yang mendengar orang itu hanya tersenyum senang. Dia sangat merindukan orang itu.


“Appa!!” Ujar Taehyung bahagia.

Sang ayah hanya tersenyum menatap anaknya yang aktif itu. Dia juga melihat kondisi Taehyung yang tidak baik-baik saja.


“Bagaimana kabarmu, Tae? Mengapa anak appa banyak luka seperti ini?” Ujar sang ayah sedih.


“Kabar baik, Appa. Ya ini ulah teman sekolah. Sama seperti yang pernah Tae lakukan pada teman disekolah sebelumnya.” Ujar Taehyung dengan santai. Seolah-olah itu bukan hal besar.


“Apakah ini sakit?” Sang ayah mengelus beberapa luka yang tercetak di sekitar leher dan pelipisnya. Taehyung menggeleng.


“Ini bahkan tidak ada apa-apanya dengan yang ku lakukan sebelumnya. Appa tahu benar bagaimana aku terkena pukulan bahkan goretan sajam ditubuhku.” Ujar Taehyung yang membuat ayahnya sedih.


“Aishh, mengapa mau mengingat hal itu, Tae? Bahkan Appa hampir membunuh mereka karena melukaimu.” Sang ayah hanya menatap Taehyung.

Saat Taehyung akan berbicara beberapa pelayan datang menghampiri mejanya untuk mengantar beberapa makanan yang sudah dipesan. Taehyung ikut membantu pelayan menyusun makanan itu dimeja. Kemudian menyerahkan makanan kepada ayahnya. Taehyung juga menyusun beberapa makanan favorit ayahnya agar ayahnya dapat menjangkau. Ayahnya hanya tersenyum melihat Taehyung seperti ini. Memperhatikan keluarganya sebelum dirinya. Mereka kemudian memakan makanan mereka.







Sedangkan ditempat lain Jeon Jungkook sedang menghadap ayahnya untuk meminta izin darinya.


“Untuk apa kau ke Jeju, Kook? Seminggu pula? Bagaimana dengan Yoongi?” Tuan Jeon menatap Jungkook yang memasang wajah acuhnya.


“Aku ingin menghabiskan liburanku dengan teman-teman, Abeoji. Aku sudah lama tidak berlibur.” Ujar Jungkook cuek. Sedangkan Tuan Jeon memandang Jungkook dengan tak percaya. Bagaimana bisa anaknya meminta izin berlibur sedangkan ini masih diwaktu sekolah.


“Ayolah, Kook. Kau tidak bisa seperti ini. Kau lebih baik mengikuti kegiatan belajarmu daripada melakukan hal tidak penting seperti ini. Yoongi pun tak ikut denganmu. Bagaimana jika orang itu melukainya?” Ucap Tuan Jeon dengan serius. Jungkook hanya menghela nafas lelah.


“Kau kan bisa menyuruh anak buahmu untuk menjaganya. Aku hanya ingin berlibur. Tidak bisakah kau turuti itu? Aku janji hanya seminggu.” Ujar Jungkook frustasi. Pasalnya malam ini juga dia sudah harus pergi ke Jeju bersama temannya.


“Tak bisa, Kook. Seminggu kedepan Abeoji ada dinas ke luar kota. Abeoji harus pergi kesana.” Jungkook menatap ayahnya.


“Aku tak peduli. Aku akan berangkat malam ini. Tolong Abeoji sampaikan permintaanku kepada kepala sekolah. Bye Abeoji.” Ucap Jungkook dan berlalu meninggalkan Tuan Jeon yang menatap kepergian Jungkook. Tuan Jeon memijat pangkal hidungnya. Kepalanya berdenyut kemudian mengambil telpon dan menelpon kepala sekolah untuk meminta izin atas Jungkook dan juga Yoongi. Mungkin Tuan Jeon akan melarang Yoongi untuk bersekolah karena tidak akan ada yang mengawasinya.












Taehyung dan Tuan Kim telah selesai makan bahkan keduanya sekarang hanya bersantai sembari memakan dessert yang disediakan. Mereka berdua juga bercengkerama dengan asyik menceritakan pengalam mereka berdua.



“Yak! Appa. Aku sudah hampir 17 tahun dan mengapa kalian baru memberikanku adik, eoh?  Aishh kau menyebalkan, Appa.” Ujar Taehyung cemberut. Tuan Kim hanya tertawa menanggapi putranya itu.


“Mianhae. Asal kau tahu rumah terasa sangat sepi tanpa dirimu, Tae. Bahkan eomma mu selalu menanyakan bagaimana kabarmu. Pulanglah nanti. Eomma merindukanmu.” Ujar sang ayah. Taehyung hanya mendengus kemudian mengangguk. Dia akan mencari waktu untuk pulang karena dirinya pun sudah merindukan eommanya.

Mereka kembali menghabiskan waktu bersama. Bercerita dengan senang hati bahkan tawa selalu menghiasi wajah mereka. Setidaknya hari ini dia merasakan hangatnya seorang ayah.



Dan jangan lupa, ucapkan selamat tinggal untuk status anak tunggal untuk Taehyung.




















Jeon Jungkook, Namjoon, Taeyong, Chanyeol, Bobby, June, dan Ravi sedang berada disebuah hotel milik keluarga Namjoon di Jeju. Mereka baru saja sampai dan langsung menuju hotel. Mereka beristirahat sebentar bahkan beberapa dari mereka sudah ada yang tertidur. Jungkook dan tiga teman lainnya sedang bercengkerama sembari membuat rencana untuk acara mereka seminggu. Mereka bahkan sudah memesan jalang-jalang kelas atas untuk memuaskan mereka nanti.




“Lebih baik kita adakan di rumah milikku yang didekat sini. Aku membelinya beberapa bulan yang lalu.” Ujar Namjoon.


“Terserah tempatnya. Aku akan mengikutinya.” Ravi dan June mengangguk mengikuti perkataan Jungkook.


“Kalau begitu besok kita jalan-jalan saja. Kita berlibur lalu selanjutnya kita akan mengadakan pesta. Aku pastikan kalian tidak akan kecewa.” Janji Namjoon. Dan mereka akhirnya tidur bersama di kamar yang telah dipesan oleh Namjoon.






Mereka hari ini pergi menuju sebuah taman wisata yang berbau erotis. Loveland. Tujuan utama mereka. Sekarang mereka sedang bersiap dan menunggu kedatangan apa yang sudah mereka pesan. Mereka berlalu menuju ke lobby hotel dengan beberapa persiapan mereka. Wajah Namjoon berubah senang mendapati 7 wanita cantik dengan pakaian yang membuat mereka tegang seketika. Pakaian mereka yang masih terlihat sopan namun tetap mempelihat lekuk tubuh mereka. Namjoon pertamakali menghampiri wanita tercantik disana. Bahkan Namjoon tanpa malu-malu langsung memeluk wanita itu.



Jungkook hanya diam saja saat seorang wanita yang cantik menghampirinya. Menggelayuti dirinya dan menggesekkan payudaranya dilengan Jungkook. Jungkook tetap diam saja tidak terlalu meladeni mereka. Entah wajah seseorang terbayang dikepalanya. Dua pria yang membuat Jungkook merasa jantungnya berdetak. Bahkan saat menatap matanya membuat Taehyung terpaku. Dua pria yang sama-sama memiliki mata indah. 





Kim Taehyung.


Nama itu yang ada dipikiran Jungkook hingga mengabaikan wanita cantik disampingnya. Nama itu pula yang membuat Jungkook berdebar-debar. Bahkan lebih berdebar dari Jieun sendiri. Wajah murid nerd itu yang membuat merasa seperti ini. Bagaimana kemarin saat Jungkook menatap matanya. Bahkan Jungkook tidak bisa berkutik.




Juga pria yang kemarin dia temui disebuah restoran. Berjalan berdua dengan sosok yang lebih tua. Kedekatan mereka sangat membuat Jungkook tak suka bahkan dia memandang pria itu dengan tatapan tajam. Jungkook bahkan mengabaikan Jieun yang jelas mengajaknya bicara.



“Hai, Kook. Mengapa wanita cantik itu kau anggurkan? Tidak lihatkah bahwa dia sedang menggodamu?” Jungkook beralih menatap wanita tadi yang sedang menunduk. Wajah wanita itu memerah karena melihat perilakunya pada Jungkook.



Siapa yang tidak tergoda olehnya?


Badannya tinggi dan memiliki eight-pack diperutnya. Wanita tadi merasakannya saat menelusuri perut Jungkook. Juga saat bersandar di dadanya terasa sangat nyaman. Dadanya bidang dengan lengan yang kekar meenbuat wanita tadi merasa sangat panas. Dan berpikir..



‘Benarkah dia anak sekolah dengan umur 16 tahun?’






Mereka sudah sampai di Loveand. Saat mereka memasuki area itu para lelaki langsung aaja mendekat kepada wanita tak terkecuali Jungkook. Sebenarnya mereka dilarang oleh petugas karena masih ada beberapa yang dibawah umur. Mengingat disini terdapat banyak patung erotis yang membuat mereka hard seketika.


Tapi semua berkat kuasa Namjoon yang meminta ayahnya untuk memberi akses masuk pada mereka. Awalnya ayahnya marah besar namun entah mengapa menjadi menurut saat Namjoon mengatakan sesuatu yang membuat ayahnya bungkam. Dan berakhirlah mereka memasuki kawasan Loveland dengan mudahnya.









Mereka asyik melihat sembari mencuri-curi kesempatan menyentuh bagian intim dari pasangan masing-masing. Bahkan tak jarang mereka juga berbuat hal lebih yang tentu saja membuat mereka semakin bergairah. Tak berselang lama mereka keluar dari rumah itu dan menuju rumah milik Namjoon.








Tentu saja untuk menuntaskan hasrat mereka.















TBC




™sef-

Be Mine | KOOKVTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang