1. Bagian Satu

529 85 28
                                    

"Ish lo ngapain sih dari tadi berisik banget. Diem kagak lu? Gua tampol lu ya" perempuan bernama Dean itu memasang wajah paling sangarnya. Ia menatap nyalang laki-laki tidak tau malu dihadapannya ini.

"SETAN!!" gadis itu mengumpat saat tiba-tiba Alkana meraupkan kedua telapak tangannya ke wajah gadis itu.

Alkana nyengir tampak tak merasa bersalah sama sekali setelah membuat gadis bernama Dean itu kesal setengah mati.

"Hehe selow dong mbaknya jangan marah-marah muluk ah, ntar cepet peot loh" sahut Alkana membuat Dean seketika melotot kearahnya.

Tak lama Alkana terkekeh melihat tingkah gadis dihadapannya ini. Pasalnya gadis itu sekarang tengah menggerakkan bibirnya, komat-kamit seperti sedang mengejek Alkana dengan menirukan omongan laki-laki itu.

"Lucu banget sih bodyguardnya calon istri gue" Alkana tersenyum sekilas lalu menepuk-nepuk bahu Dean.

"Bangsat gue dikatain bodyguard"

Saat sepasang sepatu pantopel hendak melayang kekepalanya, Alkana lantas berlari sekuat tenaga meninggalkan Dean yang tengah mencak-mencak akibat ulah laki-laki itu.

Setelah Alkana tak terlihat dibalik pintu, Kanaya menoleh kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya pelan.

Ia sungguh tak habis pikir terhadap sahabatnya itu. Kenapa ia harus mau capek-capek meladeni laki-laki macam Alkana yang otaknya tersangkut di ari-ari.

"Udah sih De buang-buang tenaga amat ladenin cowok gak jelas kayak gitu"

Dean menoleh kearah Kanaya wajahnya tampak memerah, mungkin karena terlalu kesal kepada Alkana. Setelahnya gadis itu mengangguk tanda setuju.

Tapi tak lama gadis itu berdiri seraya menggebrak meja dengan kuat membuat Kanaya dengan cepat memegang ke arah dadanya yang tiba-tiba berdetak sangat cepat.

"Heh!" Bentak Kanaya, ia reflek berteriak saking terkejutnya.

"Apaan sih lo!" Kanaya berseru lagi. Masih ingin mengomeli perempuan yang memiliki kepribadian 11/12 dengan Alkana ini.

"Sepatu gue kemana anjir?" Dean berteriak heboh.

"Tadi lo lempar kesana kan?"

Dean terdiam sejenak kemudian ia berteriak sangat kencang membuat siapa saja yang mendengarnya langsung menutup telinga, mencoba untuk melindungi gendang telinga masing-masing.

"ALKANA SETAAAAAAAAN!!"

***

"Hosh..​Hosh.. Ya Allah gue ngos-ngosan banget sumpah" Ucap Alkana setelah berhasil mengatur napasnya yang tadi sempat memburu. Ia mengusap-usapkan telapak tangannya ke dada dengan gerakan naik turun.

Setelah napasnya kembali normal Alkana melanjutkan langkahnya menuju lapangan basket.

Seperti biasa laki-laki itu akan bermain basket setelah menyempatkan diri untuk menengok pujaan hatinya, Kanaya.

Dari dulu Alkana memang sudah mencintai Kanaya tapi ia tak memiliki keberanian untuk mengungkapkan perasaannya seperti sekarang.

Dulu, ia hanya akan melewati kelas Kanaya untuk melihat apakah perempuan itu sudah berangkat atau belum kemudian ia akan pergi kelapangan basket. Tapi sekarang berbeda, ia akan berusaha sekuat tenaga untuk mendekati gadis tomboi nan sadis itu. Lihat saja Kanaya kamu akan jatuh akan pesona seorang Alkana mahendra.

Alkana memasang senyum smirknya. Sekilas saat ia tersenyum seperti itu ia terlihat mirip seperti artis remaja hollywood yang sangat digemari para remaja wanita.

"Ar abis ngapain sih lo kok ngos-ngosan gitu?" Alkana menoleh melihat siapa yang baru saja mengajaknya bicara.

Oh ternyata Andra, laki-laki berbadan gempal dengan makanan yang selalu berada ditangan kanannya itu tengah menatap Alkana dengan wajah polosnya. Sangat menggemaskan.

"Ih Andra gemess deh gue sama lo" Ucap Alkana seraya mencubit pipi kanan Andra.

"Tai lo, kebiasaan banget sih nyubit pipi gue berasa LGBT gue sama lo" Andra sewot, ia tidak pernah suka jika Alkana mencubit pipinya seperti apa yang barusan Alkana lakukan.

"Kenapa sih Andranya gue sensitif amat, lagi kedatangan tamu bulanan ya An?" Alkana kembali menggoda Andra, kali ini dengan menoel-noel pipinya.

"Sialan, diem lo"

Alkana terkekeh kemudian mengarahkan tangannya keperut buncit Andra. Ia berjongkok sedikit lalu mulai memajukan kepalanya kearah perut Andra, sedangkan si empunya perut sudah menatapnya dengan tajam. Mewanti-wanti agar Alkana tidak melakukan hal aneh, lagi.

Beberapa menit terdiam Alkana kemudian mulai mengusap perut Andra dengan lembut seraya berkata.

"Anak daddy sehat-sehat ya didalem"

Andra terdiam mencoba mencerna baik-baik arti dari perkataan Alkana barusan. Setelah seperkian detik terdiam akhirnya ia memejamkan matanya dan berteriak dengan geram.

"ALKANA SETAAAAANN"

Sudah bukan rahasia lagi jika Alkana adalah manusia paling jail yang ada di muka bumi ini.

Tidak akan ada hari yang ia lewatkan tanpa menjahili orang. Terlebih lagi Dean dan Andra. Kanaya tidak termasuk, karena biasanya laki-laki itu justru akan diam jika Kanaya sudah meliriknya tajam.

Maklum masih pendekatan, jadi apapnu maunya si cewek ya harus dituruti. Itung-itung cari muka gitu.

To be continue

Lampung, 19 juni 2018

ALKANA [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang